Sindi Malu

Pulang dari rumah Ira, Ayu langsung menyuruh Sela untuk mandi dan membersihkan diri. Sebelum pulang tadi mereka sudah makan terlebih dahulu karena Ira memang memberikan jatah makan untuk karyawannya. Jadi kini mereka tidak perlu pusing cari makan dulu, tinggal pulang dan beristirahat saja.

"Ma, Sela ngantuk mau bobok dulu ya."

"Apa PR nya sudah selesai sayang?"

"Sudah ma, tadi Sela makan sampai kekenyangan makanya sekarang cepat mengantuk."

"Ya sudah kalau gitu langsung bobok saja ya. Biar besok bisa bangun pagi."

Setelah mengangguk, Sela segera beranjak ke kamar dan tak lama kemudian dia sudah tampak tidur dengan pulas. Ayu yang mengecek Sela ke kamar pun tersenyum melihat anak kesayangannya tidur dengan tenang.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi suaminya belum juga tiba di rumah. Sebenarnya dia tidak ingin menunggu Reno. Tapi karena matanya belum mengantuk dia lebih memilih duduk di ruang tengah sambil memainkan HP jadul miliknya.

Tak berapa lama terdengar suara mobil masuk ke halaman rumahnya. Dan Ayu tahu kalau itu mobil milik Reno. Tapi Ayu tetap diam dan tidak menyambut suaminya datang seperti biasanya.

Reno masuk ke dalam rumah dan meletakkan tas kerjanya langsung ke kamar. Dia yang melihat Ayu hanya diam saja sengaja tidak menegurnya. Setelah itu langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Tidak ada makanan di rumah mas, jadi aku tidak siapkan apa - apa buat kamu."

"Aku sudah makan di rumah ibu, aku tahu pasti kamu tidak akan masak lagi makanya aku mampir ke rumah ibu tadi."

"Oh ya sudah, berati kamu sudah kenyang kan."

"Tentu saja, tadi ibu masak opor ayam."

Ayu hanya tersenyum sinis, bahkan suaminya tidak memikirkan bagaiman Sela bisa makan hari ini.

"Apakah Sela sudah tidur?"

"ya, dia sudah tidur dari tadi."

"Tumben, biasanya saat aku pulang dia masih belum tidur."

"Buat apa nungguin Ayahnya pulang, Toh percuma sama ayahnya tidak akan ingat membawakan makanan. Mending dia tidur agar tidak merasa lapar."

Sengaja Ayu berbicara ketus agar suaminya ingat kalau seharian dia tidak memberikan uang untuk belanja makanan.

"Apa maksudmu berbicara begitu Yu? Bukankah kamu sendiri yang menolak uang 200 ribu yang tadi pagi aku kasih ke kamu."

"Itu karena kamu gak ikhlas ngasih nafkah untuk kami. Tapi apa kamu tidak pernah berfikir kalau anak istrimu akan kelaparan di rumah, tentu tidak kan.

Suara Ayu masih tenang saat berbicara dengan Reno. Dia tidak ingin membangunkan Sela nantinya.

"Aku sudah tidak punya uang lagi Yu. Tinggal untuk bensin dan makanku saja di kantor sampai hari gajian. Tadi juga mbak sindy minta uang untuk bayar SPP anaknya. katanya suaminya belum gajian. Jadi uang 200 ribu yang tadi pagi kamu tolak aku kasih ke mbak sindy.

"Oh ya sudah kalau gitu, berati memang kamu gak peka sebagai seorang suami dan ayah mas, aku sudah capek kalau harus terus berdebat masalah yang sama. Harusnya kamu bisa berfikir tanpa harus diingatkan setiap saat. Itu pun kalau kamu memang menganggap kami ini penting. Mulai sekarang aku tidak akan ikut campur lagi dengan semua urusanmu. Silahkan urus keperluanmu sendiri."

Setelah sedikit meluapkan emosinya Ayu segera beranjak dan masuk ke dalam kamar dengan hati yang kesal.

Esok paginya Reno kelimpungan saat sedang bersiap - siap kerja dia mencari baju kerjanya di lemari. Biasanya Ayu selalu menyiapkan satu set baju dan keperluan lainya saat akan berangkat ke kantor.

"Ayu, mana bajuku, kenapa belum kamu siapkan?"

Ayu yang sedang membantu Sela memakai seragam bersikap acuh dengan panggilan suaminya. Reno yang sedikit kesal menyusulnya ke kamar Sela.

"Yu kenapa bajuku belum kamu siapkan, bisa - bisa aku kesiangan nanti."

"Kamu cari sendiri saja mas, aku kan sudah bilang semalam."

"Apa maksud kamu, aku ini suami kamu dan aku mau kerja mencari nafkah untuk....."

Belum sempat Rehan melanjutkan ucapannya Ayu sudah mendahuluinya.

