Harger terdiam dan berusaha menutupi kebenaran yang terjadi. Jantungnya berdebar kencang, namun dia tetap mencoba mempertahankan sikap tenang.
"Tuan Zavierson, apa yang saya katakan ada benar. Gadis itu sangat keras kepala. Dia selalu saja menimbulkan masalah. Tanpa ragu dia juga menyinggung banyak orang. Oleh karena itu saya hanya melakukan sesuai peraturan undang-undang," jawab Harger, mencoba meyakinkan pria di depannya.
Morgan Zavierson, seorang pengusaha berpengaruh menatap Harger dengan tatapan tajam. Dia tidak percaya sedikit pun pada alasan yang diberikan oleh detektif itu.
"Detektif Harger, apa yang kamu katakan saat ini, aku tidak akan percaya. Jangan sampai aku berhasil menemukan kebenarannya. Kalau tidak aku tidak akan sungkan mengeluarkanmu dari negara ini," kecam Morgan dengan suara yang penuh determinasi.
Harger merasa jantungnya semakin berdebar. Dia tahu bahwa Zavierson memiliki kekuasaan yang cukup untuk membuat hidupnya hancur.
"Bebaskan Kelly sekarang juga!" perintah Morgan pada atasan Harger yang berada di ruangan yang sama. Suaranya tegas dan tidak bisa dibantah.
"Tuan..." atasan Harger mencoba memberi penjelasan, tetapi Morgan segera memotongnya.
"Kenapa, kau menolak? Kelly Thompson adalah temanku. Masalah ini akan tetap aku selidiki," ketus Morgan tanpa memberikan ruang untuk penolakan.
Atasan Harger terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, Tuan Zavierson. Kami akan membebaskan Kelly segera. Kami harap masalah ini dapat diselesaikan dengan baik," katanya dengan nada yang lebih tenang.
Harger, cepat bebaskan Kelly Thompson!" perintah atasannya dengan tegas.
"Siap!" jawab Harger yang hanya bisa patuh, meskipun hatinya penuh kecemasan. Dia tahu bahwa situasinya semakin rumit.
"Kalau sampai Billy Zavierson mengetahui hal ini dia pasti mengamuk. Kakaknya sendiri membebaskan gadis itu," batin Harger, sadar bahwa masalah ini bisa menjadi lebih besar dari yang dia bayangkan.
Dengan langkah cepat, Harger menuju ke ruangan tahanan Kelly Thompson. Namun, baru beberapa langkah, dia mendengar suara seseorang berteriak panik, "Gawat! Tahanan di ruang ujung bunuh diri!"
Jantung Harger langsung berdegup kencang. "Siapa?" tanyanya dengan suara bergetar, penuh kekhawatiran.
"Kelly Thompson! Dia membenturkan kepalanya berulang kali di ruangan itu. Kepalanya berlumuran darah dan sudah tidak sadarkan diri," jawab rekannya yang tampak ketakutan.
Tanpa berpikir panjang, Harger berlari menuju ruangan Kelly. Di sepanjang koridor, suasana menjadi kacau. Petugas lain bergegas ke tempat yang sama, berusaha untuk mengendalikan situasi.
Saat salah satu detektif menggendong Kelly yang dalam kondisi tidak sadar, Morgan dan Lion berpapasan dengan mereka di koridor gedung kepolisian. Morgan merasa hatinya hancur melihat sang pacar dengan wajah berlumuran darah dan tidak sadarkan diri. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya.
"Ada apa dengan Nona Thompson?" tanya Lion yang segera menghentikan langkah detektif itu dengan nada penuh otoritas dan ketegangan.
"Tahanan bunuh diri," jawab detektif tersebut dengan suara yang datar dan sedikit gemetar, menyadari betapa serius situasi ini.
Morgan, yang wajahnya memerah karena marah dan panik, mendekat dengan cepat. "Kalau pacarku sampai meninggal, kalian yang akan kutuntut!" kecamnya dengan suara yang keras, penuh kemarahan. Tanpa menunggu jawaban, Morgan merebut Kelly dari detektif itu, menggendongnya dengan penuh kehati-hatian dan segera bergegas keluar menuju mobil.
Harger sangat cemas dengan kejadian tersebut, karena jika gadis itu tidak berhasil diselamatkan, dirinya harus menanggung akibatnya. Dalam kegelisahannya, Harger segera menghubungi seseorang yang berada di tempat lain.
"Halo, Tuan Billy," ucap Harger dengan suara yang dipelankan, hampir berbisik.
"Ada apa?" tanya Billy dari seberang sana dengan nada datar.
"Gadis itu bunuh diri," jawab Harger penuh kecemasan, suaranya bergetar.
"Biarkan saja dia mati, dia hanya manusia rendahan. Tidak ada gunanya kalau dia masih hidup," balas Billy dengan dingin tanpa perasaan.
"Masalah besar adalah, Kakakmu datang ke sini dan menyelidiki kasus ini," ujar Harger semakin cemas, tangannya gemetar memegang ponsel.
Billy terdiam sejenak, seakan sedang mencerna informasi yang baru saja didengarnya.
"Kakakku?" tanya Billy, suaranya mulai terdengar serius.
"Iya, Kakakmu. Dia sangat bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini," jawab Harger dengan napas tertahan.
Billy menghela napas panjang, tanda bahwa situasi ini lebih rumit dari yang ia bayangkan. "Asalkan kau tidak berkata yang sebenarnya, Maka kita akan selamat. Ingat tutup mulutmu. Selagi kamu tidak bicara kakakku tidak akan curiga!" perintah Billy.
Rumah Sakit, Los Angeles.
Dokter yang menangani Kelly keluar dari ruang UGD.
