Kenikmatan yang terus berlanjut

Pagi pun menjelang, Lastri dan Gumbara yang masih tertidur di atas ranjang, setelah apa yang telah mereka lakukan semalam.

Lastri terbangun karena merasakan sinar matahari, menyinari wajahnya dari Jendela kamar Gumbara yang terbuka.

Berlahan dia membuka matanya, dia melihat tubuh Gumbara tidak mengenakan sehelai pakaian pun, dia langsung berangkat dari tempat tidur untuk bangun dan mencari pakaian. Saat dia akan bangun dan berdiri Gumbara langsung menegang tangan, Lastri pun Sontak kaget.

Gumbara langsung menarik Lastri, untuk tetap tidur bersamanya dan Lastri Pun tidak bisa menolaknya.

Langsung di peluk oleh Gumbara di atas ranjang Tampa tidur. Kemudian Gumbara berbicara dengan Lastri.

" Apa yang kita lakukan semalam benar-benar nikmat bu, apa nanti kita bisa melakukan lagi dan apakah kau tidak menyesal telah melakukannya.

"Aku benar-benar tidak ingin kehilangan mu dan aku juga sangat mencintai mu aku tidak ingin ada wanita lain aku hanya ingin bersama dengan mu ibu,

"Lastri pun hanya tersenyum dan dia menjawab, kita akan pergi meninggalkan tempat ini Gumbara.

"Karena tidak boleh ada yang tau dengan hubungan kita ini.

"Jika penduduk desa mengetahuinya sangat berbahaya, karena mereka hanya mengetahui kau itu anak ku.

"Sedang kita memang tidak punya hubungan darah, kalau kita tetap disini kita tidak bisa melanjutkan dan melakukan hal ini lagi.

"Apa benar kau ingin selalu bersama dengan ku dan benar mencintai ku meski aku ini sudah tua, bukankah kau masih bisa mendapatkan wanita yang lebih mudah dan cantik dari ibu angkat mu ini.

"Tidak bu, bagi ku lah cinta pertama dan terakhir ku.

"Kau sangat lah cantik dan tidak terlihat tua sedikit pun.

"Aku ingin kau menjadi milikku selamanya.

Lalu Gumbara mencium bibir Lastri dan berlahan tangannya pun meremas gunung kembar Lastri.

Tapi tiba-tiba Lastri menghentikannya.

"Tunggu nak hari ini kita harus siap-siap meningkatkan tempat ini.

"Kita akan pergi mengelilingi dunia persilatan dan mencari Suliwa untuk menuntut balas ayah mu.

"Iya bu aku mengerti tapi sebelum kita pergi bisa kak kita melakukannya lagi.

Gumbara kembali mencium bibir Lastri, Dangan penuh nafsu dan mereka pun memulai kembali apa yang mereka lakukan semalam. Tapi kali ini lebih panas dari yg semalam, Gumbara sekarang berinisiatif mulai dahulu dia mengecup, mencium tubuh Lastri dan menjilatinya mulai dari mulut ke gunung kembar Lastri dan ketiak Lastri pun tak luput dari jilat Gumbara. dia menjilat ketiak Lastri Dengan penuhnya semangat, membuat Lastri tidak dapat menahan sampai menjerit kecil.

Meskipun ketiak Lastri di penuhi bulu, Gumbara tetap menjilatinya.

"Apa yang kamu lakukan Gumbara, kenapa kamu menjilati bagian itu.

"Itu membuat aku benar-benar tidak tahan dan itu juga begitu banyak bulu.

Gumbara tetap terus menjilatinya dengan tangan kedua tangan satu meremas gunung kembar Lastri dan yang satu lagi menyentuh area sensitif Lastri. Itu membuat Lastri makin menjadi dan tidak kuasa menahannya berlahan tubuh Lastri mengejang dan mengeluarkan air yg begitu banyak dari area sensitif. Kemudian Lastri menyuruh Gumbara berbalik dan Lastri Mulai menikmati menjilat keperkasaan Gumbara.

Begitu pun dengan Gumbara menikmati dan menjilati are sensitif Lastri, pagi itu Lastri benar-benar menikmati keperkasaan Gumbara, dengan mulut dan lidah sampai Gumbara tak kuasa menahan, dia mengeluarkan semua yang ada di dalam keperkasaannya, Lastri pun langsung masukannya ke mulutnya dan meminum semua cairan itu tanpa ada sisa.

