16.Kau Marah?

10 Desember 2011, Pasar Terbesar Desa Raytgon

Berbeda dengan hari-hari yang sebelumnya mendung, saat ini langit di sekitaran desa Raytgon tengah terang-terangnya. Aktivitas di area dalam pasar pun terlihat stabil. Para pengunjung juga semuanya berjalan kaki. Seperti yang saat ini dilakukan oleh Lily.

Wanita dengan dress casual dan rambut hitam kecoklatan yang tergerai itu, saat ini tengah mengayunkan langkah mendekat ke sebuah warung sederhana, tempat di mana dia dan Fahmi beberapa hari lalu menghabiskan waktu.

"Eh, Nona?" Ibu pemilik warung langsung menyapa dengan nada bicara yang terkesan kaget.

Lily hanya menyunggingkan senyum untuk menjawab sapaan terkejut dari Ibu bernada bongsor itu. Wanita itu terlihat menoleh ke kanan dan kiri seperti ingin mencari seseorang.

"Nona cari Fahmi, ya?" tebak Ibu pemilik warung itu dengan posisi yang sudah terlihat berdiri di belakang etalase rotinya. Senyum wanita paruh baya berbadan bongsor itu terlihat semakin merekah.

Lily kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ibu pemilik warung itu terlihat semakin senang, "Kalau begitu, Nona duduk dan tunggu saja di sana. Fahmi sepertinya akan datang sebentar lagi."

Lily menganggukkan kepalanya dan langsung memposisikan diri untuk duduk di tempat yang sama. Wanita itu kembali mulai melihat ke arah sekitar. Ada banyak sekali pengelihatan yang dia dapatkan. Mulai dari para buruh yang mondar mandir mengangkut banyak sekali barang, lalu ada juga para pengunjung yang terlihat berjalan dengan tergopoh-gopoh.

Wanita itu terlihat tersenyum menikmati pemandangan itu, 'aku harap Fahmi tidak merah denganku. Tapi, jika dia marah, aku tinggal mengatakan alasannya saja,' batin perempuan itu dengan raut wajah yang terlihat tenang.

Iya, Lily punya alasan kenapa tidak ikut datang ke pasar beberapa hari terkahir ini. Dia tidak diizinkan oleh Tuan Restofer karena kejadian roti Scone waktu itu. Disaat ibunya sering bolak balik ke pasar, dia tidak pernah diajak. Akan tetapi, dengan segala yang dia punya, Lily bisa bernegosiasi dan ayahnya kembali memberikan dia izin.

"Ini di makan dulu, Non," ujar Ibu pemilik warung itu sembari menghidangkan seporsi spaghetti yang masih mengepulkan asap panas untuk, Lily.

Lily terlihat kaget. Masalahnya dia belum sama sekali membuat pesanan, tapi si Ibu pemilik warung itu sudah menghidangkan itu untuknya. Bahkan ada segelas kopi susu tarik juga yang dibawa oleh Ibu-ibu tersebut.

"Tenang, ini sudah di pesankan oleh Fahmi dua hari yang lalu kok. Karena Nona waktu itu tidak datang, dia mengatakan untuk memintaku langsung menghidangkan saja saat Anda ada di sini. Semua sudah di bayar juga," ujar Ibu pemilik warung itu menjelaskan Lily yang terlihat kebingungan.

Sementara di sisi Lily. Perempuan itu langsung menyunggingkan senyum dan menganggukkan kepala untuk mengucapkan terima kasih.

"Saya permisi dulu, Non. Selamat menikmati," ujar Ibu pemilik warung dan langsung ngacir kembali ke tempatnya.

Lily yang sudah mendapati kopi dan spaghettinya, tentu langsung menikmati hidangan itu. Terlebih lagi, tadi di rumah dia sebagai tidak menyantap sarapannya hanya untuk memakan makanan enak ini.

'jika Papa sampai tahu aku makan makanan dari luar tembok, bisa habis aku. Tapi, untung saja dia tidak tahu,' batin Lily dengan cekikikan lucu di dalam hatinya.

Hal pertama yang Lily nikmati iyalah kopi susu tariknya dulu. Dia terlihat menghirup dalam-dalam aroma kopi itu, lalu kemudian mulai menyesapnya dengan perlahan. Ternyata rasanya tidak berubah, masih enak seperti saat pertama perempuan itu mencobanya untuk pertama kali.

Setelah menyicip minuman, Lily kemudian beralih ke piring spaghettinya. Wanita itu bergerak mengangkat piring itu dengan tangan kirinya, lalu menggunakan tangan kanannya untuk memegangi garpu dan mulai mengaduk-aduk mie yang ada di sana.

Bahkan, kakinya yang tadi terlihat masih menjuntai jatuh sudah dia naikkan ke tempat duduk. Dia juga membuat posisi satu kakinya terlipat di permukaan tempat duduk dan satunya lagi terlepas dengan posisi berdiri. Singkatnya, dia saat ini duduk seperti posisi yang Fahmi lakukan beberapa hari yang lalu.

