Episode 11. Luka Pertama.

Kata-kata yang di terima Yura membuat tubuh itu bergetar dengan wajah yang di basahi air mata. Memandang pria yang dari tatapan bola mata itu sangat jelas telah membenci dirinya.

"Apa yang kau harapkan dari pernikahan ini, kebahagiaan, keharmonisan ... malam ini malam pertama pernikahan kita. Kau berpenampilan seperti ini, sangat menggoda diriku agar terjebak kembali ke dalam rencana yang kau susun,"

"Jangan bermimpi. Aku tidak akan menyentuh wanita bekas seperti kau. Wanita yang aku tidak tahu berapa laki-laki yang sudah menjamah tubuhmu. Jadi jangan kau harapkan pernikahan ini akan sesuai dengan impian dan rencana kotor mu!" tegas Avian

Kata-kata itu semakin menusuk dengan butir air mata kembali jatuh saat mendapatkan penghinaan tanpa alasan dari Avian. Rasa sakit yang tidak pernah di dapatkan Yura sebelumnya dalam hidupnya.

"Air mata buaya!" desis Avian.

"Dalam hidupku baru pertama kali aku menemukan wanita yang munafik seperti dirimu!" tegas Avian.

"Aku tidak seperti itu. Kenapa menuduhku dan menganggapku terendah itu," suara bergetar itu baru keluar ketika sudah tidak tahan mendapatkan penghinaan itu.

"Tapi itulah kenyataannya yang sudah terlihat jelas di depan mataku!" tegas Avian.

Avian menelan salivanya yang seakan tidak tahan melihat air mata itu. Untuk mengontrol hati yang bertolak belakang dengan semua yang dia ucapkan. Avian langsung memilih pergi dari hadapan Yura.

"Jika kamu menilaiku seburuk itu. Lalu kenapa kamu mau menikah denganku?" tanya Yura yang membuat langkah Avian terhenti.

Avian mendengus kasar, "pertanyaan yang bagus. Aku menerima pernikahan ini karena ingin mengetahui rencana apalagi yang akan kamu buat dan aku ingin memberi pelajaran kepada wanita yang sudah menipu keluargaku seperti dirimu!"

"Rakina Yura Izzati yang baru saja aku nikahi tadi subuh mulai saat ini, detik ini, kau akan terjebak sendiri dalam pernikahan yang kau rencanakan. Kau akan menderita dengan pernikahan ini!" tegas Avian seolah bersumpah.

"Kau nikmati saja bagaimana kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk kita. Karena aku tidak akan sudi menyentuh wanita sepertimu!" tegas Avian yang langsung pergi.

Brukkk.

Suara pintu kamar terdengar kuat yang menunjukkan kemarahan Avian.

Suara tangis yang tersedu-sedu terdengar begitu kuat. Yura yang tidak percaya mendapatkan kata-kata sangat kasar. Yura membenamkan wajahnya dengan kedua tangannya yang menangis dengan terisak-isak yang merasakan kehancuran hati yang telah mendapatkan tuduhan yang sangat keji.

Bagai seorang wanita yang tidak pernah menangis dan sekarang menangis untuk menumpahkan apa yang dia rasakan.

Avian yang ternyata belum pergi berdiri di depan pintu kamar yang mendengar jelas suara tangis itu. Dengan wajah yang sangat dingin Avian menelan saliva dengan memejamkan mata sebentar, lalu membuka dengan menghela nafas. Dari wajah itu terlihat ada sedikit penyesalan saat berbicara seperti itu. Tetapi Avian tetap pergi dan tidak peduli pada Yura di dalam sana.

********

Malam pengantin yang seharusnya sangat indah dengan penuh keromantisan dan sekarang berbanding terbalik dengan penuh air mata. Yura yang berdiri di depan jendela dengan memeluk lengannya sembari mengusap-usap seolah menguatkan diri sendiri.

Wajah itu terlihat sangat murung dan penuh dengan kesedihan, air mata itu masih saja jatuh dan langsung dihapus. Yura merasa jika dia sedang mengalami mimpi buruk yang tidak percaya jika malam pernikahannya akan menjadi sebuah tangisan.