"Dokter, bagaimana keadaan teman saya?" tanya Morgan.
"Pasien sudah selamat. Hanya saja kondisi mentalnya tidak baik. Apakah sebelumnya pasien mengalami sesuatu yang buruk sehingga meninggalkan kesan trauma hingga putus asa untuk hidup?" tanya dokter.
"Putus asa untuk melanjutkan hidup?" tanya Morgan yang hampir tidak percaya.
"Sepertinya Nona Thompson mengalami kehidupan yang sangat buruk sebelumnya," ucap Lion panjang lebar.
"Tuan, ada satu hal yang ingin saya tanyakan," kata dokter dengan nada serius. "Saya mendapati jari-jari pasien ada bekas luka. Apakah sebelumnya pasien pernah disiksa atau menjalani hukuman?"
"Bekas luka di jari?" Morgan bertanya dengan rasa ingin tahu yang mendalam, mengingat kembali kebiasaan Kelly yang selalu mengenakan sarung tangan untuk menutupi telapak tangannya.
"Sebelum aku bebas dari penjara, Kelly datang setiap hari untuk menjengukku. Namun, suatu hari, dia tiba-tiba tidak datang dan hilang kabar selama enam bulan. Apa yang terjadi dalam enam bulan itu?" Morgan bergumam, pikirannya melayang-layang mencari jawaban.
Dokter menatap Morgan dengan penuh simpati. "Mungkin ada sesuatu yang sangat buruk terjadi padanya selama periode itu. Bekas luka di jarinya tampak seperti hasil dari siksaan yang berkepanjangan."
Morgan menghela napas panjang, merasa beban semakin berat di pundaknya. "Aku harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Kelly. Dia selalu tampak kuat, tapi jelas ada sesuatu yang disembunyikannya."
Dokter mengangguk pelan. "Saya akan terus memantau kondisi mental dan fisiknya. Sementara itu, mungkin Anda bisa mencari tahu lebih banyak tentang masa lalunya dan apa yang terjadi selama enam bulan itu."
"Terima kasih, Dokter. Saya akan melakukannya. Saya percayakan Kelly padamu!" ucap Morgan.
"Lion, selidiki diam-diam masalah ini. Mulai ikuti Harger! Aku yakin orang yang memenjarakan Kelly masih tinggal di dalam kota. Utuskan penyidik untuk mencari tahu sampai dapat!" perintah Morgan dengan tegas.
"Baik, saya segera lakukan sekarang juga," jawab Lion tanpa ragu.
"Tapi ingat, jangan mengejutkan Harger. Dia hanya mengikuti perintah. Oleh sebab itu, aku harus menangkap dalang utamanya," ujar Morgan dengan penuh determinasi.
Lion mengangguk mengerti. "Saya akan berhati-hati dan memastikan tidak ada yang mencurigai pergerakan kita."
Morgan terdiam sejenak dan teringat sesuatu. Suara Zoanna tiba-tiba muncul dalam ingatannya, berkata dengan nada tegas, "Tuan, Kelly tidak datang karena sibuk berkencan dengan pria lain. Ini adalah fotonya."Kata-kata Zoanna terus bergema di benaknya.
"Selama enam bulan itu, Billy dan Zoanna memberiku jawaban yang sama. Bahwa Kelly berkencan dengan pria lain. Apakah mereka sedang membohongiku?" Morgan bergumam pada dirinya sendiri, merasakan keraguan yang semakin besar.
"Zoanna, sekretarisku yang selalu bisa kupercaya, dan Billy, adikku sendiri. Apakah mereka bisa bersekongkol untuk menyembunyikan sesuatu dariku?"Morgan mengingat kembali setiap detail yang diberikan Billy dan Zoanna, mencoba menemukan petunjuk yang mungkin terlewatkan.
Morgan masuk ke kamar pasien di mana Kelly sedang dirawat.
Gadis itu belum sadarkan diri, kepalanya dibalut perban, dan wajahnya pucat.
Morgan menatap bekas luka di sepuluh jari Kelly. "Pantas saja kamu selalu mengenakan sarung tangan. Kenapa kamu tidak memberi tahu aku? Apakah ada kaitannya dengan Billy? Apakah itu sebabnya kamu menolak bantuan dariku?" ucap Morgan dengan suara penuh emosi, merasa sakit hati melihat bekas luka pada jari-jarinya.
Dia duduk di samping tempat tidur Kelly, memegang tangannya dengan lembut. "Aku ada di sini untukmu, Kelly. Aku akan mencari tahu siapa yang menyakitimu dan memastikan kamu mendapat keadilan."Mata Morgan berkaca-kaca, dipenuhi dengan campuran perasaan cemas, kesedihan, dan kemarahan.
"Apa yang telah kamu alami, Sehingga memilih mengakhiri hidupmu," ucap Morgan.
Tidak lama kemudian Markus tiba di rumah sakit dengan terburu-buru. Klek!" suara pintu terbuka oleh Markus.
"Morgan!" serunya yang menghampiri ranjang.
"Lion telah memberitahu aku semuanya, Kenapa tidak menahan detektif Harger dan memaksa dia untuk bicara?" tanya Markus.
"Dia tidak akan bicara dengan jujur, Karena risikonya akan kehilangan kerja. Melawan dia mudah bagiku. Tapi lebih penting adalah mendapatkan dalang utamanya. Tenang saja! Harger pasti akan pergi menemui orang itu," jawab Morgan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Luzi
lanjut Thor
2024-05-27
0
Nanda
lanjut donk
2024-05-26
0
Kinara Widya
justru nyawa Kelly dalam bahaya sekarang kalau Morgan gak menjaganya.
2024-05-25
0