Bab 14

Keluar dari pengajian, Anna berjalan tertunduk takut melihat siapapun. Dia bergeser saat akan mengambil sandal jepit karena kehadiran seorang ikhwan berbau musk. Matanya membesar saat lelaki itu membungkuk, hingga Anna bisa melihat model rambut dan telinga Damar yang bersih.

Damar mengambil sandal jepit lalu dihadapkan hingga Anna bisa langsung pakai.

"Terimakasih."

Damar tersenyum dia senang bisa melihat mata itu sedikit menyipit, rona tampak dibawah kelopak matanya, walau itu sedikit tetapi jadi sangat membuatnya semangat. Sayangnya, Anna buru-buru pergi.

*

Sehabis sholat dhuhur, Azzam berjalan beriringan dengan Pak Hamdan.

Sementara itu bibir Damar saling membentuk garis lurus saat melihat kedekatan mereka. Damar jadi uring-uringan.

Di gubuk, Ana melompat ke belakang, terkejut saat baru keluar dari tenda karena Azzam sedang mengancingkan anak kancing terbawah dari kemeja lusuh milik abi, di badan lelaki itu.

Anna melihat bagaimana abi memberikan sepasang sandal jepit berbeda warna ke depan kaki Azzam dan lelaki itu menurut dengan melepas sandal mahal itu lalu berganti ke sandal jepit. "Abi mau apa?"

"Ini Nak Azzam mau merasakan kehidupan Abi dengan ikut cari rongsok."

"Ha! Tapi panas lho?"

Azzam tersenyum pada Anna, merasa dikhawatirkan membuat hatinya menjadi dag dig dug. Namun, senyumannya mendadak pudar mendengar ucapan abi.

"Sudah sana pasti Bu Rini nungguin. Jangan lama-lama di sini sendirian!" Hamdan takut bila ada laki-laki nakal datang ke sini, tempatnya sepi.

"Memang Anna mau kemana?" Tanya Azzam mendengar nama ibunya Damar disebut.

"Itu ke rumah Bu Rini, ada masak-masak buat dibawa ke masjid." Hamdan sudah terima uang dari Bu Rini.

"Oh, ketempat Ustadz? Biar saya antar dulu!"

"Biarkan saja dia pergi sendiri. Kamu mau mengantarnya? Yang ada nanti jadi omongan tak sedap." Hamdan berusaha ketat menjaga putrinya.

Hari begitu terik, Hamdan memandangi Azzam yang mengorek-ngorek bak sampah lalu mengambil botol. Keringat bercucuran dari wajahnya yang kemerahan seolah tidak terbiasa panas. Namun, luar biasa Azzam yang menghayati perannya tanpa rasa jijik. Tatapan mata hitam jelaga itu justru seperti mengandung luka.

Dari kejauhan ada sebuah mobil Pajero hitam berhenti sambil membagikan kotak dus. Sontak Hamdan berlari seolah-olah dirinya tidak makan selama stau tahun. Ia melirik dari bahunya dengan cepat dan bersyukur Azzam ikut berlari dengan terbirit-birit.

Azzam menoleh belakang dengan ngeri. "Ada apa, Pak! Ada satpol PP ya!" Azzam ngos-ngosan. Mendadak dia berhenti dengan kebingungan karena menerima sodoran dus kotak.

"Kenapa satpol PP?" Kedua alis Hamdan menyatu.

"Kita, hendak ditangkap satpol PP sampai lari-lari? Saya hem hhhah pernah melihat film Indonesia dikejar satpol PP dan polisi." Azzam menahan ngos-ngosan sambil menyeka keningnya yang makin basah.

"Kita bukan penjual kaki lima kenapa ada satpol PP!"

"Terus mengapa sampai bapak berlarian. Kenapa?"

"Ini, kita bisa nggak kebagian nasi kotak!"

Azzam langsung loyo, ia kembali menarik napas dalam. Nasi kotak. Ia mengintip apa nasinya berbentuk kotak? Tapi nasinya berbentuk bundar itu? Ada sayur kacang panjang dan telur rebus dibumbui. Luar bias, Pak Hamdan meminta dua kotak lagi untuk yang di rumah.

"Ayo, duduk makan dulu!"

Azam memperhatikan abi yang kurus dan tampak tak sehat. Lelaki tua itu cuci tangan dari air botol yang dibawa dari gubuk dan mulai makan.

"Makan disini?" gumam Azam sambil menaruh kantong kresek tempat sampah. Dia mengikuti cara abi cuci tangan. Ketika memegang sendok, dia berpikir sejenak apa tidak apa-apa cuci tangan tanpa sabun? Azzam menggelengkan kepala, dia memilih langsung berdoa daripada berpikiran buruk.

Selama mengunyah, Azzam was-was setiap mendengar suara motor lewat, jangan sampai kakinya diinjak motor.

Suara pim motor mengejutkan Azzam, dia mundur dan sesuatu menyambar wajahnya dengan cepat. Seketika tawa renyah terdengar menggema bahkan sampai batuk-batuk.

"Azzam wajahmu!" Hamdan langsung mengambil botol bekas yang penyot setelah terinjak sepeda motor hingga airnya mendarat di wajah Azam.

"Mereka nggak sopan, Abi." Azzam meraup wajah tampannya, sampai air berwarna coklat dan berbau teh manis di ujung hidung itu sedikit mengering. Angin menerpa wajahnya, tidak hanya membuat dingin tetapi ia sedikit jijik.

"Nak, keringkan wajahmu." Hamdan mengambil handuk dari bahu, langsung menyodorkannya dengan tawa kecil merasa terhibur. "Tuh, makananmu ikutan basah! Sini tukeran sama punya Abi!"

"Terimakasih, Abi." Azzam dengan wajah murung mengelap wajah dengan handuk berbau asin tetapi tidak berbau kecut. Nasi kotaknya lalu ditukar.

Lagi-lagi. Azzam tertegun memandang nasi kotak baru dimakan 1/4 nya sedangkan telur balado masih utuh. Sendoknya juga sudah diambil abi, dia mendapat sendok dari nasi kotak lain yang masih bersih.

Dengan perasaan tersentuh, dia melahapnya, entah walau sangat sederhana, setiap butir lan nasinya terasa sangat manis dan enak. Dia melirik abi yang tampak menikmati makanan yang sedikit basah oleh air teh. Cara makan abi ternyata sangat lambat seperti makan daging. Sepertinya, sekali mengunyah bisa sampai 15 kali sebelum ditelan. Jadi dia pun selesai duluan.

Lagi, sebuah botol dilemparkan hingga mengenai sandal yang dipakai Azzam. "Abi, mereka tidak beradap, mentang-mentang kita cari botol plastik!" Napas Azzam langsung turun naik begitu bergemuruh. "Masa dilempar!"

Hamdan tersenyum , lagi-lagi terhibur pada ekspresi kesal pemuda itu. "Sudah-sudah, disyukuri saja botolnya," kata Abi mengambil botol itu dari tangan Azzam. "Ini juga rezeki. Melalui mereka. Ingat botol ini adalah emas dan harta karun khususnya bagi saya dan pemulung lain."

Dada Azzam terguncang. Selama dengan Pak Hamdan, Azzam selalu tak bisa dibuat berkata-kata. Bagaimana tidak, dia melihat lelaki paruh baya ini menjalani hidupnya tanpa mengeluh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!