Mereka pun terus Bercinta di dalam kamar entah sudah berapa kali Lastri dan Gumbara melakukannya. Badan mereka di penuhi keringat, hari telah menjelang siang, mereka pun keluar dari dalam kamar, dengan raut muka penuh dengan kebahagiaan. mereka pun langsung memutuskan untuk pergi ke sungai untuk mandi bersama.

Hari ini mereka tidak melakukan latihan jurus pedang, saat tiba di sungai mereka langsung masuk ke dalam sungai dan melepaskan pakaiannya, saat asik mandi tiba-tiba Lastri mendekati Gumbara dari belakang dan langsung memegang keperkasaan Gumbara. Gumbara yang sempat kaget hanya berdiam saja.

Saat Lastri memegang dan memainkan keperkasaan, lalu Lastri berbisik kepada Gumbara. Biarkan aku merasa benda ini lagi, ini yang membuat aku benar-benar gila. Lastri terus memainkan keperkasaan Gumbara dan tidak lupa dia langsung berjongkok dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Gumbara berlahan menjerit kecil, saat selesai menikmati keperkasaan Gumbara.

Lastri langsung menarik membawa Gumbara ke tepi sungai dan menyuruhnya duduk di atas batuan di pinggir sungai.

Lastri langsung mulai jongkok dan masukkan keperkasaan Gumbara ke dalam area sensitifnya, dia pun mulai naik turunkan tubuhnya dan sesekali menggoyang kan pinggulnya, Lastri sekarang benar-benar telah memiliki keperkasaan Gumbara sepenuhnya. Dia terus menikmatinya, Kemudian Gumbara berinisiatif mengangkat tubuh Lastri, lalu di tidurkannya ke atas batuan, lalu dia mulai menggenjot Lastri dengan begitu nafsu dan keras, sampai Lastri hanya bisa Mendesah dan berteriak kencang merasakan genjotan Gumbara yang begitu liar. Lastri sekarang benar-benar tidak dapat menahannya lagi, tubuh menggelinjang. keluar air yang sangat banyak dari dalam area sensitifnya tumpah semua ke sungai, dia sekarang benar-benar lelah tak berdaya. Gumbara kembali menggenjotnya, terus menerus sampai dia merasa keperkasaan akan meledakkan. lahar panasnya tumpah semua ke dalam area sensitif Lastri dan sampai menetes keluar. Lastri dan Gumbara sangat begitu puas, mereka pun segera membersihkan diri dan segera meninggalkan sungai dan kembali ke gubuk.

Di dalam gubuk pun setelah malam tiba, mereka terus melakukannya tanpa henti. seperti seorang pengantin yang baru menikah. Lastri benar-benar sudah hilang akal karena ingin melepaskan semua hasrat yang terpendam, tak tercurah kan saat Kusuma telah tiada. hasrat yang telah bertahun lamanya dan mereka terlelap tertidur di kamar Lastri.

Setelah mereka bercinta tanpa henti, kemudian mereka terbangun.

Tiba saatnya mereka untuk meninggalkan gubuk, yang telah menjadi kenangan mereka selama bertahun-tahun.

Lastri pun mengajak Gumbara ke belakang gubuk dan menyuruh Gumbara, menggali tanah untuk mengambil apa yang dia sembunyikan bersama Kusuma.

Terpopuler

Comments

spooky836

spooky836

thor dengan mak sendiri pun nak balun. ngwntot ibu sendiri puas ke thor bagitaulah pengalaman thor.

2025-01-20

0

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

9

2024-12-01

0

then_must_nanang

then_must_nanang

jadi pengen.....