Dia masih mengingat bagaimana kata-kata Avian menilai dirinya begitu buruk dan bahkan tidak ada harganya sama sekali. Yura mengingat bola mata Avian yang sangat indah penuh dengan rasa jijik dan kebencian. Tidak ada yang tahu apa kesalahan yang sudah dia lakukan. Dia terus bertanya-tanya dan mengalami pergejolakkan batin.

"Ya Allah jawaban yang aku minta kepadamu telah engkau berikan. Tetapi, kenapa semua ini menjadi seperti ini. Aku tidak tahu apa yang membuat kak Avian begitu membenci diriku dan sampai menuduhkan segala sesuatu yang sama sekali tidak aku lakukan. Aku bingung ya Allah," batin Yura.

***********

Pernikahan sudah selesai, malam pertama yang tidak terjadi, acara di Mekkah berakhir dengan ibadah umroh yang sudah di lakukan bersama-sama dua keluarga.

Yura yang sekarang pulang bukan lagi ke rumah orang tuanya, buka ke kos, tetapi sudah ke rumah keluarga baru nya yaitu rumah Avian.

"Selamat datang Yura di rumah kami dan juga menjadi rumah kamu," ucap Biadama yang selalu menyambut baik sang menantu.

"Terima kasih Om," sahut Yura dengan tersenyum tipis yang tidak memperlihatkan wajah yang bahagia.

Sama dengan Avian yang sejak tadi berdiri dengan wajah datar yang terlihat begitu muak.

"Yura ada apa? kenapa Om melihat wajah kamu seperti itu. Apa ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman?" tanya Biadama.

"Tidak apa-apa kok Om," sahut Yura.

"Mas kamu itu sangat berlebihan, dia baik-baik saja sejak tadi," timpal Artika.

"Aku hanya bertanya saja. Karena aku tidak ingin orang baru di rumah kita menjadi tidak nyaman," sahut Biadama.

"Mas, Yura baru menikah, Dia anak perempuan satu-satunya di dalam keluarganya, dia baru saja diantarkan orang tuanya ke rumah kita. Jadi jelas Dia terlihat sedih yang akan berpisah dari orang tuanya," sahut Artika.

"Benar Om apa yang dikatakan tante Artika. Jika Yura hanya sedih saja," jawab Yura dengan tersenyum tipis agar orang-orang tidak terlalu mempertanyakan bagaimana dia yang memang tidak baik-baik saja.

"Ya sudah Om juga sangat berharap kamu tidak sedih lagi. Yura kamu hanya menikah dan bukan berpisah dari orang tua kamu. Kapanpun kamu mau, kamu bisa mengunjungi orang tua kamu dan mintalah pada Avian, maka Avian akan mengantarkan kamu," ucap Biadama.

"Kamu bisa melakukan semua itu Avian?" tanya Biadama memastikan.

"Iya!" jawab Avian dengan datar dan terkesan begitu terpaksa.

"Sudahlah sekarang kalian berdua istirahat, mama juga capek," sahut Artika.

Avian yang tidak banyak bicara langsung pergi begitu saja dengan membawa kopernya.

"Permisi Om!" ucap Yura yang langsung pergi.

"Aku berharap Yura dan Avian bisa menjalani rumah tangga mereka dengan baik," batin Biadama yang selalu berdoa dengan penuh harapan yang positif.

********

Yura dan Avian yang sudah berada di dalam kamar dengan Yura yang memasuki kamar dengan penuh kegugupan. Kepala Yura berkeliling melihat isi kamar Avian yang luas dan juga sangat rapi.

Memiliki tempat tidur king size dengan sofa di dalam kamar itu dan juga terlihat meja kerja yang tepat di depan jendela di samping pintu menuju rooftop. Kamar dengan desain klasik Eropa.

"Kau pintar sekali bersandiwara di depan papa. Apa maksud mu. Supaya papa menyalahkanku!" Avian yang langsung marah-marah pada Yura yang masih sibuk melihat isi kamar itu.

"Aku tidak bersandiwara dan apa yang aku katakan sampai membuat kamu marah seperti ini," sahut Yura.

"Kamu masih bertanya. Kamu sengaja mencari simpatik dari papa dengan menunjukkan wajah pura-pura mu itu hah," kesal Avian.

