Bangun tidur, Reno terlihat terkejut karena hari sudah menjelang senja. Baru kali ini dia bisa tidur siang dengan nyenyak, padahal sebelum - sebelumnya dia tidak pernah tidur siang sampai lama.
Setelah bangun, dia lalu duduk di ranjang tempat tidurnya untuk mengembalikan kesadarannya. Dia terduduk beberapa saat sampai akhirnya dia teringat dengan HP nya. Lalu kepalanya celingukan mencari benda pipih itu, dan dia baru teringat kalau benda itu disimpan di dalam tas yang tadi dia bawa ke pengadilan.
Gegas dia cari ke dalam tas tersebut dan benar saja kalau HP nya masih mati. Lalu dia segera menyalakannya. Selang beberapa menit munculah pemberitahuan yang banyak sekali telepon masuk tak terjawab. Saat dicek ternyata panggilan dari kantor. Dia sempat merasa heran karena tidak biasanya sekretarisnya akan menelepon sebanyak ini kalau tidak ada yang penting. Tapi saat ini tentu saja sudah jam pulang kantor sehingga percuma saja menghubungi balik. Tapi matanya menangkap sebuah pesan yang dikirim oleh sekretarisnya. Dia buru - buru membuka pesan tersebut. Dan saat tahu isi pesannya dia sangat gelisah. Mendadak keringat dingin mulai keluar. Bagaimana dia bisa lupa dengan laporan penting itu.
Belakangan masalahnya dengan Ayu memang sempat membuyarkan konsentrasinya saat bekerja. Di kantor dia lebih sering melamun dan tampak lesu. Dia lebih sering memikirkan nasib rumah tangganya daripada pekerjaanya. Selain itu dia juga dipusingkan dengan mengurus rumah sendirian selama Ayu tidak ada. Hingga dia lupa kalau ada laporan penting yang harus segera dia kerjakan. Dengan masih merasa gugup dia menelepon sekretarisnya untuk memastikan.
""Hallo."
"Hallo Fera, bagaimana kondisi di kantor tadi?"
"Bapak kemana saja seharian, aku telpon sampai berkali - kali tapi tidak bisa. Tadi pak Agung marah sekali, karena investor yang akan bekerja sama dengan kita membatalkan kerjasamanya, karena kita dinilai tidak siap dan cenderung meremehkan mereka sehingga tidak ada persiapan sama sekali tadi saat pertemuan."
Lutut Reno semakin terasa lemas mendengar penjelasan sekretarisnya.
"Lalu bagaimana situasinya sekarang?"
"Dari tadi pak Agung selalu menanyakan bapak, bahkan tadi aku disuruh hanya menelepon bapak seharian. Tapi HP pak Reno tidak pernah aktif."
"Maaf Fer, tadi aku lupa kalau mematikan HP ku. Sampai rumah langsung ketiduran sampai sekarang baru bangun dan aku baru ingat tadi kalau aku mematikan HP seharian."
"Tapi bagaimana pak Reno bisa lupa dengan laporan penting itu?"
"Belakangan ini aku banyak masalah di rumah Fer, rumah tanggaku sedang tidak baik - baik saja sehingga aku kurang konsentrasi dalam bekerja. Sampai aku lupa kalau kemarin ada pertemuan dengan pihak investor. Padahal aku tahu kalau pak Agung sangat mengharapkan kerjasama ini terjadi.
"Makanya tadi pak Agung terlihat sangat marah."
"Aku pasti kena masalah besok."
"Besok pagi pak Agung menyuruh pak Reno untuk menghadap ke ruangnya. Jangan sampai lupa lagi ya pak, takutnya pak Agung akan semakin marah."
"Baiklah, besok aku akan langsung menemui pak Agung di kantor. Ya sudah aku tutup dulu telponnya. Terima kasih sudah memberikan informasi padaku."
"baiklah pak."
Setelah itu Reno mematikan HP nya dan menyandarkan kembali punggungnya ke ranjang. Dia berfikir bagaimana berhadapan dengan pak Agung besok. Selama ini pak Agung terkenal tegas dan juga keras. Dia tidak akan memaafkan orang yang telah membuat kesalahan dengan mudah.
