Bab 12

Keesokan paginya setelah shalat Duha, saat Azzam memakai sepatu dia melihat Pak Hamdan akan turun ke jalan setapak di samping sungai. Dia sontak berlari.

"Pak Hamdan, assalamualaikum!"

"Walaikum salam."

"Boleh saya ke sana?" Azzam menunjuk setapak di bawah. Tak peduli walau sinar matahari mulai menyengat kulitnya, dia tetap bersemangat.

Hamdan mengangguk. Mereka berhenti di samping gubuk.

Pak Hamdan duduk di bangku kayu. Tangan hitam legam karena terbakar matahari itu menyobekki plastik dari botol bekas.

"Saya ingin tahu seperti apa rasanya pekerjaan itu. Ijinkan , saya membantu ya?"

"Ini kotor."

"Saya akan cuci tangan." Azzam tertawa kecil sambil berjongkok. Dia sering memperhatikan bulir-bulir keringat mengalir dari pelipis laki-laki yang berkulit coklat, yang wajahnya menggambar betapa Pak Hamdan telah banyak melalui hidup yang begitu keras.

"Anna, ambilkan Abi bangku!"

Anna yang sempat menguping langsung terlonjak dan keluar dari tenda lalu berjalan keluar. Jantung wanita itu berdegup kencang saat tahu siapa yang membantu abi, sampai dia tak sadar matanya terus bersitatap dengan Azzam.

Azzam menerima uluran bangku yang baru diberikan Pak Hamdan setelah mengambil dari Anna. Bibir Azzam mengukir senyum indah.

Hamdan berdeham lagi dan putrinya langsung balik ke tenda. Sungguh dia merasa bahaya sekali memiliki anak perempuan saat dia tidak memiliki rumah. Dia harus menyewa kontrakan segera.

"Nak Azzam biasa tinggal dengan siapa?"

Azzam berpikir sebentar. "Azzam memiliki anak angkat yang berusia tiga tahun jadi berdua."

Alis Hamdan semakin terangkat. "Anak angkat?"

"Dia yatim piatu dari kawasan perang." Wajah Azzam langsung murung.

Hamdan mengangguk. "Lalu sekarang anak itu dengan siapa?"

"Bain namanya. Dia dititipkan di rumah orang tua saya. Rumahnya tidak jauh dari rumah Azzam."

Anna menguping, dia duduk di tempat tidur. Orang seperti apa dia ?

"Berapa lama kamu di sini?" Tanya Hamdan dengan nada kebapakan.

"Dua minggu lagi. Oh ya, Abi .... Bolehkah saya memanggil Anda begitu?"

"Hm!"

Anna meremas baju saat merasakan jiwa stalkernya yang memberontak. Percakapan mereka membuatnya deg-degan. Ayo terus pancing dia, Abi!

"Saya memiliki satu kakak laki-laki berusia 30 tahun. Sementara saya 28 tahun. Saya sudah merintis usaha sejak usia 24 dengan mengandalkan bantuan modal dari orang tua."

Hamdan berpikir bahwa pemuda itu sosok pekerja Keras. Nilai plus.

Sarah muncul membawa satu keresek berisi lima kotak makanan. Kemudian dibuka di depan tenda.

"Abi, untuk apa itu?" Tanya Azzam saat melihat Bu Sarah mengiris kue yang berjamur dari kantong tadi.

Hamdan memperhatikan wajah lelaki itu. "Makanan untuk dimakan."

"Ya makanan," ulang Azzam langsung teringat pada ucapan Ustad Malik, bahwa keluarga itu makan dari apa yang dikumpulkan dari tong sampah.

Anna kemudian keluar lalu duduk di samping umi. Ia mengambil di dus yang ditunjuk uminya yang katanya masih baru.

Hati Azzam seperti jatuh ke bumi. Dia teringat pemandangan saat di Afrika pada orang kelaparan. Matanya memanas saat melihat Anna makan dengan memasukan potomgannroti ke balik cadar. Anna berusaha memunggungi ditambah bersembunyi dibalik badan umi, jadi tidak kelihatan.

Ingin rasanya Azzam langsung memberikan uang atau membeli makanan layak tetapi karena ia sedang melamar Anna maka semuanya harus serba dipikirkan dulu. Ustadz Malik menyarankan agar tidak menyinggung Pak Hamdan.

Selesai dengan pekerjaannya, Hamdan cuci tangan dan mengambil roti itu, mencium samar bau jamur tapi sudah tidak ada warna hijau keabuan.

"Abi!"Azzam kebingungan saat Abi memakannya. "Apa nanti tidak sakit perut?"

"Alhamdulillah, belum pernah. Saya ingin menawari kamu makanan ini, tapi ini bukan makanan yang layak."

Azzam meringis, ia juga tak akan berani makan makanan dari tempat sampah.

Anna terkesiap saat Azzam menitihkan air mata seolah tersentuh. Dia menarik kesimpulan kalau lelaki itu ternyata berhati lembut.

Terpopuler

Comments

Naila Sakielaputri

Naila Sakielaputri

ga paham

2024-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!