Bab 1 | Aneh Tapi Nyata

Vera teringat dengan Tarmin, bahwa ia telah meninggalkannya di supermarket. Ia lekas terburu-buru menuju supermarket untuk menemui Tarmin.

"Min ..." Teriak Vera saat tiba di supermarket.

Tarmin yang mendengar teriakan Vera pun tak menjawabnya selain dengan menampakkan wajah ketusnya karena terlalu lama menunggu di supermarket.

Vera terus berteriak sambil mencari ke tiap barisan rak makanan. Dan akhirnya menemukan Tarmin tengah duduk bersandar di Troli. Dengan kedua tangan yang bertumpuk di pinggangnya, Vera menghampirinya perlahan agar tak membuat suasana hati Tarmin mejadi-jadi karena lama menunggunya.

"Min ..." Tegur manja Vera seraya memasang wajah polos seolah gadis baru menginjak masa remaja.

Sayangnya Tarmin tak terperangkap dengan caranya, ia malah membuang mukanya ke hadapan Rak yang terisi makanan.

"Hhmm ...," desah Vera memikirkan sesuatu agar Tarmin tak marah.

Di balik gaharnya perilaku seorang CEO Perusahaan Pertambangan Emas. Ia juga memiliki perilaku kekanak-kanakan saat berada dalam situasi yang kurang baik karena kesalahannya. Namun, tak hanya itu. Terkadang ia sesekali manja dengan orang-orang disekitarnya sampai membuat orang yang berada didekatnya gagal paham.

"Min ..., maaf ya Min" ujar Vera meminta maaf.

Tarmin mulai menoleh meski dalam keadaan kesal. Ia lakukan seperti itu ke arahnya karena kata maaf dari Bos cantiknya terdengar dengan jelas. Tatapan Tarmin penuh amarah yang berkeliaran di area wajahnya terlihat jelas dan Vera hanya menundukkan kepalanya tak kuasa membalas tatapan yang ketus milik Tarmin.

Aneh tapi nyata seolah dunia tak mengenal siapa Bos nya dan siapa Asistennya. Karena sikap mereka berdua tak terlihat sama sekali selayaknya itu. Melainkan yang terlihat seperti sahabat dekat yang tak mungkin terpisahkan oleh apapun.

"Iya Lah ..." Ketus Tarmin.

"Hehe ...," sambung Vera dan meraih tangannya untuk segera ke kasir membayar semua barang belanjaannya. Usai sudah barang belanjaannya di bayar dengan kartu kredit milik Vera di kasir. Dan mereka lekas kembali ke Apartemennya.

"Oia, Cantik! Lelaki tadi itu siapa sebenarnya?" Tanya Tarmin di dalam Lift yang hampir tiba menuju Lantai Apartemen Vera.

"Dia itu, Lee ...! Dia sahabat dekat aku sejak kuliah" ujarnya dan menakan tombol open di lift pertanda sudah tiba di lantai Apartemen.

"Oh ..."

Tarmin mencurigai Lee, bahwa ia bukan sekedar sahabat dar Bosnya. Melainkan, ia menyukai Bosnya sejak lama. Karena dari mimik wajahnya saat di peluk terlihat jelas sekali bahwa ia jatuh cinta.

Setiba di Apartemen, Tarmin lekas membenahi semua barang belanjanya yang masih menumpuk di keranjang serta di bantunya oleh Vera. Serentak Tarmin melarangnya karena ini adalah pekerjaannya. Jadi, ia menyuruh Bosnya untuk istirahat.

"Sebaiknya Bos cantik istirahat saja! Kebetulan besok harus ke kantor pagi-pagi kan"

"Tak apa, Min ...! Hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersama mu mengurusi kebutuhan kita"

Tarmin pun tak tak berdaya dan tak bisa melarangnya karena keinginan Bos cantik dengan sendirinya.

"Aku turut senang atas sikap Mu yang menganggap aku bukan selayaknya asisten rumah tangga" kata hati Tarmin merasa tersanjung atas perilaku Bosnya yang begitu baik dan murah hati.

