Kelly melangkah gontai memasuki rumahnya, rasa kecewa melanda hatinya. Ia baru saja pulang dari bertemu dengan Morgan, sang pacar.
Duduk di meja makan, Kelly mengeluarkan bekal makanan yang telah disiapkannya untuk Morgan. Ia membuka penutup box dan memandangi susunan rapi dan cantik sushi salmon buatannya. Pikirannya melayang pada saat-saat indah ketika Morgan masih menikmati masakan buatannya dengan senyum lebar di wajahnya.
"Morgan dulu sangat menyukainya, kenapa sekarang tidak suka? Saat terakhir aku pergi mengunjunginya, dia masih tersenyum. Baru tiga bulan berlalu dia sudah berubah," gumam Kelly dengan lirih. Air mata mulai menggenang di sudut matanya, menatap sushi salmon yang kini terasa hambar.
Hatinya terasa remuk, kecewa, dan bingung dengan perubahan sikap Morgan yang tiba-tiba. Ingin rasanya menegur dan menanyakan apa yang salah, namun rasa takut akan kehilangan membuat Kelly enggan mengungkapkan isi hatinya.
"Bahkan Zoanna lebih memahaminya dari aku, Dia menjawab sudah ada Zoanna dan Robby yang menemaninya. Apakah itu berarti dia tidak membutuhkan aku?" gumam Kelly.
Kelly lalu, mengambil sushi tersebut dan makannya dengan lahap. Satu-persatu sushi dia masukkan ke dalam mulutnya dan mengunyah sambil menelannya. Rasa makanan buatannya terasa pahit sehingga ia mengeluarkan air mata.
"Kenapa pahit sekali, biasanya wangi dan enak?" gumam Kelly. Kelly masih makan tanpa berhenti sambil menangis. Ia meluapkan kesedihannya di siang itu.
Morgan melangkah masuk ke rumah mewahnya dengan langkah pasti, diikuti oleh dua karyawan setianya. Begitu pintu terbuka, ia disambut hangat oleh seorang pria muda yang memiliki raut wajah mirip dengannya. Pria tersebut tak lain adalah adiknya, Billy.
"Kakak, akhirnya kamu pulang!" seru Billy dengan wajah sumringah, segera memeluk Morgan dengan erat.
Morgan membalas pelukan itu, merasa lega melihat adiknya baik-baik saja. "Apakah selama aku tidak ada, kamu ada melakukan kesalahan?" tanya Morgan, menatap Billy dengan tatapan tajam dan penuh kekhawatiran. Ia tahu betul bagaimana adiknya yang satu ini sulit diatur dan seringkali membuat ulah.
"Aku sangat baik sehingga mendengar perintahmu, kalau tidak percaya tanya saja pada Robby dan Zoanna?" jawab Billy dengan senyum lebar, lantas melepaskan pelukannya.
Rasa bangga terpancar dari wajahnya, seolah ingin membuktikan bahwa ia telah berubah menjadi lebih baik.
Morgan menoleh ke arah Robby dan Zoanna, dua karyawan yang tadi mengikutinya. Mereka mengangguk pelan, membenarkan ucapan Billy.
Morgan menghela napas lega, senang mendengar kabar baik tersebut. Namun, ia tetap ingin memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik di rumah dan perusahaannnya selama ia tidak ada.
"Aku akan periksa hasil kerja kalian semua," ucap Morgan dengan tegas, menunjukkan sisi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan pendiri perusahaan.
Malam itu, suasana hening menyelimuti ruang makan. Morgan dan adiknya, Billy, sedang menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh koki mereka. Robby dan Zoanna telah meninggalkan tempat itu, meninggalkan Morgan dan Billy untuk berbincang-bincang sambil makan.
"Kakak, apakah Kelly tidak datang menjemputmu?" tanya Billy sambil menggigit potongan ayam goreng.
"Ada," jawab Morgan dengan cuek, tanpa mengangkat pandangannya dari piring yang penuh dengan lauk pauk.
Billy mengernyitkan dahinya, "Dia mulai banyak berubah dalam enam bulan ini, Bukankah selama enam bulan dia tidak datang mengunjungimu? Kenapa tiba-tiba saja dia bisa datang?" tanya Billy dengan nada penasaran.
Morgan menghela napas sejenak, lalu menjawab, "Aku tidak tahu, mungkin saja ada urusan yang penting hingga membuatnya sibuk."
"Kenapa raut wajahnya kakak tidak gembira?" tanya Billy, menangkap ekspresi muram yang terpancar dari wajah sang kakak.
Morgan tersenyum paksa, mencoba menutupi kegelisahan yang ada di dalam hatinya. "Tidak apa-apa, mungkin aku hanya sedikit lelah," jawabnya, berusaha meyakinkan adiknya bahwa semuanya baik-baik saja.
"Kakak, menurutku Zoanna paling setia, di saat Kakak di penjara, Dia yang mengurus perusahaan dan sering mengunjungimu. di mana ada wanita seperti dia yang begitu setia. Bukankah sama saja dia menunggu Kakak selama tiga tahun. Dia bahkan lebih memahami Kakak dari pada Kelly!" ujar Billy.
Malam telah larut, pukul 22.00 tepat. Morgan duduk di kamarnya yang remang-remang, ditemani sebotol minuman keras yang setengah habis. Ia menyesap isinya perlahan, merasakan panas yang menjalar di tenggorokan dan perutnya.
Pikirannya melayang pada kenangan yang terasa seperti baru kemarin terjadi. Morgan mengingat betapa Kelly datang kepadanya, menangis tersedu-sedu, lalu memeluknya erat. Wajah Kelly yang terluka dan penuh kekhawatiran membuat Morgan hampir menangis, namun ia harus tetap tegar untuk menenangkan gadis itu. Mereka berdua berdiri di ruang sidang, menunggu keputusan hakim yang akan menentukan nasib Morgan.