"Nafkah untuk ibu dan saudara - saudara kamu kan mas? Jadi silahkan kamu minta mereka saja mengurus keperluanmu mulai sekarang."

"Ayu,,,jangan jadi istri durhaka kamu, Lalu untuk apa aku punya istri kalau semua keperluanku ibuku yang mengurus."

"Bukankah mereka yang kamu nafkahi mas, jadi minta urus saja sama mereka. Dan kamu bisa menceraikan aku. Bukankah keberadaan ku tidak berarti apa - apa untuk kamu."

"Ayu,,,,, bisa gila aku lama - lama ngomong sama kamu."

Lalu dia kembali ke kamar untuk menjadi baju yang bisa dipakai. Dan alhasil di memakai kemeja lusuh yang belum disetrika karena di lemari juga sudah tidak ada baju yang layak untuk dipakai pergi kerja. Ternyata Ayu sudah beberapa hari tidak mencuci baju - baju suaminya. Sedangkan Reno tidak akan pernah mau melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci atau menyetrika baju. Sehingga dengan terpaksa dia memakai baju yang kusut tersebut dengan wajah ditekuk tanpa dia setrika terlebih dahulu.

Dan tanpa berpamitan lagi dia langsung meninggalkan rumah dengan mobilnya begitu saja. Ayu hanya menghembuskan nafas kasar. Dia sudah bertekad untuk bersikap tegas pada suaminya. Dia sudah capek jika harus selalu mengalah. Dia pun sudah pasrah bila pernikahanya yang sudah berjalan selama delapan tahun harus berakhir sekarang.

Lalu setelah Sela siap dia bergegas mengantarkan Sela ke sekolah. Tapi saat dijalan terlihat ibu - ibu sedang berkerumun di gerobak tukang sayur yang biasa mangkal tidak jauh dari rumahnya. Seorang tetangga memberhentikan motor Ayu.

"Mbak Ayu Kok sudah beberapa hari ini gak pernah kelihatan mbak, gak pernah belanja lagi disini sama ibu - ibu yang lain."

Tanya Bu Siti tetangga yang lumayan dekat dengan Ayu.

"Gak papa Bu, sekarang saya jarang masak di rumah."

"Ya pasti lah kan dia sukanya jajan bu ibu, makanya suaminya sering ngeluhin dia boros."

Ternyata disitu juga sudah ada kakak iparnya Sindi yang sedang belanja.

"Bukannya sering jajan ibu - ibu, tapi uang suami saya udah habis buat bayarin spp keponakannya, padahal ada orang tuanya masih lengkap tapi mintanya sama suami saya. Sama buat nyenengin keluarganya yang lain, makanya istrinya gak kebagian uang buat sekedar belanja untuk makanan."

Seketika wajah Sindi merah karena marah, dia malu karena kini ibu - ibu yang lain sedang menatapnya dengan tatapan yang mencemooh.

"Bicara apa kamu Yu, beraninya kamu mengatai keluargaku seperti itu."

"Aku hanya bicara apa adanya mbak, Toh selama ini kalian yang lebih banyak menikmati uang gaji suamiku."

"Diam kamu Yu, aku tidak terima kamu mempermalukanku disini. Awas kamu aku adukan sama Reno baru tahu rasa."

"Silahkan mbak, suka - suka kamu saja."

Sindi langsung pergi dari sana tanpa membeli apapun karena sudah terlanjur malu dengan ibu - ibu yang ada disana. Dan dia bukanya pulang tapi langsung ke rumah ibunya untuk mengadukan masalah tadi pada ibunya.

"Yang sabar ya mbak Ayu, saya tidak menyangka kalau keluarga mas Reno tega seperti itu."

"Biarlah Bu, saya sudah biasa. Saya permisi dulu ya."

Ayu lalu melajukan motornya kembali untuk mengantar Sela ke sekolah. Dia memang tidak mau direndahkan lagi oleh keluarganya Reno sehingga tidak akan diam lagi saat dihina dan di fitnah di depan banyak orang. Biarlah kakak iparnya mengadu pada suaminya, Ayu sudah tidak perduli.

