...༻⌘༺...
Ares menghentikan mobilnya di parkiran rumah sakit. Lalu dilepasnya topi dan juga topengnya. Ares menggantinya dengan masker. Dia masih berusaha menutupi wajahnya.
Ares pergi cukup lama. Sampai akhirnya suara gonggongan mulai terdengar dari bagasi. Nampaknya Tomy sudah sadar. Untungnya malam itu suasana di parkiran sangat sepi. Security yang berjaga juga tak terlihat memeriksa area parkiran.
Belum sempat ketahuan, Ares datang. Dengan wajah kesal, dia buka bagasi mobil.
Tomy pun langsung menyerang Ares. Serangan anjing itu sukses membuat Ares hilang keseimbangan dan terjatuh. Saat itulah Tomy berlari dan melarikan diri.
Ares menggertakkan giginya. Dia bergegas mengejar Tomy. Tetapi baru beberapa langkah, suara seseorang memanggilnya.
"Tuan Beneditch?" panggil lelaki bernama Jerome itu.
Ares terpaksa berhenti. Dengan cepat dia merubah ekspresi marahnya menjadi datar. Perlahan dia berbalik dan menatap Jerome.
"Kau mau kemana? Kenapa tidak memakai mobilmu?" tanya Jerome.
"Aku hanya memeriksa sesuatu," dalih Ares.
"Oh... Ya sudah, kalau begitu selamat malam," pamit Jerome. Dia segera menghampiri mobilnya.
Ares menatap kesal Jerome. Karena lelaki itu dia kehilangan anjing Athena.
"Jerome!" panggil Ares.
Jerome lantas menoleh. "Ada apa?" tanyanya.
"Maukah kau menemaniku minum kopi sebentar," tawar Ares.
"Baiklah..." Jerome tak menolak. Dia dan Ares segera pergi ke cafe terdekat.
Di sisi lain, Athena sudah puas menangis. Namun beberapa saat setelah itu, perutnya tiba-tiba sakit. Ia ingin buang air besar.
Tetapi bagaimana? Di ruangannya bahkan tidak ada toilet. Hanya ada sebuah ember yang sepertinya sengaja disediakan untuk keadaan darurat begitu.
"Tidak! Aku tidak bisa mengeluarkannya di sana." Athena memilih untuk menahannya. Dia berpikir, jika dirinya buang air di ember, maka otomatis ruangan yang ditempatinya juga akan bau. Terlebih ventilasinya sangat kecil.
"Aku harus bertahan..." lirih Athena yang sudah bermandikan keringat. Ia memutuskan untuk menunggu Ares.
...***...
Sudah hampir dua hari Athena tidak ada kabar. Bella dan Ben pun memutuskan untuk pergi ke kota Bloody.
"Semoga saja tidak ada hal buruk yang menimpa Athena," ungkap Bella sambil memegangi dadanya.
"Aku harap begitu. Kita harus berpikir positif, Sayang..." sahut Ben.
Bella dan Ben tiba di kota Bloody saat pagi hari. Keduanya langsung mendatangi apartemen Athena. Sesampainya di unit apartemen Athena, Bella dan Ben langsung menemukan kegaduhan di sana. Ada banyak orang yang berkumpul di depan pintu unit apartemen Athena.
Bella dan Ben sontak cemas. Mereka segera menanyakan apa yang terjadi.
"Ada apa ini?" tanya Ben yang sudah diselimuti perasaan panik.
"Tenanglah, Sayang. Biar aku yang bicara." Bella memegang tangan Ben. Dia sengaja menenangkan Ben agar penyakit kepribadian ganda suaminya tidak kambuh.
"Ini! Anjing pemilik apartemen ini sangat ingin masuk ke dalam. Tapi saat kami panggil dan pencet belnya, tidak ada jawaban dari dalam. Pemilik gedung apartemen ini juga sudah menghubungi pemilik unit ini, tapi nomornya tidak aktif," jelas salah satu orang yang ada di sana.
"Kenalkan, aku Bella dan ini suamiku Ben. Kami orang tua Athena, pemilik unit apartemen dan anjing ini," jelas Bella.
"Syukurlah kalau begitu, berarti kalian bisa membuka pintunya. Takutnya terjadi sesuatu pada putrimu di dalam sana."
Bella dan Ben lantas saling bertukar pandang. Mengingat mereka sebenarnya tidak tahu password pintunya. Meskipun begitu, mereka akan mencoba. Terlebih keduanya juga khawatir kalau sesuatu hal buruk menimpa Athena di dalam apartemen.
Secara bergantian Bella dan Ben memasukkan password. Dari mulai tanggal ulang tahun Athena dan tanggal yang menurut mereka penting untuk anak mereka.
"Semuanya gagal," keluh Bella.
"Apa kau sudah mencoba nomor yang mudah di ingat?" tanya Ben.
"Sudah! Apa kita telepon polisi saja?" usul Bella.
"Tunggu sebentar." Ben memasukkan nomor password yang menurutnya benar, dan kali ini pintu langsung terbuka.
Bella dan Ben buru-buru masuk ke apartemen. Keduanya mencari ke seluruh ruangan sambil tak berhenti menyerukan nama Athena.
Sayangnya, Athena tidak ada dimana pun. Bella dan Ben pun panik.
Saat panik, kepribadian Ben bernama Rey muncul. Kepribadian ini memiliki sikap penakut dan pendiam.
Ben yang sudah berubah jadi Rey, tampak ketakutan dan masuk ke sebuah lemari.
Bella hanya mendengus kasar. Sebagai istri, dia tentu sangat memahami bagaimana suaminya. Untuk sekarang Bella membiarkan Ben sejenak, dan fokus dengan masalah hilangnya Athena.
Bella langsung melaporkan menghilangnya Athena pada polisi. Setelah itu, barulah dia mengurus suaminya.
Ben kembali menjadi dirinya sendiri setelah ditenangkan oleh Bella. Keduanya sekarang duduk di sofa sambil termenung karena mencemaskan Athena.
"Guk! Guk!" gonggongan Tomy, membuyarkan lamunan Ben dan Bella. Keduanya lantas melihat ke arah binatang tersebut.
Tomy terus menggonggong sambil berjalan ke arah pintu. Seakan dia ingin menunjukkan sesuatu.
"Sepertinya Tomy ingin kita mengikutinya," ujar Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Faizah Indah lestari
up lagi..
2024-05-26
0