Bab 1 | Nayla

Bandung, tepat di pedesaaan yang amat sejuk dengan udaranya serta Hijau akan alam yang terawat. Komplotan Burung-burung berterbangan bebas dan hinggap di tiap ranting pohon yang cukup tinggi untuk mencari makanan yang akan di santap siang hari.

"Duh, indah sekali pedesaan ini ...!

"Rasanya malas sekali kembali ke Jakarta ....

Ujar Nayla yang sedang menikmati cuti dalam beberapa hari di rumah Kakek dan Neneknya dari kedua orang tua Ayahnya itu.

Keluarga besar Nayla berasal dari Kota Bandung yang letaknya di Pedesaaan. Kedua orang tua Nayla sudah meninggal sejak ia masih dini. Dan di besarkan oleh tantenya di Jakarta.

"Nay ..., ayok makan" panggil Neneknya yang sudah Tua dan menunggunya di teras Rumah.

"Ya ...Nek" jawabnya.

Tradisi keluarga Nayla di Bandung, selalu menikmati makan bersama di Teras rumah yang beralaskan keramik jadul berwarna kuning kusam. Menu yang cukup sederhana seperti, nasi liwet, teri, tahu tempe, lalapan petai, sambal serta kerupuk sudah disajikan di Teras dan siap untuk di santap nya.

Suasana makan bersama pun pecah dengan keceriaan dan kebahagiaan yang begitu sempurna dalam keluarga besar Nayla. Seiring dalam keceriaan itu banyak cerita yang tak mungkin selesai dalam beberapa hari bila di ceritakan semuanya.

"Ayo makan yang banyak, jangan ngobrol terus" Ujar Nenek Nayla. "Ya ..., Nek" jawab Nayla beserta paman, Bibi dan sepupunya.

***

Singkat cerita, Sore itu Nayla lekas kembali ke Jakarta bersama supir pribadinya yang bernama Slamet. Ia berpamitan kepada semua keluarganya yang di Bandung. Pecah tangis terjadi di antara mereka dengan melepaskan pelukan terhadap Nayla.

"Jaga diri kalian di sini ya! Nanti, aku liburan kembali di Tahun depan". Ucap Nayla dengan sedih.

"Ya cucu ku tercinta ..."

"Ya Sayang ku ...!"

Serentak semua keluarga Nayla.

Nayla bergegas menaiki Mobil miliknya dan mulai meninggalkan rumah Kakek, Neneknya dengan tatapan perlahan mulai menjauh.

"Ayah, Ibu ...., aku sudah menemui Kakek, Nenek dan yang lainnya! Semoga kalian melihat kami dengan penuh kebahagian ya ...Amin!" Ucap dalam Hati Nayla menyampaikan pesan melalui Batinnya untuk mendiang Kedua orang tuanya.

Nayla tak berhenti mengelus kalung peninggalan Ibunya. Rasa rindunya yang mendalam sangat terasa dekat sekali setelah melihat keluarganya di Bandung.

"Bu, kita mengejar waktu atau tidak?" Tanya Pak Slamet dengan ramah.

"Tak usah terburu-buru, Pak! Lagi pula aku ngantor besok!" Jelas Nayla.

"Baik, Bu" singkat Pak Slamet.

6 Jam lama nya perjalan dari Kota Bandung menuju Jakarta melalui jalan Tol. Saat itu padat sekali jalanan karena hari libur sekolah mulai usai dan kembali normal hari esok.

Nayla menikmati perjalanan dengan musik romantis yang diputarnya melalui Headset bluetooth. Pak Slamet pun tak berani mengganggunya dan tetap fokus pada mobil yang ia kendarai.

Setiba di Jakarta, tepat di perumahan Elite the Mansion milik Nayla kawasan Jakarta Selatan. Nayla pun lekas turun dari mobilnya dan membawa sebagian tas yang isinya peralatan pribadi dan sisa nya diturunkan oleh Pak Slamet.

Nayla yang merasa kelelahan lekas masuk kamar dan tertidur dengan pulas tanpa melepaskan baju yang di pakainya dalam perjalanan. Begitu pula dengan tas miliknya, ia meletakkan begitu saja di kamar.

"Mbo ..." teriak Slamet.

"Ya , Pak ..."

