Bab 4 - Tomy

...༻⌘༺...

"Kenapa kau selalu menatapku begitu?" tukas Athena yang kembali merasa tidak nyaman.

Ares tidak menanggapi sedikit pun. Ia pergi begitu saja dari ruangan tanpa menutup pintu.

Athena benar-benar heran dengan gelagat Ares. Lelaki tersebut memang sulit dipahami.

Tak lama, Ares kembali. Dia kini datang sambil membawa sebuah lukisan.

"Bagaimana pendapatmu dengan lukisan ini?" tanya Ares.

Athena memperhatikan lukisan yang dibawa Ares. Lukisan itu sangat mengerikan dengan dominasi warna merah dan kehitaman. Lukisan itu tampak memperlihatkan seorang wanita yang sedang berteriak kesakitan dalam keadaan berlumuran darah.

"Itu sangat bagus dan sepertinya penuh dengan makna tersembunyi. Apa kau membuatnya sendiri?" Athena terpaksa berbohong. Sebab dia tahu kalau dirinya berkata jujur, maka Ares akan marah. Dan jika lelaki tersebut marah, maka nyawa Athena bisa terancam.

"Iya. Ini kubuat dari darah asli dan juga gambaran nyata yang kulihat. Tapi sayang sekali, banyak orang yang tidak tertarik dengan karya seni ini," jawab Ares sambil menatap lukisannya.

Athena menenggak salivanya sendiri. Dia tentu merasa takut saat mengetahui fakta itu. Meskipun begitu, dia berusaha tenang sebisa mungkin.

"Mereka pasti bukan benar-benar penikmat seni seperti kita." Athena terus memberikan komentar yang disukai oleh Ares.

"Kau benar. Apa kau ingin melihat yang lain?" tawar Ares.

"Tentu saja, kalau kau berkenan," sahut Athena.

"Sebentar," ujar Ares yang segera pergi lagi dari ruangan.

Satu per satu Ares membawa hasil karya seninya pada Athena. Sepertinya dia sangat menikmati pendapat Athena yang selalu memuaskan hatinya.

"Lihatlah patung ini. Anjing ini kubunuh saat masih SMA. Tapi aku tak sengaja menemukan kerangkanya beberapa tahun kemudian. Lucu bukan?" ucap Ares sambil terkekeh. Dia membicarakan patung kecil dengan kerangka kepala asli seekor anjing.

"Aku yakin anjing itu akan lebih menggemaskan bila hidup," ucap Athena.

Tanpa diduga, Ares langsung melotot. Sepertinya komentar Athena kali ini membuatnya tersinggung.

"Maafkan aku. Kebetulan aku punya seekor anjing di rumah. Aku jadi merindukannya setelah melihat karyamu." Athena buru-buru membuat pembelaan.

Ares perlahan berdiri dan berjongkok ke hadapan Athena. "Apa kau mau aku membawanya ke sini untukmu?" tanyanya.

"Ti-tidak perlu. Aku tidak mau kau repot karena itu," gagap Athena.

"Tidak apa. Katakan saja alamatmu," tanggap Ares.

"Sungguh, aku tidak apa-apa." Athena mencoba menolak baik-baik. Dia tentu tidak mau Ares mengetahui rumahnya, apalagi mengambil anjing kesayangannya. Athena takut anjingnya akan bernasib sama seperti anjing yang jadi korban Ares sebelumnya.

"BERITAHU SAJA AKU ALAMATMU!" pekik Ares. Dia berteriak tepat di wajah Athena.

Athena gemetaran. Karena takut, dia tak punya pilihan selain memberitahu.

Setelah itu Ares segera pergi. Ia kali ini tak lupa mengunci pintu kamar Athena.

Sekarang Athena sendirian. Saat itulah dia memecahkan tangis yang sebenarnya sejak tadi dirinya tahan.

Berinteraksi dengan seorang psikopat memang sulit sekali. Athena juga terpaksa membenarkan sesuatu yang tidak normal.

Hanya menangis yang mampu membuat Athena jatuh tertidur. Ia terlelap di waktu yang ambigu. Sebab semenjak di basement, Athena tidak tahu kapan malam dan siang.

...***...

Ares benar-benar pergi ke apartemen Athena. Lelaki itu masih mengenakan topeng merah di wajahnya. Namun saat berada di luar rumah, Ares melengkapinya dengan topi.

Kini Ares menaiki lift. Dia keluar saat lift berhenti di lantai tujuannya.

Ares pun langsung mendatangi unit apartemen Athena. Karena sudah diberitahu Athena kata sandinya, Ares bisa masuk ke sana dengan mudah.

Saat sudah di dalam apartemen, seekor anjing jenis retriever langsung menghampiri. Akan tetapi anjing itu berhenti saat melihat sosok Ares. Anjing tersebut tampak waspada. Sepertinya binatang itu tahu kalau Ares bukanlah orang baik.

"Guk! Guk!" Anjing bernama Tomy itu menyalak.

Ares tak peduli dengan gonggongan galak Tomy. Dia memilih masuk ke apartemen Athena lebih dalam. Dirinya berniat melihat-lihat. Ares hanya ingin membuktikan apakah selama ini Athena berbohong atau tidak.

Setelah diperiksa, ternyata Athena memang penyuka seni. Itu terbukti dari dekorasi dan aksesoris yang menghiasi apartemen Athena. Ares merasa semakin mempercayai gadis itu.

"Oh... Ternyata kau juga suka balet. Pantas saja kau suka musik klasik," gumam Ares saat melihat foto Athena dengan pakaian balet.

