11.Fahmi Zaintara

"Lagi ngapain di sini?" tanya Fahmi dengan raut wajah yang terlihat seperti orang yang memang benar-benar ingin bertanya. Laki-laki itu juga terlihat menoleh melihat ke sekeliling tempat.

Sementara itu di sisi Lily. Saat ini wanita itu masih terlihat bengong dengan kedua mata yang terlihat kebingungan. Fahmi yang sadar akan hal itu pun bergerak menjentikkan jarinya tepat di depan wajah wanita itu.

Lily tersentak kaget dan Fahmi terlihat mengedikkan kepalanya, "Kenapa?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang terlihat bersahabat. Bahkan dia juga terlihat menggerakkan alisnya turun naik.

Lily terlihat menghiraukannya dan memilih untuk menoleh samping kanan. Kedua matanya terlihat menelisik area pertokoan buah yang sedang rame-ramenya, 'Untunglah Kakak tidak melihat ke sini,'

Saat matanya mendapati tubuh jangkung sang kakak yang sepertinya sendang melakukan sebuah transaksi, Lily terlihat langsung kembali menghadap ke arah Fahmi dan kemudian menyeret laki-laki itu menjauh.

Fahmi yang mendapatkan perlakuan tiba-tiba itu hanya bisa terbelalak kaget, tapi dia tetap mengikuti ke mana arah langkah wanita cantik itu membawanya pergi, "Jadi sekarang giliran kamu nih ceritanya yang menyeret ku seperti yang aku lakukan kemarin?" tutur Fahmi tapi masih tidak digubris oleh Lily.

Saat ini Lily masih melihat dan mencaritahu keberadaan kakaknya. Saat dia sudah merasa tidak bisa dilihat oleh laki-laki itu lagi, barulah Lily berhenti dan langsung fokus melihat ke arah Fahmi.

Dengan gerak yang cepat, Lily terlihat merobek selembar kertas dari buku yang tergantung di lehernya itu. Setelah mendapatkan itu, dia tanpa jeda langsung bergerak menuliskan sesuatu di sana dan setelah selesai, Lily tentu saja langsung menyerahkan itu ke Fahmi.

"Kamu di sini lagi apa?"

Fahmi langsung melihat ke arah Lily dengan satu alis terangkat, "Yang harusnya bertanya seperti itu aku, Lily. Gini aja deh, kamu lebih baik ikut aku dulu."

Laki-laki itu kembali melakukan gerakan dengan sembrono. Dia saat ini terlihat sedang memegangi tangan wanita itu, tanpa sedikitpun terlihat memperdulikan pandangan orang-orang yang menatap aneh mereka.

Jelas semua orang yang ada di sana langsung memberikan tatapan mata yang aneh. Masalahnya, baru kali ini mereka melihat seorang laki-laki biasa menyeret paksa seorang gadis dari ibu kota.

Dari mana mereka tahu? Mereka tahu tentu saja dari pakaian mereka. Si laki-laki terlihat memakai baju kumuh tidak berkelas dan si perempuan terlihat cantik dengan dress casual yang menawan dan jauh dari kata kumuh.

"Apa bisa ada orang senekat itu?" tanya salah satu orang random yang berpapasan dengan Fahmi dan juga Lily yang sedang berjalan masuk ke dalam sebuah gang.

***

"Duduk!"

Lily langsung menurut. Dia tanpa mengeluarkan sedikit pun bantahan terlihat bergerak duduk di sebuah tempat duduk lebar. Di belakang tempat duduk itu terdapat sebuah warung sederhana yang di mana, ada seorang ibu-ibu paruh baya yang menjadi penjualnya.

"Kamu tunggu sebentar!" pinta Fahmi dengan sorot mata yang tajam. Dia juga mengacungkan jari telunjuknya untuk lebih menekankan kepada wanita yang sedang mendongak menatap ke arahnya itu.

Lily menganggukkan kepalanya, membuat Fahmi langsung berjalan pergi dari hadapan wanita itu. Akan tetapi, saat baru membuat satu langkah, laki-laki itu terlihat kembali, "Oh, iya. Kamu mau makan juga? Tapi, sebelum kamu menjawab iya, aku akan memberitahukan satu hal. Makanan di sini kemungkinan bukan seleramu. Jadi, dari pada mubazir, kita berbagi saja, okey?"