"Tolong bantu barang-barang yang masih tergeletak di garasi"

"Ya ..."

Si Mbo adalah pembantu rumah tangga Nayla, ia membantu Pak Slamet membawa barang-barang kedalam rumah dan merapikannya pada tempatnya.

Lalu, Pak Slamet yang kelelahan mulai mengistirahatkan tubuhnya di kamar.

***

Pagi tiba tepat pukul 6 pagi. Nayla terbangun dengan rasa lelah yang masih terasa di bagian tubuhnya. Ia sejenak duduk di samping ranjangnya untuk mengumpulkan sebagian nyawa yang masih tersisa dan membuka sebagian bajunya, serta menyisakan baju dalamnya yang sangat tipis.

Si Mbo yang sudah menyiapkan Secangkir Teh tawar hangat dan beberapa potong Roti keju di letakkannya di nampan dan membawanya ke kamar Nayla.

"Tok ...tok!" Si Mbo mengetuk pintu kamarnya.

"Ya ..., masuk!"

Si Mbo lekas masuk dan menaruh nampan yang sudah terisi Teh dan Roti di meja. "Silahkan, Non ..." ucapnya. "Ya , terimakasih Mbo" sambung Nayla yang masih setengah sadar.

Nayla meneguk perlahan Teh hangat buatan Si Mbo dan sepotong roti yang di genggamnya. "Nikmat sekali Teh ini ..." sambung selepas dari tegukan dan mulai menguyah Roti sedikit demi sedikit.

Tubuh dan sisi kepalanya mulai pres Karena sudah terisi Teh hangat dan sepotong roti. Ia pun membuka Laptopnya untuk mengecek sebagian pekerjaan yang sudah ia tinggal selama cuti di Bandung.

"Duh ..., banyak sekali pekerjaan ini" ucapnya dengan mata terpenuhi oleh angka-angka yang di dalam table excel. Pekerjaannya bertumpuk hari demi hari karena tertinggal selama cuti.

Keningnya di elus oleh tangan yang lembut seolah mulai jenuh dengan pekerjaannya itu. Tapi, mau tak mau ia harus kerjakan setiap harinya.

Nayla bekerja di Perusahaan milik Ayahnya Vera! Karena jasanya yang luar biasa, ia pun di percayakan untuk menempati posisi sebagai CFO "Chief financial officer di perusahaan milik Ayahnya Vera. Sejak Ayah Vera meninggal. Nayla masih menempati posisi CFO dan Vera sendiri beranggapan kinerja Nayla sangat luar biasa sehingga ia tidak bisa berkutik untuk menyuruhnya dengan semena-mena.

Apalagi posisi yang di pegang Nayla sebagai jantung Perusahaan atau terbilang tugas CFO adalah mengawasi semua urusan keuangan perusahaan dan melaporkannya kembali kepada CEO "Vera" serta ketua dewan lainnya. Untuk posisi ini dibutuhkan pengalaman bertahun-tahun di bidang akuntansi, manajemen, serta pendidikan yang relevan.

Nayla sendiri lulusan Manajemen akuntansi dan bergelar S1, jadi wajar saja ia pandai mengolah sebagai CFO Pertambangan Emas. Apalagi Nayla begitu telaten dan tegas. Maka tak heran ia teramat penting bagi perusahaan.

"Bagaimana keadaan Vera? Mampu tidak, ia mengkover semua kerjaan selama aku cuti?!" ungkapnya dalam hati Nayla.

Saat ini Vera terbilang baru memegang Perusahaan peninggalan Ayahnya. Namun, Nayla tak bisa memungkiri kinerja Vera yang batu beberapa tahun kebelakang cukup bagus dan mampu mengelola semuanya.

"Tapi, Vera sudah mempuni. Jadi, apa yang harus aku khawatirkan" batin Nayla mulai mempercayainya.

"Sebaiknya aku siap-siap ngantor" sambung kembali dan menelpon Pak Slamet untuk menyiapkan mobil serta mengantarnya.

Pak Slamet bergegas untuk menyiapkan mobil dan mulai memanaskan mesin mobil yang sudah semalaman di garasi.

Satu jam berlalu, Nayla mulai keluar dari kamarnya dengan membawa beberapa berkas ditangan kiri serta Laptop di tangan kanannya.

