07.Panggilan Dari Ketua.

"Wet, Bang, mau ke mana tuh? Tumben ganteng bener."

Jam 4 sore, Fahmi memilih menyudahi pekerjaan buruhnya dan dia saat ini sudah sampai di desanya. Laki-laki itu terlihat menyapa seorang pemuda yang usianya kelihatan sedikit jauh lebih tua darinya dan. Orang itu terlihat berhenti di pinggir jalan.

"Eh, Fahmi? Ini biasalah. Baru pulang lu? Gimana, barang yang dateng rame?" tanya laki-laki itu basa-basi.

"Lumayan, dihitung-hitung bisalah buat nganggur Semingguan," jawab Fahmi dengan senyum becanda.

Warga desa Raytgon memang hampir semua menjadi seorang buruh angkut. Apa lagi intim anak muda yang putus sekolah seperti Fahmi ini. Mereka tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh angkut. Bahkan tidak jarang, anak-anak di sana juga jauh lebih memilih keluar dari sekolah untuk mencari uang ke pasar.

"Itu bukan lumayan lagi, Ban*sat. Kalau jadi modal nganggur seminggu mah udah banyak itu." koreksi dia Rizal Gentara, salah satu anak muda penduduk desa Raytgon.

Fahmi yang mendengar itu hanya cekikikan lucu, "Iya, gitulah. Oh iya, lu ada liat Khazami atau anak-anak lainnya gak?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang masih terlihat memamerkan senyum ramah.

Rizal yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, "Ada, tadi mereka sama gue mandi di sungai timur. Kemungkinan mereka masih di sana karena pas gue pulang, mereka masih ngobrol. Biasalah saling adu nasib," jawabnya dan membuat Fahmi mengeluarkan raut wajah yang terlihat senang.

"Kalau gitu gue duluan. Makasih, Bang. Sukses terus misi yang akan lu kerjakan." Fahmi menepuk pundak laki-laki itu, lalu berlari dengan langkah mundur. Dia juga terlihat mengangkat satu tangannya yang terlihat mengacungkan jari jempol.

Rizal yang melihat itu tersenyum. Ternyata laki-laki yang terlihat kalem dan kerempeng itu adalah salah satu anggota dari perkumpulan penjahat desa Raytgon yang bernama "Kansas".

Selain menjadi buruh angkut untuk pekerjaan utama mereka, para anak muda Raytgon juga melakukan pekerjaan lain yang ilegal. Tidak semua sih, paling hanya anak muda yang terpilih dan sudah ditakdirkan dari kecil saja yang bisa menjadi anggota. Itupun mereka harus mengikuti banyak sekali pelajaran sebelum benar-benar bisa menjadi anggota tetap.

"Kenapa dia kelihatan bahagia sekali hari ini?" tanya Rizal saat kedua matanya sudah semakin samar melihat Fahmi. Laki-laki itu menghela napas dan dia langsung menenggak tubuhnya untuk melihat ke arah depan.

Tepat saat dia melihat ke depan, kedua matanya dikagetkan oleh penampakan seorang teman yang sedari tadi kedatangannya dia tunggu-tunggu, "Lu kebiasaan deh gak ngeluarin suara. Bikin kaget orang aja," protes Rizal kepada temannya yang terlihat berdiri dengan raut wajah serius tanpa senyum.

"Maaf lama. Ketua tadi terlihat marah. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggunya," tutur dia— Jaelani Bantara dengan nada bicara yang datar.

Rizal yang mendengar itu menaikkan satu alisnya bingung, "Kenapa?" tanyanya dan Tara menjawabnya dengan hanya mengangkat bahunya tak peduli.

"Yang jelas, dia tadi menyinggung Fahmi. Entah apa yang anak itu perbuat. Tapi, gue doakan semoga dia tetap diberikan keselamatan," tutur Tara dengan tersenyum menyeramkan.

"Tadi gue liat dia-"

"Peduli setan. Sekarang lebih baik kita berangkat. Misi kali ini sepertinya akan makan waktu banyak sekali," potong Tara dengan raut wajah yang tiba-tiba terlihat semakin menyeramkan.

