Bab 9

Semua jamaah bubar, Anna dan Winda berjalan beriringan.

"Assalamualaikum!"

Mendengar suara bass menenangkan, Anna menoleh kanan. Ada seorang laki-laki yang berdiri di dekat pintu. Dia menoleh kiri ke Winda yang langsung menjawab salam dan dia pun menyusul. "Walaikumsalam."

"Zam!"

Anna dan Winda menoleh ke pintu ke seorang pemuda yang lebih pendek dan sama-sama tak mereka kenali.

"Kamu pulang saja dulu, saya mau berbicara dengan Anna."

"Anna?" Tanya Damar bingung pada Azzam. "Anna Arista?" Ia terheran karena tamunya mengangguk. "Zam, ini Winda bukan Anna yang kau cari!"

"Lalu kamu siapa?" Tanya Winda balik karena Anna hanya menunduk.

"Aku Damar. Aku ingat wajah kamu, Wind!"

"Damar anaknya pak ustadz?" Mata Winda berbinar karena anggukan itu. "Eh, lu gantengan sekarang, pantas emak-emak ribut!"

Anna melirik sebentar lalu menunduk lagi. Benarkan dugaannya, laki-laki yang bersama pak ustad, yang agak pendek ini adalah Damar. Jadi, siapa ikwan yang tinggi ini. Apa mungkin teman Damar, tapi kenapa mencarinya? Lalu, tahu namanya?

"Jadi di mana Anna?" Tanya Damar dan heran karena Winda melirik ke samping ke perempuan dengan niqob yang mana terus tertunduk.

"Dia Anna," kata Azzam dengan mengayunkan kepala ke arah wanita bercadar.

"Ha .... ! " Mata Damar melotot, memandang dari atas ke bawah. Anna itu dulu tomboy, seringnya rambut pendek ala Dora.

"Mana mungkin. Anna kan petakilan.l!" Damar mengangkat alis karena wanita itu makin tertunduk. "Kamu! Kamu! Seriusan kamu, Ris?"

Anna mengangguk. "Permisi ... maaf Mar aku sudah ditunggu Bu Rini."

Damar terbengong-bengong karena dia ditinggal begitu saja. "Lah aku juga mau pulang!"

"Anna!" panggil Pak Hamdan.

"Iya Abi, " jawab Anna lembut sambil menoleh, ia batal memakai sandal. "Gimana?"

Azzam terkagum-kagum pada suara lembut itu, dia juga ingin dipanggil dengan lembut.

"Abi juga mau ke sana." Pak Hamda memakai sandalnya yang disebelah sandal Anna.

"Baik, Anna sama Abi." Anna memeluk lengan abi.

Hamdan menoleh ke arah Azzam, yang mulai berjalan tak mau ketinggalan. Dia menatap ke arah Damar. Membandingkan keduanya lalu menatap putrinya yang mendadak kabu dan dengan cepat di bawah diujung tangga. Cepat banged kaburnya, pakai bersembunyi di balik gapura.

"Kalian jalan di depan!" ucap Pak Hamdan pada para pemuda.

"Ya Pak!" ucap Damar.

"Siap!" ucap Sarip dan Dimas dan dengan cepat menuruni tangga.

Hamdan menoleh ke belakang dan menatap Azzam. "Nak, jalanlah di depan! Tidak membuat putriku takut."

Azzam tercengang, memang entah hanya perasaanya saja atau apa, seolah Anna terus berlindung demi tak dilihatnya. Dia berjalan cepat dan beriringan dengan Damar yang sering melirik ke belakang. Kini Anna malah berjalan di belakang Pak Hamdan, kan jadi makin nggak kelihatan!

*

Pelataran rumah Damar telah ramai dengan orang-orang. Ada yang memikul beras, ada yang mengangkat dus minyak dan sembako lainnya dari sepuluh mobil box besar. Rumah ini paling besar dari yang lain.

Bu Rini langsung mengarahkan Anna untuk memasukkan minyak-minyak ke dalam plastik. "Kamu ngapain ke situ?" Tanya Rini pada putranya.

"Mau bantuin, Bu?"

Anna menatap horor pada Damar yang duduk satu meter darinya. Dingin langsung menyergap seluruh tubuh Anna.

"Pindah, itu mau ditempati Ibu!" Rini menjewer telinga Damar sampai membuat semua orang tertawa.

Anna mengembuskan napas lega. Sementara itu, Azzam gelisah, kurang nyaman pada sikap Damar. Dia keluar untuk mencari Pak Hamdan, yang kini tampak ikut memindahkan kardus-kardus berisi sirup dari mobil box. "Pak Hamdan, Anda nanti kelelahan!"

'"Ini sangat ringan."

Ustad Malik menepuk pundak Azzam hingga pemuda itu berhenti dari mengikuti setiap langkah Hamdan. "Biarkan saja Nak, hormati kemauannya."

Azzam langsung loyo. "Pak Hamdan apa sudah memberitahu Anna belum ya Tadz?"

"Teruslah berprasangka baik, apapun itu Pak Hamdan lebih tahu. Coba tanyakan pelan-pelan."

Azzam lantas membantu Pak Hamdan dengan mengangkat kardus, keningnya bercucuran keringat karena tak biasa mengangkat berat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!