Avian baru saja tiba di Perusahaan. Avian yang terlihat tidak semangat menjalankan aktivitas untuk hari ini.
Avian yang bersandar pada jok mobil dengan memejamkan mata. Dia tidak tidur sama sekali. Hanya saja butuh ketenangan untuk saat itu yang memang ada yang menggangu pikirannya.
"Apa-apaan papa harus menjodohkan ku dengan wanita yang sama sekali tidak aku kenal. Mau itu anak teman papa. Tapi jika aku tidak menyukai wanita itu. Aku juga tidak ingin menikah dengan wanita yang aku tidak tahu siapa dia," batin Avian yang masih mengingat apa yang di katakan Biadama.
Avian membuka mata perlahan dan tiba-tiba tatapan mata Avian langsung di sajikan dengan wanita cantik yang sangat anggun dan begitu manis. Yura yang berdiri sekitar 5 meter dari mobil Avian yang sedang menelpon sembari tertawa-tawa yang menghadap mobil Avian.
Yura seperti wanita yang tidak punya masalah dan sangat bahagia saat di telpon tersebut. Entahlah siapa teman Yura yang berbicara. Tetapi dunia seolah milik Yura sendiri dan melihat Yura yang memiliki kebahagiaan membuat Avian tiba-tiba tersenyum penuh arti.
"Mbak Yura awas!" teriak seseorang saat membawa tumpukan kardus yang berlari dengan cepat dan menabrak Yura yang membuat Yura kaget dan terjatuh dengan terduduk.
Avian yang juga berada di dalam mobil spontan yang langsung keluar dari mobil dengan buru-buru yang melihat Yura sudah tertimpa beberapa kerdus itu.
"Ya ampun mbak Yura, maaf," pria itu langsung menyinggirkan kardus-kardus itu.
"Nggak apa-apa kok Pak," sahut Yura yang merasa baik-baik saja. Padahal tangannya sudah tertimpa dan itu cukup sakit.
"Ada apa ini?" tanya Avian yang sudah ada di sana dengan wajah terlihat cemas.
"Salah saya tuan. Saya terlalu terburu-buru," jawab pria itu dengan menundukkan kepala.
"Ini salah saya juga. Saya tidak melihat dengan baik," Yura yang juga menyalahkan dirinya.
"Lain kali kamu hati-hati dan jangan membawa barang terlalu banyak dan membuat orang celaka!" ucap Avian mengingatkan.
"Baik tuan," sahut pria itu.
"Berdirilah!" Avian mengulurkan tangannya pada Yura dengan Yura melihat tangan itu. Tapi bukannya menyambut uluran tangan itu. Yura yang berusaha untuk berdiri sendiri. Yura memang tidak mungkin bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
"Saya tidak apa-apa kok pak!" jawab Yura yang sudah berdiri dan merapikan pakaiannya. Avian yang melihat ponsel Yura jatuh langsung mengambil ponsel itu.
"Ini!" ucap Avian.
"Makasih Pak," sahut Yura dengan menunduk.
"Kalau begitu saya masuk dulu, saya minta maaf dengan kejadian ini," ucap Yura dengan menundukkan kepala yang langsung pergi.
Avian hanya terus melihat kepergian Yura dan sementara pria yang menabrak Yura yang langsung beres-beres.
Avian juga langsung meninggalkan tempat itu dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada pria itu. Dia memang spontan ingin keluar buru-buru seperti orang yang terlihat sangat khawatir.
**********
Yura keluar dari rumah sederhana yang memang selama ini menjadi tempat tinggal Yura selama di Jakarta. Rumah itu juga berada di sebrang Perusahaan yang memang khusus untuk karyawan yang membutuhkan tempat tinggal.
Yura keluar dengan menyeret koper.
"Aunty!" suara Marsha yang terdengar nyaring membuat Yura tersenyum dan langsung berjalan cepat menghampiri Marsha dan Adam yang menunggu dia sejak tadi.
"Ya ampun Marsha sampai ikut menjemput Aunty!" ucap Yura yang sangat bahagia dengan sang keponakan yang datang.
"Iya dong Aunty. Soalnya Marsha kangen sama Aunty ," sahut Marsha.
"Kita baru saja bertemu dan sekarang sudah kangen lagi," ucap Yura dengan geleng-geleng.
"Memang tidak boleh?" tanya Marsha.
"Boleh dong sayang," sahut Yura.
"Ya sudah sekarang ayo kita balik, nanti kita sampai kemalaman," sahut Adam.
