Malam ini setelah bekerja Reno langsung pulang ke rumahnya, karena lelah dia tidak mampir dulu ke rumah ibunya seperti biasanya. Dan hal itu membuat Bu Retno resah menunggu kedatangan anak laki - lakinya. Dia ingin segera mengadukan sikap Ayu padanya tadi sore. Berharap seperti biasa Reno akan terus membelanya dan menyalahkan istrinya itu.
Sedangkan kini di rumah Ayu sedang menyiapkan makan malam untuk suami dan anaknya. Setelah semua siap kini mereka sedang makan bersama di meja makan.
"Yah, tadi kak Bela bilang tas dan sepatunya baru, dan Sela di kasih lihat bagus deh yah."
Bela adalah anak Sindy, kakaknya Reno. Dia sekolah di sekolah yang sama dengan Sela dan hanya terpaut dua tahun saja dengan Sela. Dia memang sering pamer barang - barangnya yang baru pada Sela, termasuk tas dan sepatu yang baru dibelikan oleh Sindi.
Reno hanya diam mendengar cerita anaknya, dia terus saja menyuap makanan ke mulutnya tanpa ingin menanggapi omongan anaknya itu. Ayu yang geram pada suaminya segera menjawab omongan anaknya.
"Ya wajar saja langsung bisa beli tas dan sepatu baru, kan habis dapat jatah bulanan. Buat anak orang lain saja gercep, kalau anak sendiri ditelantarkan. Sela sabar saja ya sayang nanti kalau mama punya rejeki sendiri pasti langsung mama beliin, gak usah nunggu sepatu kamu jebol dulu."
Reno yang mendengar jawaban istrinya hampir tersedak karena marah. Bisa - bisanya Ayu istrinya berbicara begitu pada anaknya di depannya.
"Ayu, kamu apa - apaan sih, bicara di depan anak seperti itu. Mau ngajarin yang jelek - jelek sama anak ya kamu. Biar dia benci sama aku."
"Sela sayang, kalau makanya udah langsung ke kamar saja ya, belajar buat pelajaran besok."
"Iya ma."
Lalu Sela langsung turun dari kursi dan berjalan masuk ke kamar.
Ayu memang sengaja menyuruh Sela masuk agar dia tidak melihat perdebatan orang tuanya, karena Ayu takut akan bisa menggangu mentalnya nanti.
"Aku hanya bicara kenyataan mas, memang benar kan selama ini kamu lebih mementingkan anak orang lain daripada anakmu sendiri."
"Apa salah kalau aku ingin kasih untuk keponakan dan saudara - saudaraku?"
"Gak salah kok mas, cuma kamu gak pernah adil padaku ataupun Sela yang harusnya menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya. Tapi kamu malah mementingkan saudara - saudaramu yang sebenarnya sudah bukan tanggung jawabmu karena mereka sudah menikah."
"Argh,,,,,susah ngomong sama kamu Yu, sekarang kamu sudah berani menjawab omonganku. Mau jadi istri durhaka kamu."
"tergantung mas, aku juga manusia yang punya hati dan perasaan, dan akan melawan kalau terus diinjak. Selama ini aku diam bukan karena aku takut, tapi aku berusaha menghormati kamu sebagai suami dan kepala keluarga. Tapi kalau kamu semakin keterlaluan aku juga berhak membela diri."
"beraninya kamu berbicara keras dengan suamimu, kamu benar - benar istri durhaka ya Ayu. Jadi begini caramu memperlakukan suamimu?"
"Ibu, sejak kapan ibu datang?"
Reno cukup terkejut dengan kedatangan ibunya yang tiba - tiba di rumahnya.
"Tadinya ibu nungguin kamu di rumah, karena ibu ingin bilang ke kamu kalau istrimu ini sudah tidak sopan dan berani ngelawan ibu. Tapi disini ternyata dia juga berani melawan kamu, suaminya."
Ayu semakin jengah dengan kedatangan mertuanya. Karena selama ini ibu mertuanya lah yang mempengaruhi suaminya untuk bersikap tidak adil padanya.
"Apa benar kamu tidak sopan dan berani melawan ibu"
"Aku hanya bicara kenyataan mas, bukan melawan. Tanya saja sama ibu bagian mana yang katanya aku tidak sopan padanya."