Semua barang yang ada di keranjang mulai menyusut dan tersisa beberapa bungkus makanan saja. Vera yang nampak mulai merasa ngantuk meninggalkan Tarmin dan menyerahkan semua pekerjaan Rumah kepada Tarmin seorang diri.

"Brug ..." suara tubuh Vera terjatuh dengan sengaja.

Dengan hitung cepat seolah perhitungan kekalahan seorang petinju yang tergeletak di atas Ring. Ia pun terlelap dengan cepat dan tergeletak tak berdaya tanpa tertutupi selimut tebal.

Hari ini benar-benar melelahkan bagi Vera turut sibuk mengurusi kebutuhan sehari-hari. Tak cukup itu saja, ia yang kurang tidur sejak kemarin malam, pulang larut pagi dan tidur hanya beberapa jam saja. Semakin membuatnya kehilangan sebagian tenaganya.

"Hhmm ..., cepat sekali tidurnya" ucap Tarmin untuk menutup pintu kamarnya.

"Semoga hari-hari nya membaik begitu pula dengan perasaannya semoga terbalas" doa dalam hati Tarmin. Ia peduli sekali terhadap Bosnya, bahkan Tarmin sudah menganggap seperti saudara sedarah.

Harapannya Vera segera menikah karena usianya yang sudah menginjak 27 tahun yang baginya sudah siap lahir dan batin untuk menghadapi pernikahan. Memang usia mudanya ia terbilang sukses akan turunan seorang pengusaha. Tapi, tidak dengan hatinya, waktu demi waktu terus memburuk. Baginya, kemalangan soal Hati Vera sangatlah rentan karena stres dini kerap datang padanya saat menghadapi pekerjannya yang begitu rumit.

"Doa dan harapan terbaik untuk mu, Bos!" Ucap Doa kembali dari Tarmin dengan turut pilu.

Tarmin lekas menutup kamarnya dengan rapat dan ia pun istirahat di kamarnya yang tak jauh dengan ruang tamu.

Saat tengah malam tiba, hujan lebat mulai turun membasahi Apartemen Vera. Tak hanya itu, angin yang berhembus pun mulai meniup kencang ke arah gorden miliknya hingga menari-nari. Dengan setengah sadar terbangun karena merasa kedinginan oleh tiupan angin, ia menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya. Dan melanjutkan tidurnya kembali sambil menikmati irama hujan yang terdengar jelas di luar sana.

Dalam tidurnya, tidak ada sedikit pun bunga tidur yang menemani seorang CEO cantik. Entah kenapa Bunga tidur itu tak mau menepi dalam tidurnya. Meski Batinnya sering goyah, namun seolah tak ada hal apapun yang mengharapkannya untuk bahagia, selain hari-harinya bersama Tarmin.

Sering kali, kesehariannya merasa cukup bahagia saat bersama Tarmin. Meski hanya sepotong kebahagian yang amat kecil, baginya sangat lah berarti dan mampu membuatnya tertawa serta mengosongkan sebagian isi kepalanya.

Mungkin Tuhan belum menuliskan takdirnya untuk terlalu cepat merasakan kebahagian yang begitu sempurna. Dan Tuhan saat ini hanya menyempurnakan letak kesabarannya secara tak beraturan.

"Kring ..., kring" telpon berdering milik Vera dari Lee.

"Kemana ya dia?" Ungkap Lee sambil menelponnya kembali. "Apa dia sudah tidur?" Sambung dalam hati Lee.

Berulang kali Lee menelpon, namun tak di angkatnya! Hingga Ia meninggalkan pesan, "Ini nomer ponsel ku, jangan lupa di simpan ya! Good Night ..." Pesan berikut ucapan selamat malam dari Lee.