"Aku tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan kepadaku," sahut Yura membela diri.

"Kau memang tidak akan pernah mengakui apa yang sudah kau lakukan!" tegas Avian yang langsung pergi dari hadapan Yura menuju kamar mandi.

"Kenapa salah lagi. Aku bahkan tidak melakukan apapun," batin Yura dengan mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan yang menghela nafas yang mulai merasa lelah.

Bersambung.

Episodes
1 Episode 1 London
2 Episode 2 Melihat kembali.
3 Episode 3. Sedikit berdebat
4 Episode 4 Perjodohan.
5 Episode 5 Melihat Dia.
6 Episode 6 Yura menolak Perjodohan.
7 Episode 7 Ternyata Dia calon istriku.
8 Episode 8 Kecewa Dan Salah Paham.
9 Episode 9 Menerima Perjodohan.
10 Episode 10 Malam pertama penuh air mata.
11 Episode 11. Luka Pertama.
12 Episode 12 Pernikahan Itu kejam.
13 Episode 13 Ada kenangan indah ternyata.
14 Episode 14 Marah dan cemburu
15 Episode 15 Yura Bisa Melawan.
16 Episode 16 Ternyata.
17 Episode 17 Di lihat orang tua.
18 Episode 18 Menutupi Aib Suami.
19 Episode 19 Perhatian.
20 Episode 20 Tidak bisa berkutik dengan Ancaman Yura.
21 Episode 21. Aku ingin menikah lagi
22 Episode 22 Yura tidak lemah.
23 Episode 24 Kenapa Harus Cemburu.
24 Episode 24 Hal Spontan.
25 Episode 25 Harus menegur.
26 Episode 26 Yura sakit.
27 Episode 27 Perhatian Itu Datang Sendiri
28 Episode 27 Lagi-lagi perhatian.
29 Episode 29 Menjenguk Istri.
30 Episode 30 Hanya Ini Cara.
31 Episode 31 Situasi Menegangkan.
32 Episode 32 Tegas
33 Episode 35 di lihat orang tua.
34 Episode 34 Keputusan Yura
35 Episode 35 Avian diam dan tidak berkutik.
36 Episode 36 Mengetahui Sedikit kebenaran.
37 Episode 37 Gugatan Dari Yura.
38 Episode 38 Tatapan Dalam.
39 Episode 39 Ungkapan Perasaan.
40 Episode 40 Malah Semakin Sweet.
41 Episode 41 Avian dan Yura.
42 Episode 42 Moment bersama.
43 Episode 43 Mengetahui kebenaran yang ada.
44 Episode 44 Kecanggungan.
45 Episode 55 Kenapa Sulit Sekali.
46 Episode 47 Yura Tetap Pada Keputusannya.
47 Episode 48 Nafas Buatan Di Depan Umum.
48 Episode 48 Kecanggungan Suami Istri
49 Episode 49 Kekecewaan.
50 Episode 50 Kecelakaan.
51 Episode 51 Avian Dan Yura Malam Itu
52 Episode 52 Nggak Jadi Deh.
53 Episode 53 Berlutut Di Hadapan Mu.
54 Episode 54 Kita Sama-Sama Memperbaiki.
55 Episode 55 Syira kebakaran jenggot.
56 Episode 56. Suami Melakukan Semuanya.
57 Episode 57 Kakak Ipar Kenapa seperti Itu.
58 Episode 58 Untung Ada Avian.
59 Episode 59 Menegaskan Pernikahan Kepada Semua Orang.
60 Episode 60 Penjelasan Avian.
61 Episode 61 Godaan Suami.
62 Episode 62 Di tinggal
63 Episode 63 Gagal Deh
64 Episode 64 Romantisnya suami istri.
65 Episode 65 Menumpang.
66 Episode 66 Kecemburuan Zahra.
67 Episode Rencana Syira.
68 Episode 68 Kejutan Yang Di Berikan Syira.
69 Episode 69 Avian Sadar.
70 Episode 70 Pembuktian.
71 Episode 71 Untuk Syira.
72 Episode 72 Bukti Yang Jelas.
73 Episode 73 Janji
74 Episode 74 Avian dan Yura Di Mobil
75 Episode 75 Suami Istri Lagi Main Air
76 Episode 76 Akhirnya terjadi juga.
77 Episode 77 Masih Romantis.
78 Episode 78 Ada Pendekatan.
79 Episode 79 Ketidak mampuan.
80 Episode 80 Tiba-tiba.
81 Episode 81 Hal Menegangkan.
82 Episode 82 Tidak Bisa menerima
83 Episode 83 Penegasan
84 Episode 82 Hadiah.