"Sidang ini memutuskan, terdakwa Morgan dihukum penjara selama tiga tahun," ucap hakim dengan suara lantang dan tegas.
Kelly menjerit pilu, lalu memeluk Morgan seolah tak ingin melepaskannya. Morgan menepuk punggung Kelly pelan, mencoba memberi semangat pada gadis yang ia cintai. "Berjanji padaku, Kamu harus tetap menjalani hidup dengan baik, dan menunggu aku bebas. Robby dan Zoanna akan membantumu kalau butuh bantuan atau apa saja!" kata Morgan saat itu, menatap mata Kelly yang sembab dan berkaca-kaca.
"Aku tidak ingin kamu di penjara, Seharusnya aku yang dihukum. Bukan kamu!" tangisan Kelly yang di dalam pelukan Morgan.
Morgan menepuk punggung Kelly dengan lembut sambil menenangkannya," Apakah kamu sudi menikah denganku? Setelah aku bebas, kita akan menikah!"
Kelly melepaskan pelukannya dan menatap pria itu," Kamu tidak membenciku?"
"Tidak, karena aku mencintaimu! Aku ingin kamu menjadi istriku," jawab Morgan.
"Apakah ini janjimu untuk menikahiku?" tanya Kelly.
"Iya, Pegang janjiku, Aku hanya akan menikahimu. Jadi, kamu harus menungguku!" jawab Morgan yang mengecup dahi gadis itu.
Morgan yang kembali mengingat kejadian tersebut, Ia menghabiskan minuman kerasnya lagi, merasakan perasaan hampa dan kesepian yang menghantui. Tidak tahu apa yang terjadi sehingga dirinya menjauh dari gadis yang paling dia cintai.
Di sisi lain, Kelly memegang ponselnya erat-erat, jemari lentiknya menahan diri untuk tidak menekan nomor kontak Morgan yang terpampang di layar. Dahi Kelly berkerut saat ia terus menatap layar ponselnya dengan ragu dan kebingungan.
"Morgan juga tidak menghubungiku, ada apa dengan dia? Tidak peduli dia marah atau tidak, aku akan tetap mencarinya. Aku akan membuatkan sarapan kesukaannya. Mie California yang paling dia suka. Aku akan membuatnya besok," gumam Kelly dengan nada penuh tekad.
Keesokan harinya, Kelly bangun lebih pagi dari biasanya. Ia mengenakan apron dan mulai memasak Mie California spesial untuk Morgan. Dengan penuh semangat, Kelly menyelesaikan masakannya dan menyimpannya di dalam kotak makan yang telah disiapkan. Setelah semuanya siap, Kelly berangkat menuju mansion Morgan dengan hati berdebar-debar.
Sesampainya di sana, ia melangkah masuk dengan hati-hati, membawa kotak makan berisi Mie California kesukaan Morgan. Namun, begitu Kelly memasuki ruang tamu mansion tersebut, ia terkesiap melihat sosok yang tak terduga. Di sana, Zoanna sedang duduk di sofa, tertawa lepas sambil berbicara dengan Morgan yang tampaknya juga menikmati kehadiran wanita itu.
Hatinya serasa tertusuk saat menyaksikan pemandangan tersebut. Namun, Kelly mencoba menahan rasa kecewanya dan mendekati mereka dengan senyuman yang dipaksakan. Ia menyerahkan kotak makan berisi Mie California kepada Morgan, berharap pria itu akan kembali bersikap lembut padanya.
"Morgan, Aku menyediakan Mie California untukmu, makanlah sebelum berangkat kerja!" kata Kelly yang duduk di sofa dan membukakan kotak makanan itu dan memberikan kepada Morgan.
Morgan yang sedang fokus pada file yang di tangannya, Sama sekali tidak peduli dengan tawaran gadis itu.
"Kelly, tuan baru siap sarapan, Mungkin lebih baik kamu bawa pulang saja!" ujar Zoanna.
Kelly terdiam dan kecewa dengan sikap Morgan yang lagi-lagi bersikap dingin padanya.
"Morgan, apakah aku melakukan kesalahan? Kenapa kamu diam saja setiap melihatku?" tanya Kelly.
"Tidak ada! Karena aku sedang lelah dan banyak urusan, Kamu pulanglah! Kalau ada waktu aku akan menghubungimu!" jawab Morgan yang bangkit dari sofa.
"Tuan, Robby sudah datang, Kita sudah bisa berangkat!" kata Zoanna.
"Baiklah, aku akan mengambil dokumen dulu," jawab Morgan yang menuju ke lantai dua.
"Kelly, kamu pulanglah! Tuan baru bebas dan sangat sibuk. Tolong jangan menganggunya!" ujar Zoanna.
Kelly yang menahan kecewa hanya bisa pergi dari rumah itu, Ia melangkah cepat sambil menahan air mata. Tidak lama kemudian mobil Morgan pun berangkat menuju ke perusahaan.
Sementara Kelly masih berdiri di balik pagar tembok yang membatasi rumah mewah itu. ia memandang ke arah halaman, dan melihat salah satu pelayan rumah itu membuang makanan yang disediakan oleh Kelly. Betapa hancur perasaan gadis itu melihat makanan buatannya dibuang begitu saja ke tong sampah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Luzi
zoanna kyknya ulat bulu ya ???
2024-05-14
1
Anita noer
jd penasaran....ada apa dgmu morgan
2024-05-10
2
Nabil abshor
tidak boleh membuang makanan,,,, dosa itu lho,,,,, jahat sekali kalian y,,,
2024-05-10
1