Pangeran Kerjaan

Lastri telah selesai mandi dan berpakaian, sementara Gumbara Masih tidur di atas ranjang karena masih kelelahan setelah pertempuran semalam.

Lastri menghampiri Gumbara dan dia bilang ingin keluar jalan-jalan, menikmati kota dan dia tetap menyuruh Gumbara untuk beristirahat saja.

Lalu Gumbara mengangguk, Lastri pun langsung pergi meninggalkan Gumbara menuju kota. Dia berkeliling kota menikmati keramaian yang telah lama tidak dia temui dan dia juga menjadi pusat perhatian karena kecantikannya.

Kemudian di jalan dia bertemu dengan pangeran kerajaan yang pernah dia temui di kedai makan kemarin. Dia tidak bisa lagi menghindar dan lalu sang pangeran kerajaan langsung mendekatinya.

"Sepertinya kita bertemu lagi nona, di mana teman pria mu kenapa kau sendiri.

Lastri menjawab, "Dia sedang berada di penginapan tuan jadi saya sengaja pergi keluar sendirian.

"Apakah kita bisa berkenalan, sepertinya nona seorang pendekar.

"Apa kah saya pernah mendengar nama nona. "Seperti tuan tidak pernah mendengar nama saya, karena saya hanya pendekar biasa tuan. "Perkenalan nama ku, Karta yahka pangeran Kerajaan dan dua orang pengawalan ku ini,

Cakrawala yang di juluki pendekar cakar naga dan ini guru saya Mahesa Birawa.

Lastri melirik ke arah dua orang itu, seperti dia pernah mendengar nama Mahesa Birawa tapi tidak dengan Cakrawala karena pemuda itu dan seng pangeran masih muda,

"Perkenalan nama saya Lastri pangeran.

"Nama yang begitu bagus sesuai dengan kecantikan nona puji Karta.

"Terima kasih pangeran atas pujian ada.

"Apa nona datang ke kota ini juga untuk menyaksikan festival.

"Saya sebenarnya hanya pengembara dan tiba di kota ini. 'karena akan ada festival jadi saya memutuskan untuk menetap sebentar, untuk menyaksikan festival.

"Ohh begitu, festival perayaan akan di adakan dua hari lagi dan kalau nona berkenang.

"Saya mengundang nona untuk datang ke penginapan kami di pusat kota karena saya akan mengadakan pesta dan perayaan.

" Saya juga mengundang para pendekar yang hadir di kota ini.

"Untuk membuat suasana festival nanti tetap aman dan kondusif.

"Kalau nona Lastri berkenan mari kita pergi bersama dengan saya.

Lastri pun bingung, kalau dia pergi ke sana sendiri tanpa Gumbara. Nanti dia akan membuat Gumbara khawatir dan mencarinya. Tapi di sisi lain kalau dia menolak takut menyinggung pangeran kerajaan dan saat Lastri berpikir tiba-tiba Karta memecahkan keheningan.

"Kalau nona masih ragu dan khawatir saya juga akan menyuruh prajurit saya menjemput rekan pria nona di penginapan.

Lalu Lastri mengangguk dan memberi tahu pangeran, di mana dia menginap bersama Gumbara,

Lalu pangeran itu memanggil salah satu prajuritnya dan membawa udang untuk menjemput Gumbara.

Lastri pun langsung ikut bersama rombongan pangeran ke dalam kereta, mereka pun menuju tempat acara yang di adakan pangeran kerajaan.

Saat di dalam perjalanan Karta terus memperhatikan Lastri, dia seperti benar-benar terpesona Dangan Lastri yang begitu cantik dan anggun dia baru pertama kali melihat wanita secantik Lastri.

Tidak lama kemudian Lastri dan rombongan pangeran tiba di tempat acara, pangeran yang di tunggu para tamu undangan dan menyambut kedatangan mereka.

Semua pendekar lagi-lagi tertuju pada Lastri, mereka mengira itu teman wanita pangeran, dari beberapa pendekatan memuji pangeran. Karena teman wanitanya yang begitu cantik, Lastri hanya diam saja mendengar pujian-pujian para pendekar.

begitu banyak pendekar yang hadir dari yang muda sampai tua, ada wajah-wajah pendekar yang tidak asing bagi Lastri, tapi mereka tampak menua karena umur.

Pangeran pun menyuruh Lastri duduk di kursi sebelahnya.

Ada juga beberapa pendekatan wanita, yang hadir merasa iri atau pun minder dengan kecantikan Lastri.

Pangeran mulai dengan beberapa kata sambutan dan meminta para pendekar untuk tetap kondusif, dalam acara festival nanti dan sebagai imbalan hadiah pangeran akan memberikan hadiah beberapa emas dan kepiting uang.

Setelah menyampaikan pidatonya, para tamu di persilahkan menikmati hidangan dan jamuan yang terlah di siapkan.

Kembali ke penginapan hampir setengah hari Gumbara di penginapan. dia tengah bersantai sambil menikmati pemandangan kota. lalu dia tak lama kemudian, mengkhawatirkan ibunya Lastri yang tidak belum juga kembali ke penginapan.