85 Episode 83 Kabar Bahagia.
86 Episode 86 Tersinggung
87 Episode 87 Jangan Dengki.
88 Episode 88 Lamaran.
89 Episode 89 Keputusan.
90 Episode 90 Rencana Jahat.
91 Episode 91 Pengaruh.
92 Episode 92 Persaingan.
93 Episode 93 Ada Rencana
94 Episode 94 Ulah Syira
95 Episode 95 Keputusan.
96 Episode 96 Saling percaya.
97 Episode 97 Kata-kata yang pas.
98 Episode 98 Saling Romantis.
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103 Berbaikan.
104 Episode 104 Peringatan
105 Episode 105 Ada Saja.
106 Episode 106 Sah.
107 Episode 107 Permintaan Aneh.
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110 Rekomendasi Ada Tujuan
111 Episode 111 Persidangan.
112 Episode 112 Hampi Ketahuan
113 Episode 113 Rasa kecewa.
114 Episode 114 Pertengkaran Hebat.
115 Episode 115 Dingin.
116 Episode 116 Pergi.
117 Episode 117 Sama-sama sakit
118 Episode 118 Pencerahan.
119 Episode 119 Datang.
120 Episode 120 Kebenaran.
121 Episode 121 Penjelasan.
122 Episode 122 Dinginnya Yura
123 Episode 123 Akhirnya terbongkar.
124 Episode 123 Kecewa.
125 Episode 125 Masih Tetap.
126 Episode 126 Hampir Saja
127 Episode 127 Tidak Bisa Mengelak.
128 Episode 128 Kapok Kau Zahra.
129 Episode 129 Zahra yang egois.
130 Episode 130 Bikin Schok.
131 Episode 131 Sakit Jiwa
132 Episode 132 Perasaan Yang Terungkap.
133 Episode 133 Sama-sama Bersalah
134 Episode 134 Insiden.
135 Episode 135 Tidak Mungkin.
136 Episode 136 Apa Ini Nyata?
137 Episode 137 Harapan Yang Justru Menakutkan.
138 Episode 138 Sadar.
139 Episode 139 Keputusan
140 Episode 140 Ternyata Ada Pada Dia.
141 Episode 141 Pelaku Sebenarnya.
142 Episode 42 Avian dan Yura.
143 Episode 143
144 Episode 144 Ada Saja
145 Episode 145 Buronan.
146 Bab 146 Tidak Ada Tempat.
147 Episode 148 Pelecehan
148 Episode 147 Bimbang
149 Episode 59 Ungkapan.
150 Episode 150 Permintaan.
151 Episode 151 Kesempatan
152 Episode 152 Keputusan yang baik
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155 Tindakan
156 Episode 156 Kepo
157 Episode 157 Jahil.
158 Episode 158 Kebersamaan.
159 Episode 159 Menggoda.
160 Episode 160 Hilang
161 Episode 161 Ternyata Dia
162 Episode 162
163 Episode 163 Hadiah untuk istri.
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167 Labrakan.
168 Episode 168 Ribut
169 Episode 169
170 Episode 170 Permintaan maaf.
171 Episode 171
172 Episode 172 Jebakan
173 Episode 173 Panas
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176 Toxic.
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190.
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 194
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Episode 203
204 Episode 204
205 Episode 205
206 Episode 206
207 Episode 207
208 Episode 208
209 Episode 209
210 Episode 210
211 Episode 211
212 Episode 211
213 Episode 213
214 Episode 214
215 Episode 215
216 Bab 216
217 Episode 217
218 Episode 218
219 Episode 219
220 Episode 220
221 Episode 221
222 Episode 222
223 Episode 223
224 Episode 224
225 Episode 225
226 Episode 226
227 Episode 227
228 Episode 228
229 Episode 229
230 Episode 230
231 Episode 231
232 Episode 232
233 Episode 233
234 Episode 235
235 Episode 235
236 Episode 236
237 Episode 237
238 Episode 238 Tammat.
239 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 239 Episodes