"Membunuh seseorang, 'kan? Itu sih gampang. Kita hanya harus melakukannya dengan cepat saja," tutur Rizal dengan raut wajah yang juga terlihat tidak kalah menyeramkannya.

Tanpa mau membuang-buang waktu lebih lama, dua orang itu langsung berjalan pergi ke arah keluar dari desa. Tujuan mereka tentu saja untuk menjalankan misi agar saat kembali nanti, mereka bisa menghadap ke ketua untuk melaporkan dengan bangga kesuksesannya.

***

Tidak bisa dipungkiri, desa Raytgon memang terlihat sangat-sangat indah. Biarpun di luarnya selalu ramai karena terdapat sebuah pasar besar ruang terkenal, bagian dalamnya malah terlihat sangat asri dan masih terawat.

Rumah-rumah warga yang dibuat sesederhana mungkin dan juga segala sisinya dihiasi oleh persawahan yang luas dan perkebunan yang rimbun oleh pepohonan, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.

Bukan hanya itu saja, tapi di desa Raytgon terdapat aliran sungai yang jernih dengan keadaan air yang belum tercemar. Mungkin karena letak desanya ada di pinggiran, jadi kebersihan airnya masih terjaga.

Saat ini Fahmi tengah berjalan melewati bebatuan pinggir sungai Raytgon yang jernih. kedua tangan laki-laki itu terlihat membawa sebuah tas plastik warna hitam yang isinya seperti makanan dan juga minuman.

Sebelum ke sini tadi, Fahmi mampir dulu ke warung yang ada di desanya untuk membeli beberapa makanan, untuk dia bawa ke sungai. Dia terlihat membeli banyak sekali, karena kata Rizal tadi ada beberapa temannya yang sedang menongkrong di sana.

Ternyata semua itu benar, saat Fahmi hampir tiba di tempat bisa mereka mandi, dia melihat ada beberapa anak muda yang tengah duduk melingkar di bebatuan sungai. Raut wajah mereka terlihat serius. Tanpa berlama-lama lagi, dia semakin mempercepat langkahnya untuk mendekat ke sana.

"Wih, para beban negara ternyata sedang berkumpul," katanya dengan nada yang terdengar becanda, "lagi ngomongin apaan? Serius bener gue liat dari jauh," imbuh laki-laki 20 tahun itu sembari naik ke atas batu besar tempat di mana Khazami, dan tiga temannya saat ini duduk.

"Enggak ada. Cuma diskusi buat jalanin misi untuk nanti malam," jawab Khazami dengan santai. Laki-laki itu seperti biasa terlihat bersahabat dengan raut wajahnya yang selalu tersenyum.

Fahmi yang mendengar itu langsung ber-oh ria. Dia bergerak meletakkan dua keresek hitam itu di tengah-tengah mereka, "Buat bekal kalian pada diskusi. Kebetulan gue dapat lumayan tadi," tutur Fahmi sembari bergerak duduk dan langsung menyandarkan kepalanya di lengan kekar seorang teman.

"Rame ya?" tanya dia— Sergio Dante, laki-laki yang dijadikan sandaran oleh Fahmi.

"Kalau tahu rame, nyesel gue gak keluar tadi," ujar salah satunya lagi yang duduk di sebelah Kanan Khazami— Mardika Joel.

"Kita mau keluar gimana, Dik. Orang kelar misi saja subuh tadi. Mending tidur kalau dipikir-pikir," jawab— Adnan Alvaro, laki-laki yang duduk di hadapan Khazami.

"Berarti itu bukan uang kalian. Lagian, nanti malam kita bakalan dapat uang banyak juga setelah misi selesai," ucap Fahmi dengan santai sembari membuang rasa lelah di tubuhnya. Di bawah mereka ada aliran sungai yang terlihat jernih.

"Bukan kita, Fahmi. Kami, di misi ini hanya ada kami berempat," koreksi Khazami dengan sedikit melirik ke arah Fahmi yang duduk selonjoran di belakang mereka.

