Lidya mulai terisak,air matanya mengalir deras. Rasa sakit hati,takut,sedih bergabung menjadi satu, tubuh Lidya gemetar akan perlakuan Luckas. Luckas menghentikan ciumannya, dia memeluk erat tubuh mungil Lidya. Lidya yang lemas hanya mampu menangis, tenaganya seakan terkuras habis semuanya.
"ma..maafkan aku, Lidya. Aku terlalu marah melihat kalian berdua, aku bahkan tidak berani membayangkan apa yang terjadi jika aku tidak berada disana" bisik Luckas sambil memeluk Lidya.
Lidya tidak mampu berkata apa-apa, Lidya membisu..lidahnya terasa kelu untuk berkata-kata.
Luckas merasakan tubuh Lidya yang gemetar hebat, Luckas ingin mengutuk dirinya sendiri karena membuat Lidya begitu ketakutan. Luckas tidak menyangka rasa cemburunya sungguh mampu membakarnya penuh amarah hingga berbuat nekad seperti ini "sungguh..maafkan aku.. Aku-" Luckas tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Luckas tidak tahu apa yang terjadi antara Lidya dan Rico, dia hanya melihat Rico mencium Lidya, dan ciuman itu terlihat begitu mesra di mata Luckas,sehingga membuatnya terbakar api cemburu. Luckas mengira Lidya telah kembali pada Rico.
Luckas melepaskan jasnya dan menutup tubuh Lidya. Baju Lidya yang sudah berubah menjadi potongan kain sangat tidak mungkin diselamatkan lagi, Lidya hanya sanggup menerima jas Luckas yang satu-satunya bisa dia andalkan untuk menutupi tubuhnya. "Aku akan mengantarmu pulang. Tidak mungkin kamu dapat melanjutkan pekerjaanmu dengan pakaian seperti ini" sahut Luckas dengan suara parau. Hatinya terasa perih.
Lidya hanya menuruti Luckas karena dia tahu kondisinya sekarang yang tidak bisa menolak perkataan Luckas. Luckas menelepon seketarisnya untuk memberitahukan izin kerja Lidya pada Rainy.
Luckas membawa Lidya keluar melalui jalan khusus yang biasanya hanya dipakai oleh tamu VVIP ataupun pimpinan hotel Ryans saja. Luckas tidak ingin orang-orang melihat penampilan Lidya yang berantakan. Lidya masuk kedalam mobil Luckas.
Sepanjang perjalanan Luckas hanya membisu,begitu juga Lidya. Tidak satupun dari mereka berdua yang memulai pembicaraan. Sesampai di depan apartemen Lidya "jasmu akan ku kembalikan setelah ku cuci nanti" sahut Lidya, tapi Luckas hanya membisu tidak menjawab Lidya bahkan tidak melihat kearah Lidya. Lidya melangkah turun dari mobil Luckas. Baru saja Lidya menutup pintu mobil,Luckas sudah mengendarai mobilnya begitu kencang meninggalkan Lidya yang mematung.
---------
Malam harinya di Bar Kingdom, salah satu bar termewah di Washington..
Luckas duduk sendiri meneguk minuman keras yang ada didepannya. Tidak tahu sudah berapa gelas yang dihabiskan Luckas malam itu,tapi Luckas tidak kunjung mabuk. Saat menjelang tengah malam,Luckas menelepon Edward yang baru saja tiba di Washington.
"Temui aku di Kingdom".
Tentu perintah Luckas membuat Edward terkejut 'Kingdom?? Sangat tidak mungkin tuan minum-minum' , Edward tahu Luckas bukanlah tipe orang yang suka mabuk-mabukan. Edward menghela nafas 'ada masalah apa yang sedang dihadapi tuan?'
Edward masuk kedalam taksi yang sedang kosong "ke Kingdom".
-------
Seorang perempuan mendekati Luckas yang sendirian,
"halo..boleh saya duduk disini?"
Luckas menatap kearah wanita yang memakai baju hitam yang hampir menunjukan payudaranya yang besar. Luckas mengangkat kedua bahunya "whatever!!"
Wanita tersebut tentu mengenal siapa Luckas, dan dia tahu tentu tidak mungkin ada Luckas yang lain yang mampu berada di bar yang sangat mewah ini. Wanita itu mendekati Luckas "anda Luckas Ryans,bukan?"