"Oia, Mbo ..., nanti kalau ada tamu datang kerumah ini jangan di terima ya! Bilang saja saya sedang sibuk dan gak bisa di hubungi dalam beberapa hari kedepan!" Pinta Nayla kepada si Mbo sebelum menaiki mobil.

"Ya ..., Non" jawab si mbo.

"Ayo Pak, kita berangkat ..."

Pak Slamet lekas menancapkan pedal gas dengan perlahan keluar dari Rumah elit at mansion menuju kantor Nayla.

Episodes
1 Episode #1
2 Episode #2
3 Episode #3
4 Episode #4
5 Episode #5
6 Episode #6
7 Episode #7
8 Episode #8
9 Episode #9
10 Episode #10
11 Sinopsis
12 Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13 Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14 Bab 1 | Jakarta At Lee
15 Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16 Bab 1 | Nayla
17 Bab 1 | Dua Sahabat
18 Bab 1 | Bartender
19 Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20 Bab 1 | Suasana Hati
21 Bab 1 | Cerita Tarmin
22 Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23 Bab 1 | Depresi
24 Bab 1| Hutan Belantara
25 Bab 1 | Tidak terlacak
26 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27 Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29 Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30 Bab 1 | Nama kamu siapa?
31 Bab 1 | Ujung Gerbang
32 Bab 1 | Interogasi
33 Bab 1 | Bersua
34 Bab 1 | Bar Poke part 1
35 Bab 1 | Bar Poke part 2
36 Bab 1 | Bar Poke part 3
37 Bab 1 | Bisnis Lee
38 Bab 1 | Kediaman Nayla
39 Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40 Bab 1 | Sniper Ajie
41 Bab 2 | Marina Beach
42 Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43 Bab 2 | Lee dan Vera
44 Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45 Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46 Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47 Bab 2 | Breaking news
48 Bab 2 | Gelas Pecah
49 Bab 2 | Mandat CEO
50 Bab 2 | Benar adanya
51 Bab 3 | Lorong Panjang
52 Bab 3 | Phobia
53 Bab 3 | Ritme Jantung
54 Bab 3 | Tak ada judul
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode #1
2
Episode #2
3
Episode #3
4
Episode #4
5
Episode #5
6
Episode #6
7
Episode #7
8
Episode #8
9
Episode #9
10
Episode #10
11
Sinopsis
12
Bab 1 | Jakarta Tahun Pertama
13
Bab 1 | Jakarta Hari Ini
14
Bab 1 | Jakarta At Lee
15
Bab 1 | Aneh Tapi Nyata
16
Bab 1 | Nayla
17
Bab 1 | Dua Sahabat
18
Bab 1 | Bartender
19
Bab 1 | Brush Ceplok In De Hoy
20
Bab 1 | Suasana Hati
21
Bab 1 | Cerita Tarmin
22
Bab 1 | Mimpi Hampir Nyata
23
Bab 1 | Depresi
24
Bab 1| Hutan Belantara
25
Bab 1 | Tidak terlacak
26
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 1
27
Bab 1 | Rumah di tengah Hutan part 2
28
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 1
29
Bab 1 | Di balik Jendela kaca part 2
30
Bab 1 | Nama kamu siapa?
31
Bab 1 | Ujung Gerbang
32
Bab 1 | Interogasi
33
Bab 1 | Bersua
34
Bab 1 | Bar Poke part 1
35
Bab 1 | Bar Poke part 2
36
Bab 1 | Bar Poke part 3
37
Bab 1 | Bisnis Lee
38
Bab 1 | Kediaman Nayla
39
Bab 1 | Kecintaan Version Sniper
40
Bab 1 | Sniper Ajie
41
Bab 2 | Marina Beach
42
Bab 2 | Cheers and Brush ceplok in de hoy
43
Bab 2 | Lee dan Vera
44
Bab 2 | Bintang Rooftop part 1
45
Bab 2 | Bintang Rooftop part 2
46
Bab 2 | Naskah cerita dari sisa Rooftop
47
Bab 2 | Breaking news
48
Bab 2 | Gelas Pecah
49
Bab 2 | Mandat CEO
50
Bab 2 | Benar adanya
51
Bab 3 | Lorong Panjang
52
Bab 3 | Phobia
53
Bab 3 | Ritme Jantung
54
Bab 3 | Tak ada judul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!