Malam yang Sunyi

Saat malam menjelang, Lastri duduk sendiri di luar gubuk, dia merasa udara malam ini begitu dingin berbeda dari biasanya. ia merasa begitu merindukan sosok Kusuma, yang biasa memeluknya dan menjadikan Tubuh hangat. Tapi sekarang dia telah tidak bisa lagi merasakan itu dan dia juga sangat merasakan kesepian, dengan udara yang dingin membuat pikirannya melayang kemana-mana. Sampai dia juga mengingat kejadian yang terjadi di sungai tadi siang saat bersama Gumbara, dia merasa ada hal yang aneh.

Saat dia membayangkan Gumbara, dimana dia terbayang begitu besar keperkasaan Gumbara, Yang membuat hasratnya kembali bangkit dan Ingin merasakan kehangatan bersama seorang pria. Tanpa dia sadari tangannya bergerak menyentuh payudara yang besar dan berlahan tangannya meremas seakan dia benar-benar menginginkan di sentuh oleh lelaki. Tak lama berselang terdengar suara Gumbara dari dalam gubuk memangnya.

Dia tersadar dari lamunannya, dan tidak lama kemudian Gumbara menghampirinya di luar gubuk.

"Ibu, apa yang sedang Ibu lakukan, Udara di luar malam ini begitu dingin berbeda dari malam bisanya. Lalu Lastri kemudian menjawab.

"hemm tidak apa-apa nak, Ibu cuma mengingat dan rindu dengan ayah mu. biasanya saat udara dingin begini, dia selalu menemani mama dan menghangatkan tubuh mama.

"Sudah bu, dia telah tenang di sana bukankah masih ada Gumbara yang bisa menemani Ibu.

Lastri hanya tersenyum dan dia langsung masuk ke dalam gubuk menuju kamarnya untuk beristirahat, Tak lama berselang Gumbara pun masuk ke gubuk untuk istirahat, saat di dalam kamar Gumbara terpikir dengan perkataan ibunya tadi lalu dia berbicara dalam hati.

"Apa aku harus ke kamar ibu dan menemaninya, mungkin mama butuh pengganti ayah. Yang bisa menemani dan mungkin juga dia merindukan hal yang biasa dia lakukan bersama ayah, seperti yang pernah aku lihat.

Gumbara langsung bangun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar Lastri, saat tiba di depan pintu. Gumbara langsung mengetuk pintu kamar, Lastri yang belum tidur langsung membuka pintunya. saat pintu terbuka Gumbara terkejut melihat penampilan Lastri berbeda dari sebelum dia langsung masuk ke dalam kamar.

Gumbara langsung memandangi Lastri melihat setiap lekuk tubuh Lastri yang begitu mempesona dan begitu indah.

Dengan menggunakan pakaian Tepis transparan melihat kan semua bagian tubuhnya, Gumbara langsung merasakan hal yang aneh di dalam tubuhnya yang belum pernah dia rasakan.

Lalu Lastri berbicara, "Ada apa Gumbara tumben kau malam-malam mengetuk kamar ibu.

Tanpa basa-basi Gumbara langsung masuk ke kamar Lastri, kemudian Lastri pun tidak bereaksi.

"Aku ke sini hanya ingin menemani ibu, aku lihat ibu sebelum masuk kamar begitu murung jadi aku datang ke sini.

"Mungkin ibu masih sedih mengingat ayah jadi biarkan malam ini aku menemani ibu

Agar ibu tidak kesepian lagi dan terhibur karena aku ada yang menemani.

Lastri pun hanya tersenyum benar kah kau mau menemani ibu malam ini"?

"Iya Bu Gumbara pun langsung melepaskan pakaiannya, sehingga meninggalkan pakaian dalaman saja.

Lastri pun terkejut saat Gumbara melepas pakaiannya, suasana menjadi hening.

Tiba-tiba Gumbara memecahkan suasana,

"Ayo bu"?? kita tidur. Gumbara yg sudah ada di atas tempat tidur, lalu disusul Lastri pergi ke atas tempat tidur dan suasana kembali menjadi canggung.

Saat ibu dan anak angkat itu di atas tempat tidur. Lastri pun langsung merebahkan tubuhnya dan di ikuti Gumbara.

Gumbara bereaksi lagi.!! "Ibu bukankah ibu bilang rindu ingin di peluk Ayah.

"jadi malam ini aku akan memeluk ibu, biar Tubuh ibu menjadi hangat.

Lastri yang awalnya kaget dengan tingkah Gumbara. berlahan dia membiarkan Gumbara memeluknya, tiba-tiba Gumbara mulai membuka percakapan lagi.

"Apa yang biasa ayah lakukan bu, saat tidur dengan ibu dan biar aku yang menggantikannya, agar ibu tidak merasa sedih lagi.