Luckas tidak menjawab wanita itu, dia paling benci jika wanita yang terlihat seperti menjajakan tubuhnya, mencoba mendekatinya.
Wanita tersebut mencoba memegang tangan Luckas, tapi Edward yang baru tiba,segera menepis tangan wanita itu. Dia tahu hal buruk mungkin akan menimpa wanita itu jika dia tidak segera menepis tangannya. Edward sangat tahu,Luckas sangat jijik dengan wanita yang tipe seperti itu.
"saya sudah tiba,tuan.." sahut Edward.
Luckas mengangguk dan berjalan meninggalkan wanita yang terlihat kesal karena kedatangan Edward yang mengganggunya mendekati Luckas Ryans.
Luckas masuk kedalam mobil sambil menutup kedua matanya "jam berapa kamu tiba?"
"Baru saja,tuan" jawab Edward sambil menyalakan mobil milik Luckas.
"antar aku pulang.." Edward hanya mengangguk tanpa berani bertanya apapun pada Luckas.
--------
Sejak kejadian itu, Luckas terlihat menjauh dari Lidya bahkan menghindari Lidya. Lidya bingung dengan sikap Luckas yang tiba-tiba berubah menjadi dingin seperti itu. Setiap malam,Lidya memandang handphonenya berharap ada pesan atau telepon dari Luckas..tapi semua sia-sia. Lidya sedih atas perubahan sikap Luckas 'aku yang seharusnya marah,Luckas..tapi mengapa terbalik, kamu yang seakan marah padaku..' .
Suatu hari, Lidya pulang kerja dengan wajah yang lesu karena memikirkan Luckas. Rico tiba-tiba muncul dihadapannya.
"Halo,sayang..." sapa Rico.
Lidya menatap Rico dengan penuh kebencian "apa yang kamu lakukan disini??"
"tentu menjemput kekasihku" sahut Rico santai.
Lidya tersenyum sinis "siapa yang kekasihmu??!!! Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun,Rico!!"
"Lidya,kita bahkan tidak pernah putus secara resmi"
"Resmi??? apa perlu aku mengabari seluruh dunia tentang perselingkuhanmu baru kamu merasakan kita telah berpisah secara "resmi" "? sindir Lidya.
"Lidya..aku sudah meminta maaf padamu..aku hanya main-main pada wanita itu. Kumohon..kita mulai dari awal..please?" pinta Rico.
Lidya menghela nafasnya yang begitu berat, kepalanya terasa berat akan masalah kedua pria ini "Look..Rico..aku..sudah tidak mencintaimu lagi! Kumohon hentikan semua ini!!"
Rico terkekeh "kamu bercanda.."
Lidya menatapnya dengan serius "aku sangat serius!!! Sayang sekali Rico.. aku telah mencintai pria lain.. Walaupun aku tidak memiliki pria lain, tetap sangat tidak mungkin aku kembali padamu!!"
Rico terdiam mendengar perkataan Lidya yang begitu tegas, "mengapa kamu begitu cepat melupakanku,Lidya?"
Lidya tertawa sinis "aku?? lihatlah...sekarang kamu bahkan menyalahkanku!! kamu bahkan lebih ******** dariku,Rico..Kamulah bermain-main dibelakangku saat status kita masih pacaran!!"
Dan tanpa mereka berdua sadari,ada sepasang mata yang tengah mengawasi mereka berdua.
------
di apartemen Luckas,
Luckas duduk sendirian di sofanya yang besar sambil meneguk minuman keras yang ada ditangannya. Pemandangan Rico dan Lidya yang tadi dilihatnya membuatnya semakin merasakan perih di hatinya. Dia tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan,yang dia tau jika Lidya telah kembali ke kekasih lamanya,Rico.
'Aku kalah... kamu menang,Lidya..kamu berhasil menghancurkan hatiku hingga menjadi serpihan..'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Massunamiyatha
salah paham......thor selesaikan 😄😄😄😄
2021-01-05
3
MaiiDavi
miskom anjer
2020-12-09
1
Wati Mariyati
Luckas.... jgn negatif thinking dlu, Lydia tdk spti yg kmu pikirkan. 😯😕
2020-12-03
1