1
Episode 1 London
2
Episode 2 Melihat kembali.
3
Episode 3. Sedikit berdebat
4
Episode 4 Perjodohan.
5
Episode 5 Melihat Dia.
6
Episode 6 Yura menolak Perjodohan.
7
Episode 7 Ternyata Dia calon istriku.
8
Episode 8 Kecewa Dan Salah Paham.
9
Episode 9 Menerima Perjodohan.
10
Episode 10 Malam pertama penuh air mata.
11
Episode 11. Luka Pertama.
12
Episode 12 Pernikahan Itu kejam.
13
Episode 13 Ada kenangan indah ternyata.
14
Episode 14 Marah dan cemburu
15
Episode 15 Yura Bisa Melawan.
16
Episode 16 Ternyata.
17
Episode 17 Di lihat orang tua.
18
Episode 18 Menutupi Aib Suami.
19
Episode 19 Perhatian.
20
Episode 20 Tidak bisa berkutik dengan Ancaman Yura.
21
Episode 21. Aku ingin menikah lagi
22
Episode 22 Yura tidak lemah.
23
Episode 24 Kenapa Harus Cemburu.
24
Episode 24 Hal Spontan.
25
Episode 25 Harus menegur.
26
Episode 26 Yura sakit.
27
Episode 27 Perhatian Itu Datang Sendiri
28
Episode 27 Lagi-lagi perhatian.
29
Episode 29 Menjenguk Istri.
30
Episode 30 Hanya Ini Cara.
31
Episode 31 Situasi Menegangkan.
32
Episode 32 Tegas
33
Episode 35 di lihat orang tua.
34
Episode 34 Keputusan Yura
35
Episode 35 Avian diam dan tidak berkutik.
36
Episode 36 Mengetahui Sedikit kebenaran.
37
Episode 37 Gugatan Dari Yura.
38
Episode 38 Tatapan Dalam.
39
Episode 39 Ungkapan Perasaan.
40
Episode 40 Malah Semakin Sweet.
41
Episode 41 Avian dan Yura.
42
Episode 42 Moment bersama.
43
Episode 43 Mengetahui kebenaran yang ada.
44
Episode 44 Kecanggungan.
45
Episode 55 Kenapa Sulit Sekali.
46
Episode 47 Yura Tetap Pada Keputusannya.
47
Episode 48 Nafas Buatan Di Depan Umum.
48
Episode 48 Kecanggungan Suami Istri
49
Episode 49 Kekecewaan.
50
Episode 50 Kecelakaan.
51
Episode 51 Avian Dan Yura Malam Itu
52
Episode 52 Nggak Jadi Deh.
53
Episode 53 Berlutut Di Hadapan Mu.
54
Episode 54 Kita Sama-Sama Memperbaiki.
55
Episode 55 Syira kebakaran jenggot.
56
Episode 56. Suami Melakukan Semuanya.
57
Episode 57 Kakak Ipar Kenapa seperti Itu.
58
Episode 58 Untung Ada Avian.
59
Episode 59 Menegaskan Pernikahan Kepada Semua Orang.
60
Episode 60 Penjelasan Avian.
61
Episode 61 Godaan Suami.
62
Episode 62 Di tinggal
63
Episode 63 Gagal Deh
64
Episode 64 Romantisnya suami istri.
65
Episode 65 Menumpang.
66
Episode 66 Kecemburuan Zahra.
67
Episode Rencana Syira.
68
Episode 68 Kejutan Yang Di Berikan Syira.
69
Episode 69 Avian Sadar.
70
Episode 70 Pembuktian.
71
Episode 71 Untuk Syira.
72
Episode 72 Bukti Yang Jelas.
73
Episode 73 Janji
74
Episode 74 Avian dan Yura Di Mobil
75
Episode 75 Suami Istri Lagi Main Air
76
Episode 76 Akhirnya terjadi juga.
77
Episode 77 Masih Romantis.
78
Episode 78 Ada Pendekatan.
79
Episode 79 Ketidak mampuan.
80
Episode 80 Tiba-tiba.
81
Episode 81 Hal Menegangkan.
82
Episode 82 Tidak Bisa menerima
83
Episode 83 Penegasan
84
Episode 82 Hadiah.
85
Episode 83 Kabar Bahagia.
86
Episode 86 Tersinggung
87
Episode 87 Jangan Dengki.
88
Episode 88 Lamaran.
89
Episode 89 Keputusan.
90
Episode 90 Rencana Jahat.
91
Episode 91 Pengaruh.
92
Episode 92 Persaingan.
93
