Bab 1 | Dua Sahabat

1 jam berlangsung dalam perjalanan dari Perumahan Elite At Mansion menuju kantor pertambangan Emas yang letaknya di Jakarta Selatan telah tiba dengan cepat.

Pak Slamet yang memberhentikan mobil di lobi utama untuk menurunkan Nayla dan di sambutnya oleh security dengan membukakan pintu mobil. Nayla pun lekas turun serta dibantunya oleh Asisten pribadi Nayla yang bernama "Reni" untuk membawakan barang bawaan Nayla menuju Ruangannya.

"Terima kasih, Bu ..." ucap Nayla kepada asistennya dan bergegas memasuki gedung.

Sederetan staff yang berada di lobi utama menyambutnya dengan ramah sambil membukukan tubuhnya kepada Nayla dan di sambungnya dengan senyum ramah dari Nayla.

Nayla pun menaiki lift bersama asistennya menuju ruangan yang letaknya berada di lantai 6.

"Oia, Bu Vera sudah tiba di kantor?" Tanya Nayla kepada asistennya saat masih berada di lift.

"Belum tiba, Bu ....." sambung asisten Reni.

"Hhmm ..." desah Nayla dan fokus pada pintu lift yang hendak terbuka di lantai 6.

Pintu mulai terbuka, Nayla beserta Asistennya menuju ruangan dengan melewati beberapa meja staff yang sudah terisi oleh semua karyawan.

"Pagi, Bu Nayla ..." ucap salam dari karyawan.

"Ya ...." sambung Nayla dan mulai memasuki Ruangannya.

Setiba di ruangan, Nayla lekas duduk di mejanya dan mulai membuka laptop serta berkasnya yang sudah diletakkan oleh asistennya.

"Ada lagi yang diperlukan, Bu?" Tanya Reni asistennya dengan menawari apa saja yang akan di butuhkan selama di Ruangannya. "Tidak ada! Kamu boleh kembali ke meja mu!" Sambung Nayla dengan ramah.

Reni pun keluar dari ruangan CFO dan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.

Laptop mulai dikerjakan oleh pemiliknya dalam satu gedung. Perlahan tapi pasti mulai tersusun sebagian laporan perusahaan dalam hitungan jam. Perancangan strategi marketing pun terencana dengan baik. Betapa cekatan seluruh karyawan, hingga para petinggi merasa puas dengan kinerja mereka.

"Tok ...tok" suara pintu ruangan CFO.

"Ya .., masuk" ujar CFO Nayla Sungkar tanpa melihat siapa yang mengetuknya.

Dengan jalan mengendap-endap tanpa bicara seolah ingin mengagetkan Bu Nayla yang masih tetap fokus dengan laptopnya. Dan tiba-tiba Nayla mengagetkan dengan kecoa yang berada di kakinya sambil memasang wajah ngeyel.

"Awas kecoa di kaki mu!" Ucap Nayla mengagetkan orang itu.

"Mana-mana kecoa? Dimana kecoa itu ..." jawabnya dengan ketakutan dan hampir mengeluarkan keringat dingin.

Orang itu adalah Vera CEO pemilik tunggal perusahaan Pertambangan Emas. Pecah sudah suasana di ruangan Nayla sambil menertawakan Seorang CEO yang phobia terhadap kecoa.

"Hahaha ...." tawa Nayla terbahak-bahak.

"Ahh ..., kau ini Nay menakuti aku saja" ungkap dengan kekesalannya.

"Hehe , sorry Ver! Habisnya kau masuk mengendap-endap kaya maling saja" jelas Nayla dengan penjelasannya.

Wajah seorang CEO pun memerah malu karena ulah Nayla yang konyol. Lalu, ia menghampirinya dan duduk di Atas meja Nayla dengan rasa tidak sungkan lagi.

"Terus gak peluk aku gitu? Gak kangen aku gitu .." ungkap Nayla dengan sebagian menaiki alisnya.

