Ayu masih membersihkan rumah saat Bu Retno ibu mertuanya datang.
"Yu,,,ayu,,,,kamu dimana?"
Ayu yang mendengar teriakan ibu mertuanya segera keluar dan menghampirinya.
"ada apa Bu?"
Bu Retno selama ini tinggal serumah dengan Mega, adik bungsu Reno. Sedangkan ayah Reno sudah meninggal sejak sepuluh tahun yang lalu. Sejak saat itu Reno berjanji untuk mengurus dan membahagiakan keluarganya, meskipun kini semua saudaranya sudah menikah. Dia tetap memberikan jatah bulanan sebagai sebagai bentuk tanggung jawab atas janjinya dulu. Dan soal Bu Retno memang sudah biasa kalau dia tiba - tiba muncul di rumah Ayu kapanpun dia mau. Entah minta uang ataupun makanan. Karena jarak rumahnya memang lumayan dekat.
"Ibu mau minta uang 200 ribu, ibu ada perlu. soalnya nunggu Reno lusa baru gajian dia. Udah gak keburu."
"Maaf Bu, Ayu tidak punya uang. bukankah ini juga akhir bulan, jatah belanja Ayu juga sudah habis."
"Alah bohong kamu, jangan pelit sama mertua. Lagipula itu kan uang anakku Reno. Ibu juga punya hak atas uang itu."
"Ayu gak bohong Bu. Bukankah ibu juga dapat jatah bulanan yang lumayan dari mas Reno."
"Itu bukan urusanmu, Reno itu anak laki - laki jadi memang sudah kewajibannya menafkahi ibunya."
"Tapi Ayu beneran sudah tidak punya uang Bu."
Tanpa menjawab Bu Retno malah nyelonong masuk ke rumah dan langsung ke belakang mencari makanan. Ayu yang sudah hafal sifat ibu mertuanya segera mengikutinya dari belakang.
"kamu masak apa?"
"Sayur kangkung sama tempe goreng Bu."
"Cuma itu saja."
Ayu hanya mengangguk,
"Mana doyan anakku Reno kalau cuma beginian gak ada ikannya."
"uang Ayu sudah habis Bu."
"Kamu aja yang boros, tidak bisa mengatur keuangan."
Sakit hati Ayu mendengar kata - kata mertuanya. hanya saja dia tetap diam karena tidak ingin melawan pada orang tua.
Karena tidak mendapatkan uang dari Ayu akhirnya Bu Retno makan dengan lahapnya menggunakan lauk tumis kangkung dan telor ceplok sisa tadi pagi yang harusnya bisa untuk makan Sela saat pulang sekolah nanti.
Ayu hanya bisa menghela nafas melihat tingkah ibu mertuanya. Dan setelah merasa kenyang Bu Retno langsung pulang.
"Ibu pulang dulu, nanti kalau Reno pulang suruh ke rumah ibu."
"iya Bu."
***
"Kata ibu kemarin dia minta uang kamu gak kasih?"
"ya, kemarin ibu datang minta uang 200 ribu."
"terus kenapa gak kamu kasih, dia ibuku yu, jangan pelit kamu sama ibuku."
"Uangku sudah habis mas, memangnya kamu kasih uang belanja berlimpah ke aku sehingga masih ada banyak sisanya? Lagian uang bulanan aku sama ibu kan besar ibu.
"Bukankah kamu cuma makan berdua dengan Sela, aku kan jarang makan di rumah. Paling kalau pagi saja aku sarapan di rumah. Harusnya uang segitu cukup. Aku ini anak laki - laki ibu satu - satunya. Memang sudah sewajarnya aku lebih mengutamakan ibu daripada orang lain, karena dia yang melahirkan dan membesarkan ku. Lagian aku kan sering makan di rumah ibu, jadi wajar aku berikan lebih banyak untuk ibu. Karena disana masakannya enak - enak. Gak kaya kamu masak cuma tahu tempe setiap hari."
"itu tergantung uang yang kamu kasih mas, kalau gak ada uangnya gimana bisa belanja makanan enak. harusnya bersyukur masih bisa makan sampai akhir bulan dengan uang yang kamu kasih."
karena saking kesalnya Ayu sampai sedikit meninggikan suaranya di depan Reno.
"Sudahlah, capek ngomong sama kamu Yu. Di rumah bukannya dapat ketenangan malah bikin orang tambah pusing saja."
Lalu Reno meninggalkan Ayu dan masuk ke dalam kamar. Begitulah setiap Ayu komplain soal uang belanja pasti Reno akan marah dan menyalahkan Ayu.
***
pagi ini Ayu hanya masak nasi goreng yang dicampur telur satu biji. Karena hanya itu yang tersisa di kulkas.
"kok cuma nasi goreng Yu, mana telurnya?"
"telurnya tinggal satu mas sudah aku campur di nasi."
"mana enak kalau gitu. Mana bisa makan kalau kalau kamu masaknya cuma gini aja."
