Keesokan paginya..
Lidya memandang wajahnya di cermin, matanya terlihat sangat bengkak efek dari menangis semalaman. Lidya tertawa bodoh "good job for you,Rico!!! ******** kamu!!" maki Lidya pelan. Dengan langkah yang terasa berat, Lidya melangkah ke kamar mandinya yang mini. Lidya berharap dengan mandi dapat membantunya lebih tenang.
Selesai mandi,Lidya berjalan keluar dan mengambil handphone yang dari semalam tidak dihiraukannya.
Lima panggilan tak terjawab dan puluhan chattingan masuk menunggu pemilik handphone tersebut melihatnya. Lidya kembali tertawa 'dan..terlihat sekali kamu tidak mengkhawatirkanku!!!'
Lidya membuka chattingan yang menumpuk dan tentunya semua dari Rico.
"Lidya.. "
"Beib"
"I can explain it"
"pleaseee"
"Lidya"
"kamu dimana?"
"besok aku ke kost kamu"
"biar aku jelasin"
"Lidyaa?"
"please, beib.. "
"call aku kalo kamu uda di kost"
"lid?? "
"ok.. I think you need time"
"good night beib"
"see you tomorrow"
Marah,kesal,jengkel,sedih bercampur aduk dalam dirinya. Lidya mengambil kopernya dan mengisi dengan baju-baju dan barang-barang pentingnya. Lidya menarik kopernya dan melangkah keluar dari kostnya. "okay..thank you for everything" sahut Lidya sambil menatap sekeliling kost kecilnya yang telah menemaninya selama lima tahun.
----------
Seminggu kemudian..
Lidya terlihat rapi dan cantik dengan blouse putih dan rok hitamnya. Rambut panjangnya di ikat rapi menambah kesan profesional pada dirinya yang cantik. Lidya tidak hanya terlihat cantik tapi juga elegan. Lidya memandang dirinya sendiri di cermin "okay,Lidya!!! SEMANGAT!!!!" sahut Lidya seakan menyemangati dirinya sendiri melalui cermin.
Lidya berjalan keluar dari apartemen kecilnya. Sejak putus dengan Rico,Lidya memutuskan untuk pindah dari kostnya. Lidya memilih tempat tinggal yang lebih dekat dengan pekerjaannya sekarang. Dan sebuah apartemen kecil menarik perhatiannya,walau harganya sedikit mahal dibandingkan kostnya tapi Lidya merasa sebanding dengan fasilitas yang dia dapatkan. Walau kecil,tapi Lidya memiliki dapur kecil yang sungguh membantunya. Apartemennya hanya memiliki satu kamar tidur,satu kamar mandi,walau kecil tapi Lidya memiliki ruang tamu minimalis dan tentu tidak lupa,dapur!
Lidya berjalan menuju hotel Ryans,tempat dimana dia akan bekerja. Sesekali Lidya bersenandung kecil,menikmati harinya yang terlihat indah hari ini.
Lidya berdiri menatap hotel yang didepannya, Hotel Ryans. Salah satu hotel bintang lima yang sudah memiliki cabang di berbagai negara. Dan Lidya tau jika sekarang hotel Ryans telah di lanjutkan oleh anak pemilik sekaligus pewaris tunggal yaitu Luckas Ryans.
Lidya berlari saat melihat pintu lift yang hampir menutup sempurna "ah... tunggu....tunggu..". Dan untungnya,seseorang yang berada didalam lift menahan pintu lift itu karena mendengar suara Lidya. Dengan suara yang tersenggal,Lidya berterima kasih pada orang yang telah membantunya dan pria tersebut hanya membalas dengan senyuman. Nafas Lidya tercekat melihat sosok pria yang sedang dilihatnya, pria tersebut begitu tampan dan penuh karisma yang cukup melelehkan hati semua wanita. Lidya segera memalingkan wajahnya, dia takut wajahnya akan memerah jika tidak segera memalingkan wajahnya. 'Bagaimana mungkin ada pria yang begitu sempurna'.
Lidya berjalan sambil menekan pipinya yang panas karena pria yang dijumpainya tadi, 'okay.. wake up,Lidya..you must work hard!!!' sahut Lidya dalam hati seakan mengingatkan dirinya. Lidya berjalan masuk kedalam kantornya. Lidya bekerja sebagi Guest service,yang dimana mereka harus melayani tamu terutama tamu penting, dan biasanya mereka bertugas mengurus keperluan tamu yang meminta service seperti mencarikan supir,mobil,tiket,dan sebagainya. Disini Lidya dan rekan kerjanya harus sabar dan tetap profesional terhadap apapun tipe tamu yang mereka hadapi, dan jika mereka beruntung..maka mereka bisa menjadi favorit tersendiri bagi tamu tersebut dan tentunya mendapatkan tips yang tidak sedikit.
Menjelang istirahat siang, terlihat dua orang wanita yang berjalan mendekatinya.
"Halo.. Lidya" sapa wanita yang berambut pirang tersebut,dan dibelakangnya terlihat wanita yang bertubuh mungil seperti wanita asia "Gimana pekerjaannya?? seru??" lanjut wanita yang berambut pirang itu.
Lidya mengangguk "banget!! aku sangat menikmatinya.."
"kalau ada yang mau ditanyain,jangan ragu tanya ke kami ya" sahut wanita tersebut.
"terima kasih mmmm...ngomong-ngomong saya belum tau nama.." sahut Lidya.
"ah..lihatlah..kami sampai lupa memperkenalkan diri kami..saya Pretina dan ini.."
"saya Gina" lanjut wanita yang dibelakang Pretina.
Lidya tersenyum "senang sekali saya sekarang telah memiliki teman disini"
Pretina tertawa "tenang saja..kami bukan rekan kerja yang 'killer' "
Mereka bertiga tertawa bersama, Pretina mengajak Lidya makan siang bersama-sama di kafeteria yang telah tersedia untuk karyawan, tentu Lidya tidak menolaknya.
~~
curcol author:
enjoy it guys?? jangan lupa lovenya ya❤️
dan saya akan ada uploadan baru setiap harinya..so,stay tuned💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Wati Mariyati
Semangaaat kerja'a... Lydia. 😘😘
2020-12-03
2
💞🎗Yannie🎗💞
👍👍👍👍👍
2020-11-29
1
Mudiarna Yupz
asik jg cerita ny
2020-11-25
3