"Tadi dia tidak mau membelikan ibu makanan saat Mega tidak masak di rumah."
"Benar itu Yu?"
"Benar mas,,,bukankah beli makanan itu pake uang. Ibu nyuruh beli tapi tidak mau memberikan uang gimana bisa?"
"Harusnya pake uang kamu, bukankah kamu baru saja dapat uang bulanan dari suami kamu."
"Ternyata kamu memang pelit dan perhitungan dengan ibuku Yu. Sampai membelikan makanan saja kamu perhitungan sekali."
"Uangku sudah habis mas, buat bayar listrik, air sama belanja perlengkapan rumah tadi pagi. Memangnya uang yang kamu berikan padaku sudah sangat besar sehingga bisa untuk makan orang sekampung. Bukankah ibu kamu beri jatah lebih banyak dariku, padahal dia hanya seorang diri. Bahkan sebagian jatahku juga kamu berikan pada ibu. Terus kenapa masih minta makan ke Ayu?"
"Sudah berani kamu ngomong begitu ya, benar - benar istri tidak tahu diri kamu."
"Sudahlah Yu, kamu jangan banyak protes seperti ini, aku capek menghadapi sikapmu beberapa hari ini. Kamu berubah jadi pembangkang sekarang."
"Aku juga capek selalu disalahkan dan dihina sama keluarga kamu mas. Dan baru beberapa hari saja kamu sudah capek menghadapi ku? Bahkan aku lebih capek menghadapi sikapmu dan keluargamu selam bertahun - tahun ini yang tidak pernah menghargai ku."
Setelah mengatakan semua itu Ayu segera pergi dari sana meninggalkan keduanya yang masih terdiam. karena Ayu sadar perdebatan mereka tidak akan pernah ada habisnya bila diteruskan. Suami dan mertuanya merupakan manusia langka yang tidak akan pernah mau kalah. Jadi lebih baik dia segera pergi untuk menghemat tenaga. Selain itu dia juga takut kalau anaknya akan mengalami pengalaman yang buruk bila harus melihat perdebatan setiap hari di rumah ini.
Ayu berjalan ke kamar Sela untuk melihat keadaanya anaknya itu, dia yakin Sela pun mendengar obrolan tidak sehat yang terjadi tadi. Dan benar saja, saat Ayu masuk ke dalam kamar, terlihat Shela duduk di lantai sambil bersandar di tempat tidur. Dan menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Melihat anaknya seperti itu, hati Ayu semakin teriris.
"Sayang, kamu kenapa, sudah jangan takut ada mama disini."
Lalu Ayu memeluk erat Sela untuk menenangkannya.
"Ma, kenapa Ayah dan nenek selalu marahin mama?"
"Gak papa sayang, kamu gak usah pikirkan lagi ya, mama juga gak papa. Sekarang Sela tidur ya, mama temenin disini."
"Iya ma."
Lalu Sela naik ke tempat tidur dan mulai memejamkan matanya, tak berapa lama dia pun terlelap.
Sedangkan Reno sudah kehilangan kata - kata menghadapi tingkah Ayu. Dia tidak menyangka Ayu secepat ini berubah, dulu dia selalu menuruti apapun omongan suaminya. sehingga Reno selalu membela ibunya di depan Ayu. Tapi sekarang bahkan Ayu berani berkata kasar pada ibunya.
"Kamu lihat sendiri kan Reno gimana kelakuan istri kamu. Ceraikan saja dia, ibu bisa Carikan kamu istri yang lebih cantik dan lebih baik lagi daripada si Ayu itu."
"Sudah cukup Bu, lebih baik sekarang ibu pulang, aku mau istirahat. Reno capek Bu."
"Kamu ngusir ibu Ren?"
"Bukan begitu Bu, Reno cuma pengen istirahat saja, Reno lelah Bu."
"Ya sudah kalau gitu ibu pulang dulu."
Sepeninggal ibunya, Reno lalu ke kamar untuk merebahkan diri, wajahnya memang terlihat lelah. Apalagi dengan perdebatan yang baru saja terjadi. Dia masih tidak percaya Ayu akan seberani itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
semangat ya yu
2024-08-04
0
Pasrah
lanjutkan lagi Ok
2024-07-23
0
Anhy Salewa
Kania Lagi penulisx TDK fokus
2024-07-15
0