Ponsel Ares berdering. Ia mendapat telepon dari seseorang.

Lidah Ares berdecak kesal saat suara ponsel mengganggunya. Ares dengan cepat mematikan ponsel tersebut.

Karena panggilan telepon itu, Ares bergegas untuk pulang. Dia mengambil karung yang sudah dibawanya untuk dijadikan alat membawa Tomy.

Seperti sudah berpengalaman, Ares suntik bius terlebih dahulu Tomy. Selanjutnya, barulah dia masukkan anjing tersebut ke bagasi mobil. Namun kala itu Ares tidak langsung pulang. Ia harus mengurus sesuatu terlebih dahulu.

Episodes
1 Bab 1 - Kota Bloody
2 Bab 2 - Bertahan Hidup
3 Bab 3 - Steik Daging
4 Bab 4 - Tomy
5 Bab 5 - Sakit Perut
6 Bab 6 - Mandi
7 Bab 7 - Balet Vs Anjing
8 Bab 8 - Aku Akan Merubahmu!
9 Bab 9 - Filosofi Merah
10 Bab 10 - Mawar Putih & Merpati
11 Bab 11 - Nafsu Lain Ares
12 Bab 12 - Detektif Cody Mackinley
13 Bab 13 - Red Dress
14 Bab 14 - Kali Pertama
15 Bab 15 - Hadiah Ares
16 Bab 16 - Pertemuan Ares & Cody
17 Bab 17 - Mengetahui Satu Kebohongan
18 Bab 18 - Cinta Pertama Athena
19 Bab 19 - Mulai Terbuka
20 Bab 20 - Seperti Semangka Jatuh
21 Bab 21 - Tertembak
22 Bab 22 - Tikus Kecil
23 Bab 23 - Sepercik Empati
24 Bab 24 - Perlawanan Athena
25 Bab 25 - Melihat Matahari
26 Bab 26 - Rahasia Athena
27 Bab 27 - Pertemuan Kembali
28 Bab 28 - Tetangga Baru Athena
29 Bab 29 - Pasien Baru
30 Bab 30 - Pengakuan Ares
31 Bab 31 - Pacarku Psikopat
32 Bab 32 - Niat Pergi
33 Bab 33 - Ketahuan [1]
34 Bab 34 - Ketahuan [2]
35 Bab 35 - Tertangkap Lagi
36 Bab 36 - Pilihan Ares
37 Bab 37 - Keinginan Aneh Athena
38 Bab 38 - Hasil Diagnosis
39 Bab 39 - Stockholm Sindrom
40 Bab 40 - Athena Semakin Parah
41 Bab 41 - Bertemu Setelah Sekian Lama
42 Bab 42 - Daftar Korban Ares
43 Bab 43 - Rencana Athena
44 Bab 44 - Hari Persalinan
45 Bab 45 - Tanpa Perpisahan
46 Bab 46 - Hukuman Mati
47 Bab 47 - Warisan Ares
48 Bab 48 - Pergi Ke Swiss
49 Bab 49 - Rencana Menikah
50 Bab 50 - Ending
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 - Kota Bloody
2
Bab 2 - Bertahan Hidup
3
Bab 3 - Steik Daging
4
Bab 4 - Tomy
5
Bab 5 - Sakit Perut
6
Bab 6 - Mandi
7
Bab 7 - Balet Vs Anjing
8
Bab 8 - Aku Akan Merubahmu!
9
Bab 9 - Filosofi Merah
10
Bab 10 - Mawar Putih & Merpati
11
Bab 11 - Nafsu Lain Ares
12
Bab 12 - Detektif Cody Mackinley
13
Bab 13 - Red Dress
14
Bab 14 - Kali Pertama
15
Bab 15 - Hadiah Ares
16
Bab 16 - Pertemuan Ares & Cody
17
Bab 17 - Mengetahui Satu Kebohongan
18
Bab 18 - Cinta Pertama Athena
19
Bab 19 - Mulai Terbuka
20
Bab 20 - Seperti Semangka Jatuh
21
Bab 21 - Tertembak
22
Bab 22 - Tikus Kecil
23
Bab 23 - Sepercik Empati
24
Bab 24 - Perlawanan Athena
25
Bab 25 - Melihat Matahari
26
Bab 26 - Rahasia Athena
27
Bab 27 - Pertemuan Kembali
28
Bab 28 - Tetangga Baru Athena
29
Bab 29 - Pasien Baru
30
Bab 30 - Pengakuan Ares
31
Bab 31 - Pacarku Psikopat
32
Bab 32 - Niat Pergi
33
Bab 33 - Ketahuan [1]
34
Bab 34 - Ketahuan [2]
35
Bab 35 - Tertangkap Lagi
36
Bab 36 - Pilihan Ares
37
Bab 37 - Keinginan Aneh Athena
38
Bab 38 - Hasil Diagnosis
39
Bab 39 - Stockholm Sindrom
40
Bab 40 - Athena Semakin Parah
41
Bab 41 - Bertemu Setelah Sekian Lama
42
Bab 42 - Daftar Korban Ares
43
Bab 43 - Rencana Athena
44
Bab 44 - Hari Persalinan
45
Bab 45 - Tanpa Perpisahan
46
Bab 46 - Hukuman Mati
47
Bab 47 - Warisan Ares
48
Bab 48 - Pergi Ke Swiss
49
Bab 49 - Rencana Menikah
50
Bab 50 - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!