Lee mengingat masa-masa kuliahnya dulu bersama Vera dengan membuka beberapa Foto didalam Galeri yang tersimpan. Dalam Foto itu tampak sekali keceriaan yang tulus sampai membuatnya tersenyum dengan sendirinya.

Kecantikan Vera yang amat sempurna bagi Lee, mampu membangun perasaan sayang dengan sendirinya. Kepedulian Lee saat masa kuliah sangat luar biasa dan penuh pengorbanan. Namun sayang, Lee ditolaknya dengan mentah-mentah.

"Apa dia masih sendiri ya?"

"Lalu, bagaimana dengan lelaki yang kamu cintai dulu?"

"Apa pernah kalian menjalin hubungan dengannya?"

Batin Lee gelisah penuh tanya dan mulai mengahdirkan rasa cemburu yang melekat.

"Sebaiknya, aku tanya dia nanti" ungkap Lee sambari menaruh ponselnya dan tidur.

Episodes
1 Episode #1
2 Episode #2
3 Episode #3
4 Episode #4
5 Episode #5
6 Episode #6
7 Episode #7
8 Episode #8
9 Episode #9
10 Episode #10
11 Sinopsis
12 Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13 Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14 Bab 1 | Jakarta At Lee
15 Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16 Bab 1 | Nayla
17 Bab 1 | Dua Sahabat
18 Bab 1 | Bartender
19 Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20 Bab 1 | Suasana Hati
21 Bab 1 | Cerita Tarmin
22 Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23 Bab 1 | Depresi
24 Bab 1| Hutan Belantara
25 Bab 1 | Tidak terlacak
26 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30 Bab 1 | Nama kamu siapa?
31 Bab 1 | Ujung Gerbang
32 Bab 1 | Interogasi
33 Bab 1 | Bersua
34 Bab 1 | Bar Poke part 1
35 Bab 1 | Bar Poke part 2
36 Bab 1 | Bar Poke part 3
37 Bab 1 | Bisnis Lee
38 Bab 1 | Kediaman Nayla
39 Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40 Bab 1 | Sniper Ajie
41 Bab 2 | Marina Beach
42 Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43 Bab 2 | Lee dan Vera
44 Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45 Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46 Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47 Bab 2 | Breaking news
48 Bab 2 | Gelas Pecah
49 Bab 2 | Mandat CEO
50 Bab 2 | Benar adanya
51 Bab 3 | Lorong Panjang
52 Bab 3 | Phobia
53 Bab 3 | Ritme Jantung
54 Bab 3 | Tak ada judul
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode #1
2
Episode #2
3
Episode #3
4
Episode #4
5
Episode #5
6
Episode #6
7
Episode #7
8
Episode #8
9
Episode #9
10
Episode #10
11
Sinopsis
12
Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13
Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14
Bab 1 | Jakarta At Lee
15
Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16
Bab 1 | Nayla
17
Bab 1 | Dua Sahabat
18
Bab 1 | Bartender
19
Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20
Bab 1 | Suasana Hati
21
Bab 1 | Cerita Tarmin
22
Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23
Bab 1 | Depresi
24
Bab 1| Hutan Belantara
25
Bab 1 | Tidak terlacak
26
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30
Bab 1 | Nama kamu siapa?
31
Bab 1 | Ujung Gerbang
32
Bab 1 | Interogasi
33
Bab 1 | Bersua
34
Bab 1 | Bar Poke part 1
35
Bab 1 | Bar Poke part 2
36
Bab 1 | Bar Poke part 3
37
Bab 1 | Bisnis Lee
38
Bab 1 | Kediaman Nayla
39
Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40
Bab 1 | Sniper Ajie
41
Bab 2 | Marina Beach
42
Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43
Bab 2 | Lee dan Vera
44
Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45
Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46
Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47
Bab 2 | Breaking news
48
Bab 2 | Gelas Pecah
49
Bab 2 | Mandat CEO
50
Bab 2 | Benar adanya
51
Bab 3 | Lorong Panjang
52
Bab 3 | Phobia
53
Bab 3 | Ritme Jantung
54
Bab 3 | Tak ada judul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!