Kelly Kabur

Di sisi lain, Kelly baru membuka matanya. Ia menyadari dirinya berada di rumah sakit dan langsung bangkit dari tempat tidur. Kecemasan dan ketakutan menyelimuti pikirannya, ditambah rasa penasaran yang mendalam."Kenapa aku tidak mati? Kenapa mereka masih selamatkan aku?" gumam Kelly dengan suara bergetar.

Ia menatap sekeliling ruangan, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia kehilangan kesadaran. Tidak lama kemudian Kelly mengingat dirinya yang berniat bunuh diri hingga pada akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit.

Kelly melepaskan jarum infus yang tertanam di lengannya dengan hati-hati, menahan rasa sakit yang menjalar sesaat. Setelah itu, ia meraih jaket yang terletak di besi ranjang dan memakainya dengan tergesa-gesa.

Dengan langkah perlahan namun pasti, Kelly bergerak menuju pintu kamar. Rasa penasaran yang besar mengalahkan rasa sakit di tubuhnya. Ia harus mencari jalan keluar agar tidak bertemu dengan orang yang membuatnya trauma.

Ia membuka pintu dengan hati-hati dan melangkah keluar ke koridor rumah sakit yang sepi.

"Nona!" sapa dua orang pria yang berjaga di luar kamar itu.

Kelly terkejut dan dengan refleks menyandarkan diri ke dinding. Matanya membesar saat melihat kedua pria itu, jantungnya berdegup kencang."Siapa kalian?" tanya Kelly dengan nada waspada, matanya menatap tajam pada kedua pria tersebut.

"Kami adalah anak buah Tuan Zavierson, ditugaskan untuk mengawasi Anda di sini," jawab salah satu pria dengan suara tenang namun tegas.

"Me-mengawasiku?" tanya Kelly semakin gugup.

"Benar, Nona," jawab mereka serempak dengan ekspresi serius.

Pikiran Kelly berputar-putar, mencoba mencerna informasi yang baru saja dia terima.

"Billy Zavierson dan Harger bekerja sama. Saat aku di rumah sakit saja dia masih menyuruh anggotanya mengawasiku. Tidak bisa, mereka pasti akan mengurungku dan menyiksaku lagi," batin Kelly dengan semakin cemas. Wajahnya semakin pucat, menandakan ketakutan yang menghantuinya.

"Nona, Anda tidak apa-apa? Kami akan menghubungi Tuan Zavierson bahwa Anda sudah sadar," ujar salah satu dari mereka, dengan nada prihatin namun tetap tegas.

Mendengar ucapan itu, Kelly merasakan ketakutannya semakin memuncak. Bayang-bayang siksaan yang pernah dia terima dari mereka kembali menghantui pikirannya. Pengalaman traumatis itu membuat tubuhnya mulai gemetar, dan dia merasa napasnya semakin berat.

Keinginannya hanya satu: melarikan diri sejauh mungkin dari mereka."Tidak! Aku tidak ingin ikut dengan kalian, kalian semua adalah bajingan," teriak Kelly dengan suara serak dan penuh ketakutan.

Tanpa berpikir panjang, dia memutar tubuhnya dan berlari secepat mungkin menjauh dari mereka.

Para penjaga terkejut dan segera berusaha mengejarnya. Kelly berlari melewati koridor-koridor rumah sakit, mengabaikan rasa sakit yang menyerang tubuhnya setiap kali kakinya menyentuh lantai. Di kepalanya hanya ada satu pikiran: melarikan diri. Dia berbelok tajam di sudut koridor, berharap bisa menemukan jalan keluar sebelum mereka berhasil menangkapnya.

Kelly berlari secepat mungkin, tubuhnya bergerak dengan penuh adrenalin meskipun rasa sakit semakin menyerang setiap sendi.

Dalam pelariannya yang panik, dia tak sengaja menabrak seorang suster yang sedang membawa nampan obat-obatan. Suster itu terjatuh, dan begitu pula Kelly.

Tubuhnya terkapar di lantai, namun ia segera melihat dua pria yang mengejarnya semakin mendekat.

Dengan kepala yang berdenyut kesakitan dan napas yang terengah-engah, Kelly tahu dia tidak punya waktu untuk merasakan sakit. Dia memaksakan diri untuk bangkit, meskipun kepalanya terasa berat dan pandangannya sempat berputar.

"Nona, tunggu!" teriak salah satu pria, suaranya penuh desakan dan cemas.

Kelly tidak menggubrisnya. Rasa takut yang meluap membuatnya terus memacu tubuhnya yang sudah kelelahan. "Jangan mendekat! Lebih baik aku mati daripada disiksa kalian lagi," teriak Kelly dengan penuh ketakutan dan keputusasaan.

Kata-kata itu menggema di koridor rumah sakit, membuat beberapa orang lain yang berada di sana memandang mereka dengan tatapan bingung dan khawatir. Tanpa memedulikan pandangan mereka, Kelly segera bangkit dan melanjutkan pelariannya. Ia berlari dengan cepat. berusaha menjauh dari dua pria yang masih mengejarnya.