"Kangen lah, Nay. Tapi ...mmm" jelasnya menunda sepotong kata yang tidak selesai.

"Pasti oleh-oleh?"

"Hehe ..., anak pinter" Jawab Vera sambil membentuk jari Hati.

Sejak cuti di Bandung, Nayla tidak lupa membelikan oleh-oleh untuk sahabatnya itu. Sebagi cendramata pertanda persahabatan yang solid. Dengan perasaan senang, Vera pun membuka Oleh-oleh yang sudah di genggamnya terbungkus paper bag dengan mengintipnya untuk melihat apa isinya.

"Ini kan Kartika sari!" ucap dalam hati Vera sambil menatap wajah Nayla seolah menyimpan sesuatu.

Isi dalam Paper bag adalah Pisang bolen spesial keju dan Banana crispy produk Kartika sari makanan khas Bandung. Makanan itu kesukaan Vera dan Ajie, setiap jalan ke Bandung mereka berdua selalu membeli Kartika sari dan menghabiskannya dengan lahap, bahkan Vera dan Ajie selalu berebut.

Namun, suasana hati Vera sedikit terganggu karena Kartika sari yang di belikan oleh Nayla. Ia pikir Nayla sebegitu kenal dekat dengan Ajie sampai ia tahu makanan kesukaan Ajie dan itu membuatnya cemburu.

"Kartika Sari kesukaan kamu! Jadi, habiskan ya, Ver." Ucap Nayla dengan polosnya tak bermaksud untuk membahas Ajie.

"Iya Nay ...!" Jawabnya dengan lesu. "Apa kamu suka dengan Ajie sampai mengingat makanan kesukaannya?" sambung kembali dalam hati Vera penuh rasa curiga.

Hati Vera mulai terbakar cemburu dan membuatnya mulai tak enak dengan suasana di ruangan Nayla. Lalu, ia lekas berpamitan karena masih ada kerjaan.

"Makasih yah oleh-olehnya!" Kata Vera berusaha ramah, meski keadaan tidak enak dengan suasana hatinya.

"Oia ..., Aku ke ruangan ku dulu ya, masih banyak kerjaan ni" Sambung kembali dengan alasannya.

Vera terburu-buru meninggalkan ruangan Nayla sambil membawa kue Kartika sari. "Bruk ..." suara pintu di tutupnya dengan keras.

Nayla pun di buatnya kaget oleh suara pintu ruangan yang tertutup keras oleh Vera sampai terhentak dadanya. "Hhmm ..., ada apa dengan dia? Tak biasanya dia seperti itu" sambungnya sambil menatap pintu.

"Tolong hubungi Pak Rohim untuk masuk ke ruangan saya" ucap Vera kepada asistennya yang tengah asik mengerjakan laporan di mejanya.

"Baik, Bu ..." jelasnya dan menelpon Pak Rohim untuk segera masuk keruangan CEO Vera.

Pak Rohim yang sedang menikmati secangkir kopi panas yang baru di buatnya oleh Office boy di ruangan OB. Ia pun meninggalkan secangkir kopi panas yang belum sempat di minum nya dan segera menuju lift untuk ke ruangan CEO.

"Ada apa Bu memanggil saya?" Kata Pak Rohim setiba di Ruangan CEO dengan ramah dan berdiri di balik meja CEO.

"Ini kue buat kamu, habiskan" tegas Vera dengan wajah kesalnya dan mulai tersendat karena sempat menangis.

"Iya, Bu ..." jawabnya dan lekas meninggalkan Ruangan Vera.

"Alhamdulillah dapat rejeki, kebetulan belum sarapan tadi!" Kata Pak Rohim sambil berjalan menuju lift untuk kembali ke ruangan OB.

Serentak di ruangan OB pun ramai dengan makan bersama kue kartika sari yang di bawakan oleh Pak Rohim. Lantas, mereka menghabiskan beberapa potong kue itu sambil di celupkan nya potongan kue itu ke dalam secangkir kopi.

