"Kamu apa - apaan sih Yu, sampai menyusul ke rumah ibu segala. Kamu kan bisa nunggu aku sampai pulang ke rumah."
"Kamu amnesia ya mas, bukanya dari tadi aku sudah bilang kalau anakmu kelaparan karena dari siang tidak makan. Dia nungguin kamu pulang berharap ayahnya membawa makanan untuknya. Tapi apa, kamu malah lebih mementingkan anak orang lain daripada anakmu sendiri. Dimana hati nuranimu sebagai seorang ayah terhadap anak kandungmu mas."
Ayu sudah tidak bisa menahan kemarahan yang menggebu didalam dirinya. Dia tidak akan mau lagi diam hanya untuk menjaga perasaan orang - orang yang tak tahu menghargai orang lain.
"Rara bukan anak orang lain, dia keponakanku. Tidak sepatutnya kamu melarangku untuk menyenangkan keponakanku dan keluargaku yang lain."
"Apa aku pernah melarangmu untuk menyenangkan keluargamu mas, bahkan omonganku tidak pernah kamu anggap. Tapi perlakuanmu selama ini tidak adil pada kami. Apa kamu pernah memberikan perhatian sedikit saja untuk anak kamu seperti yang kamu berikan pada keponakan - keponakan kamu mas? Bahkan anakmu kelaparan saja kamu tidak perduli."
"Cukup Ayu, sudah mulai berani kamu sekarang menentang suami. Aku bekerja banting tulang untuk kalian. Kamu pikir gampang cari uang. Makanya kerja biar tidak hanya mengandalkan uang dariku saja."
"Kamu nyuruh aku kerja mas? Bukannya dulu kamu yang nyuruh aku di rumah saja ngurus anak dan suami. Karena kamu bilang gaji manager sangat mampu untuk menafkahiku dan anakku. Tapi apa, nyatanya jatah bulananku bahkan lebih kecil daripada ibu yang hanya seorang diri. Aku juga masih diam saat kamu juga memberikan jatah pada mbak Sindi dan juga Mega, padahal mereka sudah berkeluarga. Sudah tidak ada kewajiban lagi buatmu untuk menafkahi mereka. Dan kamu lebih memilih menelantarkan kami anak istrimu yang harusnya.kamu bahagiakan dan cukupi kebutuhannya."
"Sudah cukup, ini jatah bulanan kamu. Bukankah ini yang kamu minta."
Ucap Reno sambil memberikan uang pecahan seratus ribuan yang berjumlah sepuluh dengan melemparnya di meja.
Melihat kenyataan itu Hani Ayu sangat sakit. Merasa harga dirinya sudah diinjak - injak oleh suaminya sendiri. Kalau saja tidak mengingat anaknya belum makan dari siang, dia tidak akan pernah Sudi menerima perlakuan suaminya ini.
"Kenapa cuma segini mas?"
"Sisanya aku kasih ke ibu sebagai ganti uang Mega yang dipinjam kemarin. Bukankah saat ibu minta gak kamu kasih."
Ucapnya dengan ketus.
Ayu hanya bisa menyunggingkan senyum sinis atas ketidak Adilan yang dia terima. Dia tidak menyangka keputusannya untuk bertahan selama ini tidak pernah bisa membuat suaminya berubah. Bahkan semakin semena - mena pada anak dan istrinya.
"Demi Allah mas, demi perut putriku yang lapar aku menerima ketidak adilanmu ini. Tapi ingat sampai kapanpun aku tidak pernah ridho atas ketidak Adilan nafkah yang kamu berikan."
Setelah mengatakan itu lalu Ayu mengajak Sela keluar untuk mencari makanan. Mulai sekarang dia bertekad untuk mencari penghasilan sendiri untuk hidupnya dan Sela. Tidak perduli dengan kesulitan yang akan dia alami yang pasti dia tidak akan menggantungkan hidupnya lagi pada suami yang tidak punya hati seperti Reno.
Sepeninggal istrinya, Reno masuk ke kamar dan merebahkan diri, dia tidak ambil pusing dengan omongan istrinya tadi. Dia pikir Ayu adalah perempuan lemah yang tidak bisa apa - apa tanpa dirinya. Dengan santainya dia tertidur sampai pagi menjelang.
