Usai satu Minggu permintaan Markus diajukan kini pria itu mulai melakukan keinginannya satu-persatu, didampingi oleh penjaga keamanan yang selalu mengawasi setiap pergerakannya.
Kini Markus diantar pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan sanak-saudara, disana dia disambut oleh Mama dan Papa nya serta adik sepupu yang sedari kecil diasuh oleh kedua orang tua Markus.
Ketiganya menangis melihat kedatangan lelaki yang sudah sebulan ini tidak datang ke rumah karena kasus yang tengah menimpa, sang ibu histeris tatkala mendengar bahwa anaknya telah ditetapkan sebagai terpidana mati yang sebentar lagi akan dieksekusi.
Siapa yang tidak syok, anak semata wayangnya yang sangat mereka cintai harus pergi dengan cara seperti ini, benar atau tidaknya tindakan Markus sang ibu tetap tidak rela jika nyawa anaknya harus dipertaruhkan.
"Mama dengan siapa kalau kamu tidak ada...!! Mama tidak pernah rela kamu mati dengan cara begini... Mama tidak akan sudi.... Hiksss!!" Tangis Ratna memeluk putranya tersebut, isakan sang ibu membuat Markus lemah dan merasa bersalah karena telah membuat ibundanya meneteskan air mata.
"Mama percaya kan kalau Markus tidak bersalah?"
Ratna mengurai pelukan kemudian mengapit wajah Markus dengan kedua lengannya, menatap wajah itu dalam-dalam dan penuh selidik.
"Mama yakin! Anak mama tidak akan melakukan hal-hal seperti itu, kamu anak baik yang tidak pernah menyakiti perasaan kami, mama yakin kamu tidak bersalah!!"
Markus mengangguk dan mencoba menggenggam kedua tangan sang ibu yang kini sudah mulai dipenuhi keriput.
"Meskipun nanti Markus telah tiada tapi Markus akan lebih tenang karena Markus tidak akan membuat kalian semua kecewa, jangan pernah dengarkan berita yang tersebar, tidak ada yang benar satupun tentang aku"
Ratna kembali menangis saat mendengar ungkapan buah hatinya, kenapa ujian hidupnya ada pada anak mereka, kenapa Tuhan tidak ambil saja nyawa wanita tua ini, sungguh Ratna rela jikalau mati sekarang asal jangan ambil putranya.
"Tolong jangan pergiiiii...... Jangan tinggalkan mama Markus.... Jangannn.... Hiksss!!"
Markus beralih pada ayahnya, pria yang selalu mengajarkan Markus berani dalam menghadapi rintangan apapun kini nampak tak berdaya melihat putranya datang seolah bermaksud berpamitan.
"Pah..... Maaf Markus tidak bisa menepati janji-janji yang belum Markus tepati, tolong jaga diri baik-baik, Markus titip mama dan Dela, mulai sekarang jika ada apa-apa kalian bisa hubungi Hardin, dia sudah berjanji padaku untuk berada disisi kalian"
Fras mencoba bersikap tegar namun akhirnya ia menangis juga sambil memeluk putra satu-satunya, ia menyesal tidak bisa membantu Markus dalam memecahkan masalah ini, ia merasa jadi orangtua paling buruk di seluruh dunia.
"Maafkan papa, Markus.... Papa ini sangat tidak berguna.... Papa... Papa ini sangat..... Hiksss!" Fras bahkan tak bisa meneruskan kata-kata, kesedihannya terlalu dalam sampai memenuhi tenggorokan.
"Papa tetap jadi jagoan Markus, papa hebat telah menjadikan Markus yang terbaik hingga membuat orang-orang di luaran sana iri dan dengki sampai mau menggeserkan namaku karena ketidakmampuan mereka" balasnya meluruskan.
Markus terpaksa harus berkata seperti ini, meski ia masih mempunyai rencana lain tetapi Markus tetap harus waspada karena bisa saja semua itu gagal, dan jika hal yang tidak diinginkan terjadi ia sudah meminta maaf pada kedua orangtuanya.
"Del...."
Gadis remaja yang kini akan beranjak dewasa itu mendekat dan menghamburkan peluk pada kakak sepupunya, ia menjerit sejadi-jadinya bahkan melebihi Ratna maupun Fras.
"Dela tidak bisa tanpa kakak..... Dela tidak mau kehilangan kakak setelah ibu dan ayah tiada.... Hiksss!!!"
Markus mengusap punggung adik kecilnya ini, meski hanya sepupu tetapi mereka sudah sedari kecil bersama setelah paman dan bibinya meninggal dunia. Sebab itulah kasih sayang keduanya bak seperti saudara kandung yang saling melengkapi satu sama lain.
"Jaga diri baik-baik, mulai sekarang jangan pernah membatah perkataan papa dan mama ku, mau bagaimana pun kau tetap adik kecil di mataku" ucap Markus memberi sedikit nasihat, Dela memang anak perempuan yang cerewet dan terkadang susah diatur, Markus selalu khawatir dengan pergaulannya, terkadang orangtuanya pun tidak bisa menangani kelakuan anak remaja yang satu ini.
"Tolong jangan pergi kakkk.... Dela janji akan jadi anak yang penurut asal kakak tetap disini.... Hikss... Maaf Dela minta maaf..... Jangan pergi kakkk...."
Permohonan seorang adik yang merasa menyesal dan berharap sang kakak mengabulkan permintaannya hanya dengan janji yang baru saja ia buat.
"Sekarang cukup dengan menurut pada Om dan Tante mu, ini mungkin jadi permintaan terakhir ku, kau harus bisa mengabulkannya"
"Kakakkkkkk...... Hiksss!!"
Ditengah-tengah kebersamaan mereka salah satu polisi memberitahu jika waktu Markus telah habis dan harus kembali ke lapas, pria itu tidak diperkenankan menginap karena harus selalu dalam pengawasan.
"Aku harus kembali, kalian istirahat lah karena hari sudah mulai gelap" ucap Markus sebelum dirinya berlalu.
"Mama mau ikut kamu kesana, Markus!"
"Jangan, Ma. Kalian bisa menjenguk aku lagi besok, hari ini sudah cukup sampai disini"
"Tapi, nak...."
"Tuan Markus! Ini keduanya kalinya saya beritahu kalau waktu anda sudah habis" potong polisi yang tadi memberitahu Markus.
"Aku pergi...."
Para polisi itu pun kembali memborgol kedua lengan Markus dan membawa tahanannya ke markas tanpa mempedulikan jeritan para keluarga yang ditinggalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Eka Bundanedinar
sabar markus biar rencanamu brjalan lncar
2024-05-11
2
moominRJ
Novel sekeren ini knpa yg baca sdikit sedih q mam aneh bngt mam novel keren gni harusnya yg baca tuh bnyk mam
2024-05-10
2
moominRJ
Huaaa bawangnya kebanyakan mam😭😭
2024-05-10
3