'tidak buruk juga makan dengan posisi duduk seperti ini,' batin perempuan itu dan mulai hendak memasukkan suapan spaghettinya untuk yang pertama.

Akan tetapi, saat ujung garpu yang sudah berisi spaghetti itu dekat dengan mulutnya, tiba-tiba saja gerakannya terhenti karena kedua matanya melihat sosok Fahmi yang memperhatikan dari jauh.

Lily langsung tersenyum lebar. Dia dengan gerak cepat memasukan suapan pertama spaghettinya, lalu kemudian meletakkan kembali piring itu ke permukaan tempat duduknya. Lily memilih untuk bangkit dari duduknya dan langsung berlari kecil menyusul Fahmi yang masih berdiri diam dengan kedua mata melihat ke arahnya.

"Masih ingat ke sini kamu?" tanya laki-laki itu dengan nada dan raut wajah yang terkesan sedang kesal.

Lily yang baru saja menelan makannya itu, langsung memberikan sebuah senyum yang lebar. Bahkan satu tangannya terangkat untuk memberikan sebuah lambaian tangan.

Fahmi yang melihat itu terlihat tidak tertarik. Dia tanpa bicara lagi langsung melakukan gerakan berbalik pergi. Benar, tanpa ada kata-kata yang menjelaskan Lily harus bagaimana, dia memilih untuk meninggalkan perempuan itu.

Lily yang mendapati hal terbuat menaikkan alis matanya bingung, 'kenapa sikapnya dingin begitu?' batin wanita 20 tahun itu bertanya dan terlihat langsung mengejar langkah Fahmi yang pelan.

Saat ini laki-laki itu terlihat sedang membawa beberapa barang yang kelihatan lumayan berat. Dia terus saja mengayunkan langkah dan tidak peduli dengan sosok Lily yang saat ini sedang berjalan cepat mengikuti gerak kakinya.

Sementara di sisi Lily, perempuan itu sekarang sedang mengikuti gerak langkah Fahmi dengan raut wajah yang kebingungan. Merasa kehadirannya tidak di anggap, Lily berniat meraih lengan laki-laki itu, tapi Fahmi yang sadar langsung mempercepat langkahnya.

"Pergilah. kau menganggu saja," usir Fahmi dan langsung masuk ke sebuah gang untuk keluar dari area dalam pasar. Lily yang mendengar itu tersentak kaget, tapi dengan gerak yang cepat dia kembali mengejar laki-laki itu.

Terpopuler

Comments

Lydia

Lydia

Lanjut Author... terima kasih 😁

2024-05-02

1

gaby

gaby

Lah,bukannya pertemuan terakhir mreka desember 2011. Ko skrg malah mundur agustus 2011

2024-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01.Gadis Pendiam
3 02.Peraturan Ibu Kota
4 03.Ingin bertemu kembali.
5 04.Dinding Ibu Kota.
6 05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7 06.Namanya Lily.
8 07.Panggilan Dari Ketua.
9 08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10 09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11 10. Orang Asing Yang Tampan
12 11.Fahmi Zaintara
13 12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14 13.Hal Yang Tidak Terduga
15 14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16 15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17 16.Kau Marah?
18 17.Pembalasan
19 18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20 19.Senyum Yang Kembali
21 20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22 21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23 22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24 23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25 24.Menerka-nerka
26 25.Bahasa Isyarat
27 26.Diary mimpi
28 27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29 28.Perbedaan Status Yang Jelas
30 29.Impian Pertama.
31 30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32 31.Kecupan Terima Kasih
33 32.Kecurigaan
34 33.Tolong Beri Peringatan
35 34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36 35.Sekawanan Lumba-lumba.
37 36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38 37.Kebimbangan
39 38.Terciptanya Jarak.
40 39.Mulai Mencari Tahu....
41 40.Pelukan Rindu...
42 41.Mata-mata.
43 Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44 42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45 43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46 44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47 45. Last Journey
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Prolog
2
01.Gadis Pendiam
3
02.Peraturan Ibu Kota
4
03.Ingin bertemu kembali.
5
04.Dinding Ibu Kota.
6
05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7
06.Namanya Lily.
8
07.Panggilan Dari Ketua.
9
08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10
09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11
10. Orang Asing Yang Tampan
12
11.Fahmi Zaintara
13
12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14
13.Hal Yang Tidak Terduga
15
14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16
15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17
16.Kau Marah?
18
17.Pembalasan
19
18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20
19.Senyum Yang Kembali
21
20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22
21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23
22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24
23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25
24.Menerka-nerka
26
25.Bahasa Isyarat
27
26.Diary mimpi
28
27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29
28.Perbedaan Status Yang Jelas
30
29.Impian Pertama.
31
30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32
31.Kecupan Terima Kasih
33
32.Kecurigaan
34
33.Tolong Beri Peringatan
35
34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36
35.Sekawanan Lumba-lumba.
37
36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38
37.Kebimbangan
39
38.Terciptanya Jarak.
40
39.Mulai Mencari Tahu....
41
40.Pelukan Rindu...
42
41.Mata-mata.
43
Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44
42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45
43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46
44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47
45. Last Journey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!