"Aku sudah tidak punya uang sisa lagi mas, hari ini kamu gajian kan. Nanti jangan pulang malam ya. Sudah tidak ada makanan lagi di rumah, kasihan Sela nanti. O ya kamu beneran gak mau beliin Sela tas sama sepatu mas, kasihan dia sepatunya memang sudah agak sobek yang sebelah."
"lihat nanti saja, kamu jangan terus bawel ngurusin gajiku. Yang penting aku masih kasih kamu nafkah."
Sekian lama berumah tangga dengan Reno membuat Ayu semakin merasa nelangsa. Bertahun - tahun dia mencoba untuk bertahan demi Sela. Tapi sikap dan perlakuan Reno justru semakin keterlaluan pada anak istrinya.
Hari sudah semakin malam tapi belum ada tanda - tanda Reno akan pulang, Ayu memang menunggu kedatangan suaminya itu karena dari tadi siang dia dan Sela belum makan. Sudah berkali - kali dia mencoba menelepon suaminya itu, tapi tidak diangkat. Dia juga sudah mengirim pesan tapi belum di buka.
"Ma, Sela lapar."
Rengek Sela pada Ayu.
"sabar ya sayang ayah sebentar lagi pasti pulang."
"Nanti kita makan bakso di warungnya mang Wawan ya ma."
"iya."
Karena sudah menunggu terlalu lama akhirnya Ayu memutuskan ke rumah ibu mertuanya. Pasti suaminya ada disana sekarang untuk membagi - bagi jatah bulanan pada mereka. Lalu dengan menggandeng Sela dia berjalan menuju rumah Bu Retno.
Benar saja mobil suaminya sudah ada terparkir di depan rumah mertuanya. Tapi saat ingin masuk dia berhenti sejenak di depan pintu yang sedikit terbuka dan mendengarkan obrolan mereka.
"Terima kasih ya mas, kamu sudah bawain kita pizza. Rara pasti suka pesenannya dibeliin sama pakde Reno."
Rara adalah anak Mega yang usianya baru 5 tahun.
"iya, ini aku juga bawain mainan boneka buat Rara, tadi lihat waktu beli pizza jadi sekalian beliin buat Rara."
"O ya Ren jatah bulanan ibu tambahin ya, soalnya buat ganti uang Mega kemarin. Soalnya ibu minta sama Ayu gak di kasih jadi ibu pinjam sama Mega. Lebih baik kamu kurangi saja jatah buat Ayu, keenakan dia kalau kamu kasih banyak - banyak. Dia kan boros."
"iya Bu nanti aku tambahin. Ini uang bulanan buat ibu, dan ini buat kamu Mega."
"Makasih mas, kedua wanita yang ada di hadapan Reno sekarang tersenyum puas menatap uang yang baru saja diberikan.
"ya sudah ayo kita makan pizzanya."
Seketika menetes air mata Ayu mendengar obrolan mereka. Di rumah anaknya sedang menunggu dengan kelaparan. Sedangkan dia enak - enakan makan dan membagi - bagikan uang pada keluarganya.
"Ayo ma kita masuk, Sela juga mau makan pizza."
hati ayu semakin bergemuruh mendengar permintaan anaknya. Dengan terpaksa dia masuk agar anaknya juga bisa makan.
"assalamualaikum."
Sapanya setelah menghapus air matanya dan menetralkan rasa emosi yang ada di dalam dadanya.
Semua mata memandang kepada mereka.
"Ayu, kamu ngapain kesini?"
Tanya Reno yang sedikit terkejut dengan kedatangan istri dan anaknya.
"Kami mencarimu mas, karena tidak kunjung pulang. ternyata kamu enak - enakan makan disini sedangkan anak kamu kelaparan di rumah menunggu kedatangan ayahnya. Jadi begini perlakuanmu pada kami selama ini?"
"Begitu caramu berbicara pada suamimu Ayu?"
"Ma aku mau pizza juga, Sela lapar ma."
mendengar itu Mega segera menutup kardus pizzanya.
"Ini kan dibelikan buat Rara, nanti Rara gak kebagian kalau kalian minta."
"Sudahlah Sela kamu makan di rumah saja ya. Ayo kita pulang."
Mendengar perkataan Mega dan pembelaan suaminya pada adiknya membuat emosi Ayu semakin memuncak.
"Tega kamu mas, mengabaikan anak sendiri demi anak orang lain."
"Diam kamu Ayu, Rara ini keponakanku bukan anak orang lain. Jadi wajar aku membelikannya makanan."
"Lalu apakah wajar membiarkan anakmu sendiri kelaparan mas? Apalagi membelikan mainan boneka untuk Sela, apa kamu pernah melakukan itu?"
"Istrimu benar - benar keterlaluan Reno. Beraninya dia mengungkit pemberian untuk keponakanmu."
"Sudahlah Yu, ayo kita pulang. Jangan membuat keributan di rumah ibu."
Lalu Reno menarik Ayu dan Sela keluar dari rumah ibunya. Tanpa banyak bicara mereka pulang dengan menaiki mobil Reno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
😭😭😭😭😭😭
2024-08-04
0
Pasrah
udah yu tinggalin aja suami yg gak becus itu
2024-07-23
0
vie na Ai
ngapain masih bertahan Ayu bego
2024-07-13
0