Terpopuler

Comments

Pasrah

Pasrah

👏👏👏👍💪

2024-07-23

0

Uthie

Uthie

Bagusss Ayuuu 💪🤨

2024-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Sela
2 Ketahuan
3 Ayu Bekerja
4 Memutuskan Melawan
5 Aduan Mertua
6 Sela sakit
7 Mengembalikan uang Nafkah
8 Sindi Malu
9 Keberanian Ayu
10 Reno Marah
11 Talak untuk Ayu
12 kepergian Ayu
13 Melawan
14 Kontrakan Baru
15 Menemukan Alamat Ayu
16 Menemui Ayu
17 Mengundang Dewi
18 kedatangan Dewi
19 Memasukkan Gugatan
20 Gugatan Reno
21 Jalan Dengan Dewi
22 kedatangan orang tua Ayu
23 Surat panggilan
24 Mendapat Surat Peringatan
25 Calon menantu Bu Retno
26 Kesulitan Reno
27 Memanfaatkan Dewi
28 Mendapatkan Tempat Usaha
29 Menghadiri Sidang perceraiaan
30 Keributan di Kantor Pengadilan
31 Sidang mediasi
32 Kekesalan Dewi
33 Memulai Usaha
34 Uang untuk keluarga Reno
35 Janji Reno pada Dewi
36 Ketahuan
37 Kabar yang menyebar
38 Ingin Melabrak
39 Keributan di Warung Ayu
40 Rencana Bu Retno dan Reno
41 Ancaman Reno
42 Pertemuan
43 Keinginan Sela
44 Kekesalan Reno
45 Kekecewaan Reno
46 Bertemu Calon Mertua
47 Kesedihan Reno
48 Bertemu Kembali
49 Jodoh untuk Ayu
50 Digrebek Warga
51 Keputusan pak RT
52 Pernikahan Reno dan Dewi
53 Pergi ke Pantai
54 Keinginan Ayu
55 Surat Peringatan Kembali
56 Kesepakatan
57 Sidang putusan
58 Rencana Lamaran
59 Melamar Ayu
60 Acara Resepsi
61 Kedatangan Ayu
62 Kelegaan Hati Ayu
63 Gara - gara Kado Ayu
64 Rencana Dewi
65 Rencana Yang Gagal
66 Keinginan Sindi
67 kegalauan Hati Reno
68 Peringatan terakhir
69 Kerja Sama
70 Salah Paham
71 Jatah Bu Retno
72 Desakan Bu Retno
73 Pembelaan Dewi
74 Salah Tuduh
75 Jawaban Ayu
76 Menagih Hutang
77 Rencana pernikahan Ayu
78 Ijab Qobul
79 Keributan
80 Perdebatan
81 Ngidam
82 Hampir ketahuan
83 Melahirkan
84 Baby Fardan
85 Ancaman Untuk Dewi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Permintaan Sela
2
Ketahuan
3
Ayu Bekerja
4
Memutuskan Melawan
5
Aduan Mertua
6
Sela sakit
7
Mengembalikan uang Nafkah
8
Sindi Malu
9
Keberanian Ayu
10
Reno Marah
11
Talak untuk Ayu
12
kepergian Ayu
13
Melawan
14
Kontrakan Baru
15
Menemukan Alamat Ayu
16
Menemui Ayu
17
Mengundang Dewi
18
kedatangan Dewi
19
Memasukkan Gugatan
20
Gugatan Reno
21
Jalan Dengan Dewi
22
kedatangan orang tua Ayu
23
Surat panggilan
24
Mendapat Surat Peringatan
25
Calon menantu Bu Retno
26
Kesulitan Reno
27
Memanfaatkan Dewi
28
Mendapatkan Tempat Usaha
29
Menghadiri Sidang perceraiaan
30
Keributan di Kantor Pengadilan
31
Sidang mediasi
32
Kekesalan Dewi
33
Memulai Usaha
34
Uang untuk keluarga Reno
35
Janji Reno pada Dewi
36
Ketahuan
37
Kabar yang menyebar
38
Ingin Melabrak
39
Keributan di Warung Ayu
40
Rencana Bu Retno dan Reno
41
Ancaman Reno
42
Pertemuan
43
Keinginan Sela
44
Kekesalan Reno
45
Kekecewaan Reno
46
Bertemu Calon Mertua
47
Kesedihan Reno
48
Bertemu Kembali
49
Jodoh untuk Ayu
50
Digrebek Warga
51
Keputusan pak RT
52
Pernikahan Reno dan Dewi
53
Pergi ke Pantai
54
Keinginan Ayu
55
Surat Peringatan Kembali
56
Kesepakatan
57
Sidang putusan
58
Rencana Lamaran
59
Melamar Ayu
60
Acara Resepsi
61
Kedatangan Ayu
62
Kelegaan Hati Ayu
63
Gara - gara Kado Ayu
64
Rencana Dewi
65
Rencana Yang Gagal
66
Keinginan Sindi
67
kegalauan Hati Reno
68
Peringatan terakhir
69
Kerja Sama
70
Salah Paham
71
Jatah Bu Retno
72
Desakan Bu Retno
73
Pembelaan Dewi
74
Salah Tuduh
75
Jawaban Ayu
76
Menagih Hutang
77
Rencana pernikahan Ayu
78
Ijab Qobul
79
Keributan
80
Perdebatan
81
Ngidam
82
Hampir ketahuan
83
Melahirkan
84
Baby Fardan
85
Ancaman Untuk Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!