Lastri pun terkejut dengan omongan Gumbara. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

Terpopuler

Comments

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

6

2024-12-01

0

Riswandi Megi

Riswandi Megi

kacaw

2024-09-29

0

Eddy Airborne

Eddy Airborne

mantap

2024-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mulah
2 Terungkap
3 Perpisahan
4 Kepergian Kusuma
5 Lima tahun telah berlalu
6 Malam yang Sunyi
7 Dilema
8 Rasa Penasaran
9 Kenikmatan yang terus berlanjut
10 Perjanjian di mulai
11 Tepian sungai
12 Tiga hari dalam perjalanan
13 Di dalam Goa
14 Pemukiman Penduduk
15 Perjalanan menuju pusat kota
16 Gerbang pusat kota
17 Pusat kota
18 Penginapan
19 Di dalam kamar
20 Pangeran Kerjaan
21 Ke Khawatiran Gumbara
22 Kembalinya Lastri
23 Nasib Gumbara
24 Perguruan pedang angin
25 Pertemuan
26 Pendekar pedang salju
27 perjanjian darah
28 perjalanan baru
29 Pertempuran Gumbara
30 Perkenalan
31 Informasi
32 Lima Partai besar
33 Kepuasan tak terlupakan
34 Malam yang panjang
35 Organisasi gagak hitam
36 Kekuatan iblis pedang
37 Hasrat Pitaloka
38 Desa Terdekat
39 Racun Neraka
40 Kuntala
41 Inti magma
42 Kehadiran Kuntala
43 Masa lalu Pitaloka
44 Benih Asmara Kuntala
45 Sisi lain Pitaloka
46 Menuju Puncak Merapi
47 Kawah Merapi
48 Amarah iblis api
49 Akhir Dari Puncak Merapi
50 Kesadaran Gumbara
51 Kakek Misterius
52 Menuju Pelabuhan
53 Waktunya Berlayar
54 Wanita Tiongkok
55 Perompak Bajo
56 Pertempuran di atas kapal
57 Pesta Para Perompak
58 Daratan Borneo
59 Informasi Daratan Borneo
60 Kampuas
61 Cerita Laraswati
62 Ular Raksasa
63 Tangkalaluk
64 sungai Mahakam
65 Pendekar lembah selor
66 Lembah Selor II
67 Lembah Selor III
68 Sekte Mariaban
69 Cantika
70 Kemunculan sekte buaya api
71 pengobatan Luka
72 Kenikmatan Cantika
73 Tepian sungai Mahakam
74 Kapal nelayan
75 Tiga Sekte besar
76 Kabar Hilangnya Cantika
77 Siasat kapten kapal
78 Ruang istirahat kapal
79 Berlabuh
80 Rumah Bordil
81 Wanita Misterius
82 Titik Terang
83 Menepati janji
84 Perjalanan kembali
85 Menuju tempat Sabdo Paloh
86 Sabdo Paloh
87 Pertempuran Sabdo Paloh
88 Kekuatan Sabdo Paloh
89 Perguruan Mata Angin
90 Terbunuhnya Darta
91 Pertempuran Sekte Mariaban
92 Hancurnya Sekte Mariaban
93 Sekte Kera Gunung
94 Informasi Sekte Kera Gunung
95 Makam kuno
96 Menuju Lembah Selor
97 Gumbara di Lembah Selor
98 Pertanyaan Cantika
99 Kewaspadaan Lembah Selor
100 Ancaman Cantika
101 Pernikahan Varda
102 Pelarian Varda
103 Saduri Tak Berdaya
104 Pelabuhan Menuju Barito
105 Pencarian varda
106 Kembali ke Barito
107 Pelabuhan Barito
108 Akhir dari perjalanan di Borneo
109 Tiba di Dataran JawaDwipa
110 Situasi daratan JawaDwipa
111 Pertempuran di Pelabuhan
112 Darma Salendra
113 Tujuan Berikutnya
114 Daratan Cendrawasih
115 Ritual suku Daratan Cendrawasih
116 Kemarahan Gumbara
117 Menunggu peta perjalanan
118 Gejolak istri kepala suku
119 Kenikmatan istri kepala suku
120 Perjalanan Menuju Jayawijaya
121 Kabut Merah misterius
122 Hilangnya sumber masalah
123 Tubuh 7 Bumi
124 Keadaan dunia persilatan
125 Lukisan di dinding goa
126 Tempat perjanjian darah
127 Ritual perjanjian darah
128 Kehilangan Tangan
129 Kembali ke pemukiman suku Hubula
130 Gumbara tidak sadarkan diri
131 Pakaian suku Hubula
132 Pergerakan Sabdo Paloh
133 Persiapan kembali
134 Menunggu kapal
135 Meninggalkan daratan Cendrawasih
136 Pendekar Misterius
137 Hancurnya sekre buaya api
138 Kejadian di lembah selor
139 Kenikmatan Ranggunda
140 Hancurnya Lembah Selor
141 Tiba di Pelabuhan Calebes
142 Perkemahan partai singa emas