2024-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mulah
2 Terungkap
3 Perpisahan
4 Kepergian Kusuma
5 Lima tahun telah berlalu
6 Malam yang Sunyi
7 Dilema
8 Rasa Penasaran
9 Kenikmatan yang terus berlanjut
10 Perjanjian di mulai
11 Tepian sungai
12 Tiga hari dalam perjalanan
13 Di dalam Goa
14 Pemukiman Penduduk
15 Perjalanan menuju pusat kota
16 Gerbang pusat kota
17 Pusat kota
18 Penginapan
19 Di dalam kamar
20 Pangeran Kerjaan
21 Ke Khawatiran Gumbara
22 Kembalinya Lastri
23 Nasib Gumbara
24 Perguruan pedang angin
25 Pertemuan
26 Pendekar pedang salju
27 perjanjian darah
28 perjalanan baru
29 Pertempuran Gumbara
30 Perkenalan
31 Informasi
32 Lima Partai besar
33 Kepuasan tak terlupakan
34 Malam yang panjang
35 Organisasi gagak hitam
36 Kekuatan iblis pedang
37 Hasrat Pitaloka
38 Desa Terdekat
39 Racun Neraka
40 Kuntala
41 Inti magma
42 Kehadiran Kuntala
43 Masa lalu Pitaloka
44 Benih Asmara Kuntala
45 Sisi lain Pitaloka
46 Menuju Puncak Merapi
47 Kawah Merapi
48 Amarah iblis api
49 Akhir Dari Puncak Merapi
50 Kesadaran Gumbara
51 Kakek Misterius
52 Menuju Pelabuhan
53 Waktunya Berlayar
54 Wanita Tiongkok
55 Perompak Bajo
56 Pertempuran di atas kapal
57 Pesta Para Perompak
58 Daratan Borneo
59 Informasi Daratan Borneo
60 Kampuas
61 Cerita Laraswati
62 Ular Raksasa
63 Tangkalaluk
64 sungai Mahakam
65 Pendekar lembah selor
66 Lembah Selor II
67 Lembah Selor III
68 Sekte Mariaban
69 Cantika
70 Kemunculan sekte buaya api
71 pengobatan Luka
72 Kenikmatan Cantika
73 Tepian sungai Mahakam
74 Kapal nelayan
75 Tiga Sekte besar
76 Kabar Hilangnya Cantika
77 Siasat kapten kapal
78 Ruang istirahat kapal
79 Berlabuh
80 Rumah Bordil
81 Wanita Misterius
82 Titik Terang
83 Menepati janji
84 Perjalanan kembali
85 Menuju tempat Sabdo Paloh
86 Sabdo Paloh
87 Pertempuran Sabdo Paloh
88 Kekuatan Sabdo Paloh
89 Perguruan Mata Angin
90 Terbunuhnya Darta
91 Pertempuran Sekte Mariaban
92 Hancurnya Sekte Mariaban
93 Sekte Kera Gunung
94 Informasi Sekte Kera Gunung
95 Makam kuno
96 Menuju Lembah Selor
97 Gumbara di Lembah Selor
98 Pertanyaan Cantika
99 Kewaspadaan Lembah Selor
100 Ancaman Cantika
101 Pernikahan Varda
102 Pelarian Varda
103 Saduri Tak Berdaya
104 Pelabuhan Menuju Barito
105 Pencarian varda
106 Kembali ke Barito
107 Pelabuhan Barito
108 Akhir dari perjalanan di Borneo
109 Tiba di Dataran JawaDwipa
110 Situasi daratan JawaDwipa
111 Pertempuran di Pelabuhan
112 Darma Salendra
113 Tujuan Berikutnya
114 Daratan Cendrawasih
115 Ritual suku Daratan Cendrawasih
116 Kemarahan Gumbara
117 Menunggu peta perjalanan
118 Gejolak istri kepala suku
119 Kenikmatan istri kepala suku
120 Perjalanan Menuju Jayawijaya
121 Kabut Merah misterius
122 Hilangnya sumber masalah
123 Tubuh 7 Bumi
124 Keadaan dunia persilatan
125 Lukisan di dinding goa
126 Tempat perjanjian darah
127 Ritual perjanjian darah
128 Kehilangan Tangan
129 Kembali ke pemukiman suku Hubula
130 Gumbara tidak sadarkan diri
131 Pakaian suku Hubula
132 Pergerakan Sabdo Paloh
133 Persiapan kembali
134 Menunggu kapal
135 Meninggalkan daratan Cendrawasih
136 Pendekar Misterius
137 Hancurnya sekre buaya api
138 Kejadian di lembah selor
139 Kenikmatan Ranggunda
140 Hancurnya Lembah Selor
141 Tiba di Pelabuhan Calebes
142 Perkemahan partai singa emas
143 Pertempuran melawan Anggota singa emas
144 Memulai Kembali
145 Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146 Luka Cakrawala
