BAB 20 (Revisi)

Yara terus mengejar langkah Aksa, karna pria itu seperti tidak merasakan kehidupan nya. Aksa menuju halaman samping, mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celana miliknya. Dan itu tidak lepas dari perhatian Yara, cara Aksa mengambil satu batang serta menyalakan korek api. 

Cara Aksa menghisap nikotin itu sungguh dengan penghayatan penuh. Yara melangkah pelan-pelan untuk menghampiri sang suami, ia ingin bertanya secara pribadi dengan Aksa. 

“Kak..” Yara memanggil kala tepat di samping Aksa yang sedang melamun. 

Tentu saja Aksa terkejut, ia terlalu menghayati aktivitas merokok nya sehingga tidak merasakan kehadiran Yara. 

“Jangan dekat dengan ku, kau lihat..” Aksa mengusir Yara karna dirinya masih merokok. Takut malah membahayakan gadis kecil itu, dan Aksa tidak mau repot suatu saat nanti. 

Yara tetap bersikukuh duduk di samping Aksa, ia tidak perduli dengan asap rokok yang membuatnya batuk. Sudah pasti Aksa yang harus mengalah, ia hanya menghela napas berat. Membuang puntung rokok begitu saja, lalu kembali menatap Yara yang kini sudah tersenyum senang. 

“Sekarang kau mau ganti?”

“Ganti? Ganti apa?” Tanya Yara, jujur ia tidak mengerti dengan maksud Aksa. 

“Kau sudah membuat diriku membuang hal yang seharusnya enak aku isap, sekarang..” Aksa tidak melanjutkan ucapannya, ia memerhatikan bibir Yara yang terbuka sedikit karna bingung dengan maksud perkataannya. 

Aksa terbayang dengan adegan malam pertama, dimana ia melumat dan merasakan bibir manis Yara. Tiba-tiba Aksa ingin merasakan bibir itu lagi, tapi kali ini.. Logika nya sudah bekerja dengan baik. Melakukan hal seperti itu untuk kedua kali sungguh akan melukai harga dirinya. 

“Mengapa Kakak merhatiin bibir ku, dengan tatapan seperti itu?” Tanya Yara, ia menjadi takut dengan sang suami. 

Aksa tersadar, ia pura-pura batuk untuk menetralisir kegugupan. Pura-pura sok cool di hadapan gadis kecil seperti Yara, ia mengalihkan pandangan kearah bunga-bunga indah yang tidak jauh dari tempat duduk. 

Lama saling terdiam, Yara takut untuk memulai pembicaraan. Karna Yara yakin, Aksa juga tidak akan merespon ucapannya dengan baik. Kalau tidak marah ya akan mengatai dirinya. Yara mengurungkan niatnya, ia bangkit untuk berlalu pergi. 

“Yara..” Panggil Aksa dengan suara khas beratnya membuat Yara langsung berbalik badan. 

“Iya, Kak?”

“Masakkan mu tadi enak, hanya saja lain kali tidak perlu memasak untuk ku.” Kata Aksa dengan menatap Yara intens. Ia berlalu bangkit lalu pergi mendahului Yara yang masih terdiam dengan perkataan nya. 

Yara meremas jari jemarinya sendiri, memikirkan arti perkataan Aksa yang sedikit rumit baginya. 

“Enak tapi tidak perlu memasak untuknya lagi. Jadi, pertanyaannya.. Benar enak atau tidak?” Yara bermonolog sendiri, ia menjadi sakit kepala memikirkan perkataan Aksa. 

Tapi, disebalik hati Yara sedih karna Aksa mengatakan hal itu. Padahal dengan cara memasak untuk sang suami, Yara mencari perhatian dari Aksa. Hanya saja jika pria itu sudah melarangnya, dari mana Yara bisa berjuang mencari cinta untuk pernikahan mereka?

Yara hanya bisa menghela napas panjang, ia mendongak menatap langit-langit biru. Pernikahan ini sangat berat untuknya yang masih berusia terlalu dini, ditambah mendapatkan pasangan yang sangat dingin seperti Aksa. Yara ragu, apakah ia bisa bertahan sampai akhir atau tidak? 

Siang hari matahari bersinar terik, siapapun insan manusia pasti kepanasan saat ini. Yara dengan tidak berdaya tergeletak lemas di lantai kamar, padahal sudah pakai AC tapi suhu kamar tetap panas.

"Kau seperti hiu terdampar saja," Suara itu membuat Yara langsung bangkit seketika.

Aksa berjalan masuk dengan tangan menenteng kantong plastik, Yara ingin tahu apa yang dibawa pria itu.

"Kakak bawa apa?" Tanya nya, Yara duduk manis di lantai sembari memerhatikan Aksa yang tengah duduk disofa.

Bukannya menjawab pertanyaan Yara, Aksa malah dengan santai mengambil sesuatu dari kantong plastik itu. Ternyata eskrim rasa mangga, Yara menginginkan itu.

"Kak, aku mau!"

"Itu aku beli kelebihan satu tadi, ambil saja untukmu." Ucap Aksa sembari fokus memakan eskrim nya. Yara tersenyum simpul mendengar itu, cara Aksa memberinya sesuatu sungguh lucu. Tetap perhatian sekalipun ada sedikit cueknya, Yara langsung mengambil eskrim yang dikatakan Aksa.

Ternyata rasa yang sama, rasa mangga. Dengan senyuman bahagia Yara makan eskrim dari Aksa.

"Panas banget tau, Kak.." Kata Yara kepada Aksa yang mana eskrim nya sudah habis.

"Hem, paling juga malam nanti hujan deras." Timpal Aksa sambil memerhatikan cara Yara makan eskrim. Ntah kenapa Aksa mulai berpikir kotor, ia menjadi membayangkan hal yang tidak tidak sekarang.

"Karena cuaca panas, pikiran ku jadi tidak terkendali." Gumam Aksa di dalam hati.

"Sudah habis, Hem.. kurang," Ucap Yara dengan nada manja membuat Aksa tersenyum sinis.

Terpopuler

Comments

Maria

Maria

koq ngga up thor. aih lama kli thor upnya prngen baca kelanjutan thor si aksa gimana ya

2024-05-10

0

Sunarti

Sunarti

lanjut Thor 💪💪💪

2024-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!