Saat masih termenung sendirian terdengar ketukan pintu dari arah depan.
"Reno, Ren, buka pintunya Ren."
Reno yang mengenal suara itu segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera keluar untuk membuka pintu. Terlihat Bu Retno berdiri di depan pintu sambil membawa rantang makanan.
"Kamu seharian kemana saja sih Ren. Ibu tungguin gak datang - datang. Ibu merasa cemas karena tadi pagi bukankah kamu pamit ke pengadilan agama untuk mendaftarkan gugatan perceraianmu dengan Ayu? Tapi sampai sekarang kamu gak ada kabar lagi, ibu telpon juga gak bisa - bisa dari tadi siang."
"Aku ketiduran Bu, HP aku matikan tadi waktu di pengadilan. Tapi malah lupa hidupin lagi saat sudah pulang, hingga aku langsung ketiduran karena merasa capek. Ini baru saja bangun."
Ucap Reno menjelaskan pada ibunya. Dia memang masih terlihat lemas dan lesu. Apalagi setelah mendengar kabar dari Fera tadi. Dia tambah tidak bersemangat lagi saat ini.
"Pantesan ibu telpon sampai berkali - kali gak pernah bisa. Kamu sudah makan?"
"Belum Bu."
"Ini ibu bawakan opor ayam sama nasi buat kamu, Itu tahunkamu pasti belum makan makanya ibu langsung bawakan makanan kesini."
"Iya Bu makasih, nanti aku makan opor ayamnya."
"Eh, gimana dengan proses pengadilannya. Kapan kira - kira kalian akan sidang?"
"Belum tahu pastinya Bu, tapi kata pengacara tadi kemungkinan sekitar Minggu depan baru akan proses panggilan sidang pertama. Dan biasanya akan disisi mediasi. jadi aku masih menunggu tanggal pastinya dari pengacaraku."
"Ya sudah, pokoknya kamu nanti jangan mau kalau diajak rujuk sama Ayu, terus jangan sampai dia menuntut harta gono - gini nanti."
"Iya Bu, Reno tahu."
"O ya Ren, besok kamu gajian kan. Kalau bisa besok langsung transfer saja jatah ibu ya soalnya ibu mau ada acara kumpul - kumpul sama temen ibu. Biasanya kan kalau udah kumpul pasti ada yang bawa dagangan baju atau tas disana."
"Iya Bu."
Jawab Reno dengan malas. Tapi dia juga tidak berani membantah keinginan ibunya.
"Ya sudah ibu pulang dulu. Kamu jangan lupa makan opornya ya. Ibu sudah siapkan di meja makan. Kamu tinggal makan saja nanti."
"Iya Bu, pasti aku makan nanti."
setelah itu Bu Retno pulang ke rumahnya dan meninggalkan Reno sendirian di rumah. Karena memang sudah lapar, lalu dia mengambil makanan yang dibawa ibunya tadi dan mulai memakannya. Tak butuh waktu lama untuk dia menghabiskan makanannya. Setelah itu dia bersantai dan menyalakan TV agar tidak sepi. Saat itu terdengar sebuah pesan masuk, ternyata saat dicek pesan dari Dewi.
"Lagi ngapain mas?"
""Lagi santai aja Wi, kangen ya?"
"Mas Reno tahu aja. Jalan yuk?"
"Kemana, bukankah kamu ada jadwal malam ini?"
"Itu gampang, aku bisa izin, gimana?"
"Kamu yakin?"
"Yakin dong, aku kan pengen menghabiskan waktu berdua sama kamu mas."
"ya sudah kalau gitu, aku jemput kamu sekarang ya?"
"Boleh, kamu jemput aku di depan rumah sakit saja ya, nanti aku yang akan menyusul mu."
"oke."
Lalu Reno bersiap - siap untuk bertemu dengan Dewi. Dia memang butuh seseorang saat ini agar dia bisa sedikit melupakan kegundahan hantinya saat ini. Dan dia berharap dengan bertemu Dewi. Pikirannya bisa sedikit lebih tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
nunggu reno jatuh
2024-08-05
0
Pasrah
lanjutkan
2024-07-23
0
Uthie
senang bisa lanjut menyimak cerita ini lagi 👍👍🤗
2024-06-20
0