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mulah
2
Terungkap
3
Perpisahan
4
Kepergian Kusuma
5
Lima tahun telah berlalu
6
Malam yang Sunyi
7
Dilema
8
Rasa Penasaran
9
Kenikmatan yang terus berlanjut
10
Perjanjian di mulai
11
Tepian sungai
12
Tiga hari dalam perjalanan
13
Di dalam Goa
14
Pemukiman Penduduk
15
Perjalanan menuju pusat kota
16
Gerbang pusat kota
17
Pusat kota
18
Penginapan
19
Di dalam kamar
20
Pangeran Kerjaan
21
Ke Khawatiran Gumbara
22
Kembalinya Lastri
23
Nasib Gumbara
24
Perguruan pedang angin
25
Pertemuan
26
Pendekar pedang salju
27
perjanjian darah
28
perjalanan baru
29
Pertempuran Gumbara
30
Perkenalan
31
Informasi
32
Lima Partai besar
33
Kepuasan tak terlupakan
34
Malam yang panjang
35
Organisasi gagak hitam
36
Kekuatan iblis pedang
37
Hasrat Pitaloka
38
Desa Terdekat
39
Racun Neraka
40
Kuntala
41
Inti magma
42
Kehadiran Kuntala
43
Masa lalu Pitaloka
44
Benih Asmara Kuntala
45
Sisi lain Pitaloka
46
Menuju Puncak Merapi
47
Kawah Merapi
48
Amarah iblis api
49
Akhir Dari Puncak Merapi
50
Kesadaran Gumbara
51
Kakek Misterius
52
Menuju Pelabuhan
53
Waktunya Berlayar
54
Wanita Tiongkok
55
Perompak Bajo
56
Pertempuran di atas kapal
57
Pesta Para Perompak
58
Daratan Borneo
59
Informasi Daratan Borneo
60
Kampuas
61
Cerita Laraswati
62
Ular Raksasa
63
Tangkalaluk
64
sungai Mahakam
65
Pendekar lembah selor
66
Lembah Selor II
67
Lembah Selor III
68
Sekte Mariaban
69
Cantika
70
Kemunculan sekte buaya api
71
pengobatan Luka
72
Kenikmatan Cantika
73
Tepian sungai Mahakam
74
Kapal nelayan
75
Tiga Sekte besar
76
Kabar Hilangnya Cantika
77
Siasat kapten kapal
78
Ruang istirahat kapal
79
Berlabuh
80
Rumah Bordil
81
Wanita Misterius
82
Titik Terang
83
Menepati janji
84
Perjalanan kembali
85
Menuju tempat Sabdo Paloh
86
Sabdo Paloh
87
Pertempuran Sabdo Paloh
88
Kekuatan Sabdo Paloh
89
Perguruan Mata Angin
90
Terbunuhnya Darta
91
Pertempuran Sekte Mariaban
92
Hancurnya Sekte Mariaban
93
Sekte Kera Gunung
94
Informasi Sekte Kera Gunung
95
Makam kuno
96
Menuju Lembah Selor
97
Gumbara di Lembah Selor
98
Pertanyaan Cantika
99
Kewaspadaan Lembah Selor
100
Ancaman Cantika
101
Pernikahan Varda
102
Pelarian Varda
103
Saduri Tak Berdaya
104
Pelabuhan Menuju Barito
105
Pencarian varda
106
Kembali ke Barito
107
Pelabuhan Barito
108
Akhir dari perjalanan di Borneo
109
Tiba di Dataran JawaDwipa
110
Situasi daratan JawaDwipa
111
Pertempuran di Pelabuhan
112
Darma Salendra
113
Tujuan Berikutnya
114
Daratan Cendrawasih
115
Ritual suku Daratan Cendrawasih
116
Kemarahan Gumbara
117
Menunggu peta perjalanan
118
Gejolak istri kepala suku
119
Kenikmatan istri kepala suku
120
Perjalanan Menuju Jayawijaya
121
Kabut Merah misterius
122
Hilangnya sumber masalah
123
Tubuh 7 Bumi
124
Keadaan dunia persilatan
125
Lukisan di dinding goa
126
Tempat perjanjian darah
127
Ritual perjanjian darah
128
Kehilangan Tangan
129
Kembali ke pemukiman suku Hubula
130
Gumbara tidak sadarkan diri
131
Pakaian suku Hubula
132
Pergerakan Sabdo Paloh
133
Persiapan kembali
134
Menunggu kapal
135
Meninggalkan daratan Cendrawasih
136
Pendekar Misterius
137
Hancurnya sekre buaya api
138
Kejadian di lembah selor
139
Kenikmatan Ranggunda
140
Hancurnya Lembah Selor
141
Tiba di Pelabuhan Calebes
142
Perkemahan partai singa emas
143
Pertempuran melawan Anggota singa emas
144
Memulai Kembali
145
Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146
Luka Cakrawala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!