Kelly yang sedang berlari di koridor rumah sakit, dengan napas tersengal-sengal dan mata yang berkilat penuh ketakutan, melihat seorang petugas kebersihan yang sedang memegang kayu pel lantai. Tanpa berpikir panjang, dia merebut kayu pel tersebut dari tangan petugas itu. Petugas kebersihan tersebut terkejut, tapi sebelum sempat bereaksi, Kelly sudah melesat menuju pintu tangga darurat.

Dia mendorong pintu dengan keras, membuka jalan menuju tangga yang menjulang turun. Sekali lagi, dia melihat ke belakang dan menyadari dua pria yang mengejarnya semakin dekat. Pikirannya bekerja cepat. Dia masuk ke dalam tangga darurat dan, dengan segenap tenaga, menutup pintu di belakangnya. Kelly segera memasukkan kayu pel ke gagang pintu, menguncinya dengan kuat agar kedua pria itu tidak bisa membukanya dari luar.

Anggota Morgan tiba di pintu tangga darurat dan mencoba membukanya, tapi pintu itu tidak bergerak. Mereka menggedor-gedor pintu, berteriak memanggil nama Kelly."Nona, buka pintunya! Kami tidak akan menyakitimu!" teriak salah satu pria dengan nada penuh desakan.

"Sampaikan pada bajingan itu, aku tidak akan disiksa oleh kalian lagi!" teriak Kelly sambil menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

Ia berlari menuju tangga darurat, mengabaikan rasa sakit yang menusuk di setiap langkah. Tangga itu berputar ke bawah, membuat Kelly merasa seperti terjebak dalam lingkaran tak berujung. Namun, ia terus berlari, tangannya meraih pegangan tangga untuk menjaga keseimbangannya. Ia tahu bahwa berhenti berarti menyerah pada nasib yang tidak ingin ia alami lagi.

Sementara itu, di dalam rumah sakit, Morgan bergegas ikut mencari Kelly. Ketika dia menyadari bahwa Kelly menghilang, dia segera meminta Markus untuk memeriksa rekaman CCTV dan siapa saja yang datang menjenguk Kelly.

Morgan dan Lion berpencar, masing-masing mengambil jalur berbeda untuk mencari Kelly.

"Hallo," sahut Morgan, menjawab panggilan telepon yang masuk dengan cepat.

"Tuan, nona Kelly berlari keluar dari rumah sakit," suara salah satu anak buahnya terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.

"Dapatkan dia kembali, jangan sampai Kelly terluka," perintah Morgan dengan nada cemas. Kekhawatiran terpatri dalam setiap kata yang dia ucapkan. Dia tahu bahwa Kelly sedang dalam kondisi depresi dan trauma. Sehingga ia takut kalau gadis itu akan melakukan hal bodoh.

Morgan langsung berlari menuju Lift dan untuk menuruni lantai dasar. akibat kelamaan menunggu pintu Lift terbuka ia pun mengunakan jalan lain.

Anggota Morgan harus melewati Lift akibat pintu tangga darurat yang tidak bisa dibuka.

Beberapa menit kemudian

Kelly yang berlari di pinggir jalan semakin kewalahan. Kakinya terasa berat dan sakit, hampir tidak mampu untuk melangkah lebih jauh. Setiap langkah menjadi beban, dan rasa sakit di kepalanya semakin tak tertahankan.

"Mereka masih mengejarku, sepertinya aku tidak sanggup lagi. Kepalaku mau pecah," rintih Kelly, suaranya hampir tenggelam oleh gemuruh lalu lintas di sekitar. Ia terhenti di pinggir jalan, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya gemetar karena kelelahan dan ketakutan.

Ia memandang ke belakang dan melihat dua pria yang semakin mendekat. Wajah mereka penuh determinasi, dan itu membuat Kelly semakin ketakutan. Air mata mengalir di pipinya saat ia melirik sekeliling, mencari jalan keluar yang tampaknya tidak ada. Di sekitarnya, pejalan kaki dan kendaraan berlalu-lalang, acuh tak acuh terhadap penderitaannya.

"Tidak ada jalan untukku. Walaupun aku lolos dari mereka, aku juga tidak bisa pulang. Billy tahu rumahku. Sementara Morgan sudah tidak peduli padaku. Polisi juga di pihak Billy. Aku tidak mau disiksa lagi. Ruangan itu sangat menakutkan," gumam Kelly, suaranya bergetar. Bayangan siksaan yang pernah dia alami—jarinya yang dijepit, tindakan kekerasan yang tak berujung—semakin membuatnya panik dan ketakutan.

Rasa putus asa melanda dirinya. "Iya, hanya mati yang bisa mengakhiri penderitaanku," ucap Kelly dengan putus asa.

Dalam keadaan yang kacau itu, satu pikiran melintas di benaknya: mengakhiri semuanya. Kelly melihat ke jalan yang ramai dengan mobil-mobil yang melintas. Dengan harapan bahwa sebuah mobil akan menabraknya dan mengakhiri penderitaannya, dia berlari ke tengah jalan tanpa berpikir panjang.