"Iya kak," sahut Yura. Adam membantu Yura untuk memasukkan koper Yura ke bagasi.
"Kenapa Umi menyuruh Yura untuk pulang?" tanya Yura heran.
"Entahlah Yura. Kakak hanya di suruh menjemput kamu," jawab Adam menutup bagasi mobil.
"Ya sudah kalau begitu," sahut Yura.
Adam tersenyum dengan membuka pintu mobil. Yura dan Marsha langsung masuk kedalam mobil.
Perjalan dari Jakarta Kerumah Yura hanya 5 jam saja dan Yura yang memang di minta untuk pulang tiba-tiba tanpa tahu apa tujuan Abi yang sebenarnya karena memang tidak mengatakan apa-apa kepada Yura.
********
Kediaman Yura.
Yura tadi malam sampai tepat pukul 11.00 malam. Yura tidak langsung berbicara kepada kedua orang tuanya melainkan langsung beristirahat karena sangat lelah di perjalanan. Pagi ini Yura dan keluarganya sedang sarapan bersama seperti biasa.
"Marsha jangan kebiasaan tidak memakan sayur dan menyisihkan sayuran, ayo sayur juga harus dimakan!" tegas Nenek.
"Iya Nenek," sahut Marsha terlihat terpaksa. seperti anak pada umumnya yang memang kalau disuruh makan sayur akan merasa dunia mereka seakan runtuh.
"Marsha masih dalam pertumbuhan jadi makan sayur itu sangat bagus untuk Marsha," sahut Yura sedikit memberikan arahan.
"Iya Aunty," sahut Marsha dengan mengangguk-angguk.
Tin-tin-tin-tin-tin.
Terdengar suara klakson bus yang sangat tidak asing.
"Ya bus sudah datang. Padahal Marsha belum selesai makan," protes Marsha dengan wajah lesuh.
"Makanya Marsha kalau bangun pagi itu cepat. Tante sudah berkali-kali membangunkan dan kamu masih tetap tidur dan sekarang lihat bus-nya sudah datang," sahut Zahra.
"Tuh kamu dengar Marsha apa yang dikatakan tante Zahra," sahut Izzat.
"Sudah-sudah sekarang buruan minum dan langsung berangkat ke sekolah, kasihan teman-teman kamu yang lain sudah menunggu," sahut Aristy
"Iya Nenek!" Marsha yang langsung minum dan juga turun dari kursi dengan menyandang tasnya di punggungnya.
"Marsha berangkat ke sekolah dulu Kakek!" ucap Marsha pamit dengan mencium satu-satu punggung tangan orang-orang yang ada di meja makan itu.
"Kamu belajar yang rajin!" ucap Adam
"Iya Ayah," sahut Yura.
"Assalamualaikum semuanya!" ucap Marsha yang langsung berpamitan.
"Walaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," sahut semua dengan serentak
Mereka yang masih sarapan kembali melanjutkan sarapan mereka.
"Oh iya Zahra kamu sudah mencatat bukan untuk beberapa bahan makanan yang akan kita belanjakan hari ini?"tanya Umi pada sang menantu.
"Sudah Umi. Nanti Umi bisa cek dulu, siapa tahu masih ada yang Zahra belum tulis," jawab Zahra.
"Ya sudah nanti biar Umi cek," sahut Umi.
"Tumben sekali belanja harus memakai catatan. Apa belanjaan Umi sangat banyak?" tanya Yura.
"Khusus hari ini memang sangat banyak Yura. Karena kita akan kedatangan tamu siang ini dan Umi akan menyiapkan makan siang yang sangat banyak untuk menyambut tamu kita," jawab Aristy.
"Tamu! apa tamu special sampai harus menyiapkan makanan?" tanya Yura dengan rasa penasaran.
"Memang tamu kita hari ini sangat spesial," sahut Abi.
"Ohhhhh!" sahut Yura yang tidak menanggapi apa-apa lagi
"Oh iya Abi Kenapa tiba-tiba menyuruh Yura untuk pulang. Memang ada apa?" tanya Yura dengan rasa penasaran yang memang sejak tadi malam dia ingin bertanya, hanya saja dia masih lelah dan menunggu untuk mencari waktu yang tenang.
"Apa jangan-jangan ini berkaitan dengan tamu yang akan datang siang ini?" tebak Yura dengan menduga-duga.
"Iya Yura memang ini berkaitan dengan tamu kita hari ini. Maka dari itu kamu harus ada di rumah," jawab Abi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Perjodohan Yura masak tidak tahu kalau gitu tempe donkkk
2024-10-17
0