"Reno terkejut saat bangun ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dia kesal dengan Ayu karena tidak membangunkan dirinya pagi ini, bisa - bisa dia akan terlambat bekerja. Yang lebih parahnya akan ada rapat penting sekitar jam 8 nanti. Kalau sampai terlambat bisa - bisa bonusnya akan hilang.
"Ayu,,,Ayu,,,kamu dimana?"
Tidak ada sahutan dari istrinya itu, bahkan bayangannya saja tidak ada di rumah ini. Gegas Reno bersiap - siap. Dia tidak perduli dengan kepergian istrinya. Yang penting dia berusaha agar tidak terlambat sampai ke kantor. Dia berencana akan membuat perhitungan pada istrinya nanti setelah pulang bekerja.
Sesampainya di kantor tetap saja dia terlambat sepuluh menit karena jalanan cukup ramai tadi sehingga agak macet.
Dan ternyata semua orang sudah berkumpul di ruang rapat. Karena keterlambatannya di rapat penting kali ini membuat dia harus mendapatkan surat peringatan dari bosnya langsung. Dia tidak suka mempunyai karyawan yang tidak disiplin. Hal ini cukup membuat kesal Reno dan dia menyalahkan Ayu yang tidak membangunkannya atas kejadian ini.
Sedangkan Ayu, setelah mengantar anaknya ke sekolah dia tidak langsung pulang, melainkan pergi ke rumah tetangganya yang bernama Ira, dia seorang janda dengan satu anak. Dan selama ini dia punya usaha katering yang cukup ramai pelanggan. Usianya tidak jauh berbeda dengan Ayu tapi dia sudah bisa mandiri setelah ditinggalkan suaminya karena selingkuh dengan wanita lain.
"Mbak Ira, saya datang kesini mau minta tolong, bisa saya ikut bantu - bantu masak? Kebetulan saya ingin bekerja biar gak suntuk di rumah saja tapi saya tidak bisa meninggalkan Sela. Jadi kalau ikut bantu katering di sini kan saya masih bisa sambil mengawasi Sela."
"Kamu serius Yu, kebetulan kalau kamu mau membantu aku juga sedang butuh tambahan orang untuk bantu menyiapkan pesanan Bu Kades. Kalau kamu mau bisa langsung mulai dari sekarang."
"Iya mbak saya mau, terima kasih banyak ya."
"Ayu, saya tahu kamu sedang tidak baik - baik saja. Ada apa denganmu sampai mau bekerja bantu - bantu di tempat saya? Kalau memang kamu butuh teman cerita mbak siap kok dengarkan. Karena mbak tahu bagaimana sifat keluarga suamimu."
mendapat pertanyaan seperti itu membuat hati Ayu jadi tersentuh, bahkan yang orang lain saja mengerti bagaimana perasaannya yang sedang bingung. Tapi justru suaminya sendiri selalu menyakiti hatinya.
"ya mbak, aku memang butuh pekerjaan karena tidak mungkin selalu berharap pada gaji mas Reno yang akan selalu habis untuk dibagi - bagikan kepada keluarganya. Sedangkan untukku dan juga Sela dia selalu perhitungan. Bahkan dia tidak perduli apakah kami sudah makan atau belum. Yang dia pentingkan hanya kebahagiaan ibu dan saudara - saudaranya. Oleh karena itu aku ingin punya penghasilan sendiri agar bisa memenuhi kebutuhanku dan Sela agar tidak selalu seperti orang yang mengemis jika ingin meminta pada mas Reno."
"Mbak turut prihatin dengan keadaan rumah tanggamu. Tapi memang ibu mertuamu itu keterlaluan. Harusnya dia menasehati anaknya agar berubah menjadi lebih baik, bukannya malah mengompori anaknya. Kamu bisa bekerja disini mulai dari sekarang, kamu juga bisa ajak anak kamu kalau pulang sekolah, biar nanti bisa bermain dengan anakku Naya disini.
"Iya mbak, terima kasih banyak sudah mau membantuku."
Ayu tidak perduli lagi dengan tanggapan suaminya nanti kalau dia tahu sekarang Ayu bekerja pada Ira. yang penting sekarang dia punya pekerjaan sendiri untuk hidupnya dan juga Sela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Pasrah
bagus banget yu biar kan suami dan keluarganya itu yg penting km dan anaknya bahagia
2024-07-23
0
Anhy Salewa
suami bego knp pusing SM sosdarax yg udh punya keluarga
2024-07-15
0
Uthie
biar dipecat sekalian tuhhh suami dzalim 😡
2024-06-19
0