Sementara Fahmi yang mendengar itu langsung tertegun kaget. Dia bergerak bangkit dari duduk setengah tidurannya, "Lah terus misi gue apaan? Tadi di jalan gue liat Bang Rizal lagi nunggu pemberitahuan misi. Terus kalian berempat juga entar malam bakalan keluar buat jalanin misi, terus gue?" tanya Fahmi dengan nada bicara yang cepat. Laki-laki itu terlihat melotot menatap ke arah Khazami yang memunggunginya.

"Mana gue tahu, tapi yang jelas tadi pas gue terima berkas misi, ketua nitip pesan. Lu diminta menghadap kepadanya," terang Khazami dengan melirik Fahmi yang ada di belakangnya.

"Buat?" tanya Fahmi dengan raut wajah kebingungan.

Khazami hanya mengedikkan bahu, "Entah lah. Yang jelas, tadi ketua kelihatan sedang marah. Gue gak tahu alasannya apa, tapi semoga bukan gara-gara lu," jawabnya dan itu berhasil membuat sebuah tanda tanya besar di benak Fahmi.

Masalahnya, jika ketua mereka sudah memanggil itu pasti tidak akan jauh-jauh dari dua hal. Pertama penerimaan misi dan kedua adalah untuk mengadili. Fahmi tidak mungkin akan mendapatkan penerimaan misi karena dia bukanlah seorang ketua dan alasan dipanggil tentu saja sudah jelas, yaitu untuk diadili.

Episodes
1 Prolog
2 01.Gadis Pendiam
3 02.Peraturan Ibu Kota
4 03.Ingin bertemu kembali.
5 04.Dinding Ibu Kota.
6 05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7 06.Namanya Lily.
8 07.Panggilan Dari Ketua.
9 08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10 09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11 10. Orang Asing Yang Tampan
12 11.Fahmi Zaintara
13 12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14 13.Hal Yang Tidak Terduga
15 14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16 15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17 16.Kau Marah?
18 17.Pembalasan
19 18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20 19.Senyum Yang Kembali
21 20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22 21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23 22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24 23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25 24.Menerka-nerka
26 25.Bahasa Isyarat
27 26.Diary mimpi
28 27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29 28.Perbedaan Status Yang Jelas
30 29.Impian Pertama.
31 30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32 31.Kecupan Terima Kasih
33 32.Kecurigaan
34 33.Tolong Beri Peringatan
35 34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36 35.Sekawanan Lumba-lumba.
37 36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38 37.Kebimbangan
39 38.Terciptanya Jarak.
40 39.Mulai Mencari Tahu....
41 40.Pelukan Rindu...
42 41.Mata-mata.
43 Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44 42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45 43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46 44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47 45. Last Journey
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Prolog
2
01.Gadis Pendiam
3
02.Peraturan Ibu Kota
4
03.Ingin bertemu kembali.
5
04.Dinding Ibu Kota.
6
05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7
06.Namanya Lily.
8
07.Panggilan Dari Ketua.
9
08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10
09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11
10. Orang Asing Yang Tampan
12
11.Fahmi Zaintara
13
12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14
13.Hal Yang Tidak Terduga
15
14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16
15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17
16.Kau Marah?
18
17.Pembalasan
19
18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20
19.Senyum Yang Kembali
21
20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22
21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23
22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24
23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25
24.Menerka-nerka
26
25.Bahasa Isyarat
27
26.Diary mimpi
28
27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29
28.Perbedaan Status Yang Jelas
30
29.Impian Pertama.
31
30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32
31.Kecupan Terima Kasih
33
32.Kecurigaan
34
33.Tolong Beri Peringatan
35
34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36
35.Sekawanan Lumba-lumba.
37
36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38
37.Kebimbangan
39
38.Terciptanya Jarak.
40
39.Mulai Mencari Tahu....
41
40.Pelukan Rindu...
42
41.Mata-mata.
43
Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44
42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45
43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46
44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47
45. Last Journey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!