Episodes
1 Awal mulah
2 Terungkap
3 Perpisahan
4 Kepergian Kusuma
5 Lima tahun telah berlalu
6 Malam yang Sunyi
7 Dilema
8 Rasa Penasaran
9 Kenikmatan yang terus berlanjut
10 Perjanjian di mulai
11 Tepian sungai
12 Tiga hari dalam perjalanan
13 Di dalam Goa
14 Pemukiman Penduduk
15 Perjalanan menuju pusat kota
16 Gerbang pusat kota
17 Pusat kota
18 Penginapan
19 Di dalam kamar
20 Pangeran Kerjaan
21 Ke Khawatiran Gumbara
22 Kembalinya Lastri
23 Nasib Gumbara
24 Perguruan pedang angin
25 Pertemuan
26 Pendekar pedang salju
27 perjanjian darah
28 perjalanan baru
29 Pertempuran Gumbara
30 Perkenalan
31 Informasi
32 Lima Partai besar
33 Kepuasan tak terlupakan
34 Malam yang panjang
35 Organisasi gagak hitam
36 Kekuatan iblis pedang
37 Hasrat Pitaloka
38 Desa Terdekat
39 Racun Neraka
40 Kuntala
41 Inti magma
42 Kehadiran Kuntala
43 Masa lalu Pitaloka
44 Benih Asmara Kuntala
45 Sisi lain Pitaloka
46 Menuju Puncak Merapi
47 Kawah Merapi
48 Amarah iblis api
49 Akhir Dari Puncak Merapi
50 Kesadaran Gumbara
51 Kakek Misterius
52 Menuju Pelabuhan
53 Waktunya Berlayar
54 Wanita Tiongkok
55 Perompak Bajo
56 Pertempuran di atas kapal
57 Pesta Para Perompak
58 Daratan Borneo
59 Informasi Daratan Borneo
60 Kampuas
61 Cerita Laraswati
62 Ular Raksasa
63 Tangkalaluk
64 sungai Mahakam
65 Pendekar lembah selor
66 Lembah Selor II
67 Lembah Selor III
68 Sekte Mariaban
69 Cantika
70 Kemunculan sekte buaya api
71 pengobatan Luka
72 Kenikmatan Cantika
73 Tepian sungai Mahakam
74 Kapal nelayan
75 Tiga Sekte besar
76 Kabar Hilangnya Cantika
77 Siasat kapten kapal
78 Ruang istirahat kapal
79 Berlabuh
80 Rumah Bordil
81 Wanita Misterius
82 Titik Terang
83 Menepati janji
84 Perjalanan kembali
85 Menuju tempat Sabdo Paloh
86 Sabdo Paloh
87 Pertempuran Sabdo Paloh
88 Kekuatan Sabdo Paloh
89 Perguruan Mata Angin
90 Terbunuhnya Darta
91 Pertempuran Sekte Mariaban
92 Hancurnya Sekte Mariaban
93 Sekte Kera Gunung
94 Informasi Sekte Kera Gunung
95 Makam kuno
96 Menuju Lembah Selor
97 Gumbara di Lembah Selor
98 Pertanyaan Cantika
99 Kewaspadaan Lembah Selor
100 Ancaman Cantika
101 Pernikahan Varda
102 Pelarian Varda
103 Saduri Tak Berdaya
104 Pelabuhan Menuju Barito
105 Pencarian varda
106 Kembali ke Barito
107 Pelabuhan Barito
108 Akhir dari perjalanan di Borneo
109 Tiba di Dataran JawaDwipa
110 Situasi daratan JawaDwipa
111 Pertempuran di Pelabuhan
112 Darma Salendra
113 Tujuan Berikutnya
114 Daratan Cendrawasih
115 Ritual suku Daratan Cendrawasih
116 Kemarahan Gumbara
117 Menunggu peta perjalanan
118 Gejolak istri kepala suku
119 Kenikmatan istri kepala suku
120 Perjalanan Menuju Jayawijaya
121 Kabut Merah misterius
122 Hilangnya sumber masalah
123 Tubuh 7 Bumi
124 Keadaan dunia persilatan
125 Lukisan di dinding goa
126 Tempat perjanjian darah
127 Ritual perjanjian darah
128 Kehilangan Tangan
129 Kembali ke pemukiman suku Hubula
130 Gumbara tidak sadarkan diri
131 Pakaian suku Hubula
132 Pergerakan Sabdo Paloh
133 Persiapan kembali
134 Menunggu kapal
135 Meninggalkan daratan Cendrawasih
136 Pendekar Misterius
137 Hancurnya sekre buaya api
138 Kejadian di lembah selor
139 Kenikmatan Ranggunda
140 Hancurnya Lembah Selor
141 Tiba di Pelabuhan Calebes
142 Perkemahan partai singa emas
143 Pertempuran melawan Anggota singa emas
144 Memulai Kembali
145 Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146 Luka Cakrawala
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Awal mulah