"Bu Vera baik sekali ya, Pak ..." kata mereka sambil menguyah kue yang setengah warna kopi.

"Ya begitulah ..." jawa Pak Rohim.

"Tapi, kalau dia sedang marah! Seram kali lah Pak .., sampai-sampai merinding bulu pundak saya" sambung mereka sambil membicarakan tentang Bu Vera.

"Hus ..., jangan ngawur kalian! Nanti terdengar sama Bu Vera, matilah kau ini" jelas Pak Rohim yang terisi penuh mulutnya oleh kue kartika sari.

Pagi ini perut mereka yang terasa keroncongan karena belum sempat sarapan. Kini terasa kenyang dan lebih baik. Sampai tak menyisakan sedikitpun kue pemberian Bu Vera. Kata mereka, "Setidaknya, bisa mengurangi pengeluaran kita untuk hari ini".

Episodes
1 Episode #1
2 Episode #2
3 Episode #3
4 Episode #4
5 Episode #5
6 Episode #6
7 Episode #7
8 Episode #8
9 Episode #9
10 Episode #10
11 Sinopsis
12 Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13 Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14 Bab 1 | Jakarta At Lee
15 Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16 Bab 1 | Nayla
17 Bab 1 | Dua Sahabat
18 Bab 1 | Bartender
19 Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20 Bab 1 | Suasana Hati
21 Bab 1 | Cerita Tarmin
22 Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23 Bab 1 | Depresi
24 Bab 1| Hutan Belantara
25 Bab 1 | Tidak terlacak
26 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30 Bab 1 | Nama kamu siapa?
31 Bab 1 | Ujung Gerbang
32 Bab 1 | Interogasi
33 Bab 1 | Bersua
34 Bab 1 | Bar Poke part 1
35 Bab 1 | Bar Poke part 2
36 Bab 1 | Bar Poke part 3
37 Bab 1 | Bisnis Lee
38 Bab 1 | Kediaman Nayla
39 Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40 Bab 1 | Sniper Ajie
41 Bab 2 | Marina Beach
42 Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43 Bab 2 | Lee dan Vera
44 Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45 Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46 Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47 Bab 2 | Breaking news
48 Bab 2 | Gelas Pecah
49 Bab 2 | Mandat CEO
50 Bab 2 | Benar adanya
51 Bab 3 | Lorong Panjang
52 Bab 3 | Phobia
53 Bab 3 | Ritme Jantung
54 Bab 3 | Tak ada judul
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode #1
2
Episode #2
3
Episode #3
4
Episode #4
5
Episode #5
6
Episode #6
7
Episode #7
8
Episode #8
9
Episode #9
10
Episode #10
11
Sinopsis
12
Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13
Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14
Bab 1 | Jakarta At Lee
15
Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16
Bab 1 | Nayla
17
Bab 1 | Dua Sahabat
18
Bab 1 | Bartender
19
Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20
Bab 1 | Suasana Hati
21
Bab 1 | Cerita Tarmin
22
Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23
Bab 1 | Depresi
24
Bab 1| Hutan Belantara
25
Bab 1 | Tidak terlacak
26
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30
Bab 1 | Nama kamu siapa?
31
Bab 1 | Ujung Gerbang
32
Bab 1 | Interogasi
33
Bab 1 | Bersua
34
Bab 1 | Bar Poke part 1
35
Bab 1 | Bar Poke part 2
36
Bab 1 | Bar Poke part 3
37
Bab 1 | Bisnis Lee
38
Bab 1 | Kediaman Nayla
39
Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40
Bab 1 | Sniper Ajie
41
Bab 2 | Marina Beach
42
Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43
Bab 2 | Lee dan Vera
44
Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45
Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46
Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47
Bab 2 | Breaking news
48
Bab 2 | Gelas Pecah
49
Bab 2 | Mandat CEO
50
Bab 2 | Benar adanya
51
Bab 3 | Lorong Panjang
52
Bab 3 | Phobia
53
Bab 3 | Ritme Jantung
54
Bab 3 | Tak ada judul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!