143 Pertempuran melawan Anggota singa emas
144 Memulai Kembali
145 Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146 Luka Cakrawala
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mulah
2
Terungkap
3
Perpisahan
4
Kepergian Kusuma
5
Lima tahun telah berlalu
6
Malam yang Sunyi
7
Dilema
8
Rasa Penasaran
9
Kenikmatan yang terus berlanjut
10
Perjanjian di mulai
11
Tepian sungai
12
Tiga hari dalam perjalanan
13
Di dalam Goa
14
Pemukiman Penduduk
15
Perjalanan menuju pusat kota
16
Gerbang pusat kota
17
Pusat kota
18
Penginapan
19
Di dalam kamar
20
Pangeran Kerjaan
21
Ke Khawatiran Gumbara
22
Kembalinya Lastri
23
Nasib Gumbara
24
Perguruan pedang angin
25
Pertemuan
26
Pendekar pedang salju
27
perjanjian darah
28
perjalanan baru
29
Pertempuran Gumbara
30
Perkenalan
31
Informasi
32
Lima Partai besar
33
Kepuasan tak terlupakan
34
Malam yang panjang
35
Organisasi gagak hitam
36
Kekuatan iblis pedang
37
Hasrat Pitaloka
38
Desa Terdekat
39
Racun Neraka
40
Kuntala
41
Inti magma
42
Kehadiran Kuntala
43
Masa lalu Pitaloka
44
Benih Asmara Kuntala
45
Sisi lain Pitaloka
46
Menuju Puncak Merapi
47
Kawah Merapi
48
Amarah iblis api
49
Akhir Dari Puncak Merapi
50
Kesadaran Gumbara
51
Kakek Misterius
52
Menuju Pelabuhan
53
Waktunya Berlayar
54
Wanita Tiongkok
55
Perompak Bajo
56
Pertempuran di atas kapal
57
Pesta Para Perompak
58
Daratan Borneo
59
Informasi Daratan Borneo
60
Kampuas
61
Cerita Laraswati
62
Ular Raksasa
63
Tangkalaluk
64
sungai Mahakam
65
Pendekar lembah selor
66
Lembah Selor II
67
Lembah Selor III
68
Sekte Mariaban
69
Cantika
70
Kemunculan sekte buaya api
71
pengobatan Luka
72
Kenikmatan Cantika
73
Tepian sungai Mahakam
74
Kapal nelayan
75
Tiga Sekte besar
76
Kabar Hilangnya Cantika
77
Siasat kapten kapal
78
Ruang istirahat kapal
79
Berlabuh
80
Rumah Bordil
81
Wanita Misterius
82
Titik Terang
83
Menepati janji
84
Perjalanan kembali
85
Menuju tempat Sabdo Paloh
86
Sabdo Paloh
87
Pertempuran Sabdo Paloh
88
Kekuatan Sabdo Paloh
89
Perguruan Mata Angin
90
Terbunuhnya Darta
91
Pertempuran Sekte Mariaban
92
Hancurnya Sekte Mariaban
93
Sekte Kera Gunung
94
Informasi Sekte Kera Gunung
95
Makam kuno
96
Menuju Lembah Selor
97
Gumbara di Lembah Selor
98
Pertanyaan Cantika
99
Kewaspadaan Lembah Selor
100
Ancaman Cantika
101
Pernikahan Varda
102
Pelarian Varda
103
Saduri Tak Berdaya
104
Pelabuhan Menuju Barito
105
Pencarian varda
106
Kembali ke Barito
107
Pelabuhan Barito
108
Akhir dari perjalanan di Borneo
109
Tiba di Dataran JawaDwipa
110
Situasi daratan JawaDwipa
111
Pertempuran di Pelabuhan
112
Darma Salendra
113
Tujuan Berikutnya
114
Daratan Cendrawasih
115
Ritual suku Daratan Cendrawasih
116
Kemarahan Gumbara
117
Menunggu peta perjalanan
118
Gejolak istri kepala suku
119
Kenikmatan istri kepala suku
120
Perjalanan Menuju Jayawijaya
121
Kabut Merah misterius
122
Hilangnya sumber masalah
123
Tubuh 7 Bumi
124
Keadaan dunia persilatan
125
Lukisan di dinding goa
126
Tempat perjanjian darah
127
Ritual perjanjian darah
128
Kehilangan Tangan
129
Kembali ke pemukiman suku Hubula
130
Gumbara tidak sadarkan diri
131
Pakaian suku Hubula
132
Pergerakan Sabdo Paloh
133
Persiapan kembali
134
Menunggu kapal
135
Meninggalkan daratan Cendrawasih
136
Pendekar Misterius
137
Hancurnya sekre buaya api
138
Kejadian di lembah selor
139
Kenikmatan Ranggunda
140
Hancurnya Lembah Selor
141
Tiba di Pelabuhan Calebes
142
Perkemahan partai singa emas
143
Pertempuran melawan Anggota singa emas
144
Memulai Kembali
145
Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146
Luka Cakrawala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!