2
Terungkap
3
Perpisahan
4
Kepergian Kusuma
5
Lima tahun telah berlalu
6
Malam yang Sunyi
7
Dilema
8
Rasa Penasaran
9
Kenikmatan yang terus berlanjut
10
Perjanjian di mulai
11
Tepian sungai
12
Tiga hari dalam perjalanan
13
Di dalam Goa
14
Pemukiman Penduduk
15
Perjalanan menuju pusat kota
16
Gerbang pusat kota
17
Pusat kota
18
Penginapan
19
Di dalam kamar
20
Pangeran Kerjaan
21
Ke Khawatiran Gumbara
22
Kembalinya Lastri
23
Nasib Gumbara
24
Perguruan pedang angin
25
Pertemuan
26
Pendekar pedang salju
27
perjanjian darah
28
perjalanan baru
29
Pertempuran Gumbara
30
Perkenalan
31
Informasi
32
Lima Partai besar
33
Kepuasan tak terlupakan
34
Malam yang panjang
35
Organisasi gagak hitam
36
Kekuatan iblis pedang
37
Hasrat Pitaloka
38
Desa Terdekat
39
Racun Neraka
40
Kuntala
41
Inti magma
42
Kehadiran Kuntala
43
Masa lalu Pitaloka
44
Benih Asmara Kuntala
45
Sisi lain Pitaloka
46
Menuju Puncak Merapi
47
Kawah Merapi
48
Amarah iblis api
49
Akhir Dari Puncak Merapi
50
Kesadaran Gumbara
51
Kakek Misterius
52
Menuju Pelabuhan
53
Waktunya Berlayar
54
Wanita Tiongkok
55
Perompak Bajo
56
Pertempuran di atas kapal
57
Pesta Para Perompak
58
Daratan Borneo
59
Informasi Daratan Borneo
60
Kampuas
61
Cerita Laraswati
62
Ular Raksasa
63
Tangkalaluk
64
sungai Mahakam
65
Pendekar lembah selor
66
Lembah Selor II
67
Lembah Selor III
68
Sekte Mariaban
69
Cantika
70
Kemunculan sekte buaya api
71
pengobatan Luka
72
Kenikmatan Cantika
73
Tepian sungai Mahakam
74
Kapal nelayan
75
Tiga Sekte besar
76
Kabar Hilangnya Cantika
77
Siasat kapten kapal
78
Ruang istirahat kapal
79
Berlabuh
80
Rumah Bordil
81
Wanita Misterius
82
Titik Terang
83
Menepati janji
84
Perjalanan kembali
85
Menuju tempat Sabdo Paloh
86
Sabdo Paloh
87
Pertempuran Sabdo Paloh
88
Kekuatan Sabdo Paloh
89
Perguruan Mata Angin
90
Terbunuhnya Darta
91
Pertempuran Sekte Mariaban
92
Hancurnya Sekte Mariaban
93
Sekte Kera Gunung
94
Informasi Sekte Kera Gunung
95
Makam kuno
96
Menuju Lembah Selor
97
Gumbara di Lembah Selor
98
Pertanyaan Cantika
99
Kewaspadaan Lembah Selor
100
Ancaman Cantika
101
Pernikahan Varda
102
Pelarian Varda
103
Saduri Tak Berdaya
104
Pelabuhan Menuju Barito
105
Pencarian varda
106
Kembali ke Barito
107
Pelabuhan Barito
108
Akhir dari perjalanan di Borneo
109
Tiba di Dataran JawaDwipa
110
Situasi daratan JawaDwipa
111
Pertempuran di Pelabuhan
112
Darma Salendra
113
Tujuan Berikutnya
114
Daratan Cendrawasih
115
Ritual suku Daratan Cendrawasih
116
Kemarahan Gumbara
117
Menunggu peta perjalanan
118
Gejolak istri kepala suku
119
Kenikmatan istri kepala suku
120
Perjalanan Menuju Jayawijaya
121
Kabut Merah misterius
122
Hilangnya sumber masalah
123
Tubuh 7 Bumi
124
Keadaan dunia persilatan
125
Lukisan di dinding goa
126
Tempat perjanjian darah
127
Ritual perjanjian darah
128
Kehilangan Tangan
129
Kembali ke pemukiman suku Hubula
130
Gumbara tidak sadarkan diri
131
Pakaian suku Hubula
132
Pergerakan Sabdo Paloh
133
Persiapan kembali
134
Menunggu kapal
135
Meninggalkan daratan Cendrawasih
136
Pendekar Misterius
137
Hancurnya sekre buaya api
138
Kejadian di lembah selor
139
Kenikmatan Ranggunda
140
Hancurnya Lembah Selor
141
Tiba di Pelabuhan Calebes
142
Perkemahan partai singa emas
143
Pertempuran melawan Anggota singa emas
144
Memulai Kembali
145
Pertemuan cakrawala pendekar cakar naga
146
Luka Cakrawala

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!