Terpopuler

Comments

Kartika Lina

Kartika Lina

nyesek bacanya 😭😭😭😭

2024-06-16

0

Lasman Silalahi

Lasman Silalahi

lanjut

2024-05-28

1

Kinara Widya

Kinara Widya

trauma yg mendalam membuat Kelly putus asa dan selalu ingin mengakhiri hidupnya...semoga Morgan cepat menemukan kelly

2024-05-28

5

lihat semua
Episodes
1 Pacar Yang Bebas Dari Penjara
2 Perasaan Yang Hancur
3 Ada Apa Dengan Jari Kelly?
4 Undangan Ulang Tahun
5 Kado Yang di Abaikan
6 Mantan Narapidana
7 Kelly Ditahan
8 Alasan Kelly di Penjara
9 Siksaan Yang Diterima Kelly
10 Kelly Yang Putus Asa
11 Morgan Menemui Harger
12 Kelly Bunuh Diri
13 Hasil Penyelidikan
14 Kelly Kabur
15 Dibawa Pergi
16 Lamaran Morgan
17 Semakin Hancur Perasaan Kelly
18 Hari Pernikahan
19 Perbuatan Zoanna Terungkap
20 Billy dan Kelly Terluka
21 Keraguan Kelly
22 Kembali ke Rumah
23 Identitas Billy Yang Sebenarnya
24 Mantan Yang Kembali
25 Kelly Kecewa
26 Kelly dibawa Orang Asing
27 Merayakan Ulang Tahun Mantan
28 Kelly Kembali Ke Rumahnya
29 Pilih Salah Satu
30 Ciuman Morgan dan Juny
31 Kegelisahan Kelly
32 Kesempatan Terbaik
33 Jawaban Yang di Inginkan Kelly
34 Markus Heboh
35 Sindiran Juny
36 Kelly Tidak Sadarkan Diri
37 Keberangkatan Morgan
38 Apa Keputusan Morgan?
39 Morgan Membatalkan Kerja Sama
40 Ciuman Morgan
41 Dana Misterius
42 Sentuhan Morgan
43 Perdebatan Kelly
44 Babi Hutan!
45 Perdebatan di Kantor Polisi
46 Hapus Daftar Nama Dari Dunia Bisnis
47 Kericuhan Restoran
48 Kemarahan Morgan Yang Terpendam
49 Foto Masa Lalu
50 Perkelahian Dua Wanita
51 Malam Pernikahan
52 Malam Yang Panas
53 End
54 Promo Novel
55 Promo Novel
56 Promo Novel
57 Promo Novel Hasrat Seorang Gangster.
58 Promo Novel
59 Promo Novel
60 Promo novel
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Pacar Yang Bebas Dari Penjara
2
Perasaan Yang Hancur
3
Ada Apa Dengan Jari Kelly?
4
Undangan Ulang Tahun
5
Kado Yang di Abaikan
6
Mantan Narapidana
7
Kelly Ditahan
8
Alasan Kelly di Penjara
9
Siksaan Yang Diterima Kelly
10
Kelly Yang Putus Asa
11
Morgan Menemui Harger
12
Kelly Bunuh Diri
13
Hasil Penyelidikan
14
Kelly Kabur
15
Dibawa Pergi
16
Lamaran Morgan
17
Semakin Hancur Perasaan Kelly
18
Hari Pernikahan
19
Perbuatan Zoanna Terungkap
20
Billy dan Kelly Terluka
21
Keraguan Kelly
22
Kembali ke Rumah
23
Identitas Billy Yang Sebenarnya
24
Mantan Yang Kembali
25
Kelly Kecewa
26
Kelly dibawa Orang Asing
27
Merayakan Ulang Tahun Mantan
28
Kelly Kembali Ke Rumahnya
29
Pilih Salah Satu
30
Ciuman Morgan dan Juny
31
Kegelisahan Kelly
32
Kesempatan Terbaik
33
Jawaban Yang di Inginkan Kelly
34
Markus Heboh
35
Sindiran Juny
36
Kelly Tidak Sadarkan Diri
37
Keberangkatan Morgan
38
Apa Keputusan Morgan?
39
Morgan Membatalkan Kerja Sama
40
Ciuman Morgan
41
Dana Misterius
42
Sentuhan Morgan
43
Perdebatan Kelly
44
Babi Hutan!
45
Perdebatan di Kantor Polisi
46
Hapus Daftar Nama Dari Dunia Bisnis
47
Kericuhan Restoran
48
Kemarahan Morgan Yang Terpendam
49
Foto Masa Lalu
50
Perkelahian Dua Wanita
51
Malam Pernikahan
52
Malam Yang Panas
53
End
54
Promo Novel
55
Promo Novel
56
Promo Novel
57
Promo Novel Hasrat Seorang Gangster.
58
Promo Novel
59
Promo Novel
60
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!