Episode 93 Ada Rencana
94
Episode 94 Ulah Syira
95
Episode 95 Keputusan.
96
Episode 96 Saling percaya.
97
Episode 97 Kata-kata yang pas.
98
Episode 98 Saling Romantis.
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103 Berbaikan.
104
Episode 104 Peringatan
105
Episode 105 Ada Saja.
106
Episode 106 Sah.
107
Episode 107 Permintaan Aneh.
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110 Rekomendasi Ada Tujuan
111
Episode 111 Persidangan.
112
Episode 112 Hampi Ketahuan
113
Episode 113 Rasa kecewa.
114
Episode 114 Pertengkaran Hebat.
115
Episode 115 Dingin.
116
Episode 116 Pergi.
117
Episode 117 Sama-sama sakit
118
Episode 118 Pencerahan.
119
Episode 119 Datang.
120
Episode 120 Kebenaran.
121
Episode 121 Penjelasan.
122
Episode 122 Dinginnya Yura
123
Episode 123 Akhirnya terbongkar.
124
Episode 123 Kecewa.
125
Episode 125 Masih Tetap.
126
Episode 126 Hampir Saja
127
Episode 127 Tidak Bisa Mengelak.
128
Episode 128 Kapok Kau Zahra.
129
Episode 129 Zahra yang egois.
130
Episode 130 Bikin Schok.
131
Episode 131 Sakit Jiwa
132
Episode 132 Perasaan Yang Terungkap.
133
Episode 133 Sama-sama Bersalah
134
Episode 134 Insiden.
135
Episode 135 Tidak Mungkin.
136
Episode 136 Apa Ini Nyata?
137
Episode 137 Harapan Yang Justru Menakutkan.
138
Episode 138 Sadar.
139
Episode 139 Keputusan
140
Episode 140 Ternyata Ada Pada Dia.
141
Episode 141 Pelaku Sebenarnya.
142
Episode 42 Avian dan Yura.
143
Episode 143
144
Episode 144 Ada Saja
145
Episode 145 Buronan.
146
Bab 146 Tidak Ada Tempat.
147
Episode 148 Pelecehan
148
Episode 147 Bimbang
149
Episode 59 Ungkapan.
150
Episode 150 Permintaan.
151
Episode 151 Kesempatan
152
Episode 152 Keputusan yang baik
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155 Tindakan
156
Episode 156 Kepo
157
Episode 157 Jahil.
158
Episode 158 Kebersamaan.
159
Episode 159 Menggoda.
160
Episode 160 Hilang
161
Episode 161 Ternyata Dia
162
Episode 162
163
Episode 163 Hadiah untuk istri.
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167 Labrakan.
168
Episode 168 Ribut
169
Episode 169
170
Episode 170 Permintaan maaf.
171
Episode 171
172
Episode 172 Jebakan
173
Episode 173 Panas
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176 Toxic.
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190.
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 194
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Episode 203
204
Episode 204
205
Episode 205
206
Episode 206
207
Episode 207
208
Episode 208
209
Episode 209
210
Episode 210
211
Episode 211
212
Episode 211
213
Episode 213
214
Episode 214
215
Episode 215
216
Bab 216
217
Episode 217
218
Episode 218
219
Episode 219
220
Episode 220
221
Episode 221
222
Episode 222
223
Episode 223
224
Episode 224
225
Episode 225
226
Episode 226
227
Episode 227
228
Episode 228
229
Episode 229
230
Episode 230
231
Episode 231
232
Episode 232
233
Episode 233
234
Episode 235
235
Episode 235
236
Episode 236
237
Episode 237
238
Episode 238 Tammat.
239
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!