Lily bingung ingin mengeluarkan reaksi apa. Pada akhirnya, wanita itu hanya mengedip-ngedipkan kelopak matanya bingung. Fahmi yang melihat gerakan kelopak mata Lily yang berkedip tentu langsung menjentikkan jarinya.

"Pilihan bagus," ujar laki-laki itu dengan tersenyum. Setelah mengatakan itu, dia kembali berjalan mendekati warung sederhana itu.

"Bibi, dua kopi susu tarik dan seporsi spaghetti untukku," ujar Fahmi setelah berada di depan warung sederhana itu. Raut wajah laki-laki itu terlihat riang dengan senyum yang tidak memudar.

"Siap, tapi tumben sekali kamu memesan dua kopi," jawab si Bibi berbadan lebar itu dengan senyum yang tidak kalah lebarnya.

Fahmi tidak menjawab. Dia hanya tertawa kecil dengan mata yang terlihat menerawang melihat beberapa jajanan yang tersimpan di dalam etalase yang ada di depannya.

"Sama roti yang ini dua," ujar Fahmi dengan menunjuk sebuah roti berwarna cokelat dengan papan nama bertuliskan "scone" yang berdiri rapi di depannya.

"Okey," jawab Bibi itu dengan jari jempol yang mengacung.

Fahmi berdiri tegak dengan tangan yang bergerak merogoh saku celana jeans pendeknya, "totalnya jadi berapa?" tanya Fahmi sembari menguarkan uangnya.

"totalnya jadi 6 zero," jawab si penjual.

Fahmi memberikan uang lembaran dengan nominal 10 zero. Si ibu-ibu penjual itu mengambilnya, lalu memberikan kembalian Fahmi dengan uang koin bernilai satu zero sebanyak 4 buah.

"Terima kasih," ujar laki-laki itu sembari berjalan kembali ke arah tempat duduk yang ada Lily-nya. Sesampainya di tempat itu, dia langsung memposisikan diri untuk duduk di sebelah Lily.

Sementara di sisi Lily, wanita itu langsung menoleh ke arah Fahmi, membuat laki-laki itu mengedikkan kepala untuk kesekian kalinya. Wanita itu menggelengkan kepalanya cepat dan langsung menghadap melihat ke arah depan.

"Kamu tahu? Setelah tadi menurunkan beberapa barang, aku langsung mencarimu ke pasar barat."

Fahmi mulai bercerita dengan nada bicara yang terdengar bersemangat. Bahkan raut wajah laki-laki itu terlihat dipenuhi oleh sebuah senyum bahagia. Lily yang mendengar dan melihat cara Fahmi bercerita itu hanya bisa membalasnya dengan sebuah senyum yang terlihat manis.

"Aku bela-belain enggak sarapan loh untuk pergi mencarimu ke sana, tapi yang aku cari malah ada di pasar tempat aku kerja. Lucu sekali, kan?" dengan sedikit terkekeh kecil, Fahmi kembali bersuara.

Lily yang tadinya hanya tersenyum sekenanya, terlihat mulai membuka mulut untuk tertawa tanpa suara. Fahmi yang melihat itu semakin yakin, kalau dirinya benar-benar sudah bersikap sangat jahat kemarin. Dengan raut wajah dan tatapan mata yang terlihat berubah sayu, dia terlihat memandangi wajah Lily dengan sangat dalam.

"Tolong maafkan semua yang aku katakan kemarin. Aku tidak bermaksud begitu jika mengetahui ...."

Lily menggelengkan kepalanya, membuat Fahmi langsung terdiam. Laki-laki itu kembali melihat dalam wajah Lily yang terlihat masih malu dan cantik di waktu yang bersamaan.

"Oh iya." Fahmi terlihat membersihkan telapak tangannya dengan memanfaatkan baju kaos yang saat ini terpasang di tubuhnya. Saat meras sudah bersih, laki-laki itu bergerak menjulurkan tangannya ke arah Lily yang tatapan matanya terlihat tidak pernah berpaling dari wajahnya, "Perkenalkan, aku Fahmi Zaintara," imbuh laki-laki itu dengan tersenyum lebar.

Lily ikut tersenyum. Wanita itu bergerak mengelap telapak tangannya ke baju, lalu setelah itu dia langsung bergerak menggenggam tangan besar milik Fahmi.

Fahmi yang mendapati hal itu tertawa kecil dengan sorot mata yang terlihat lembut. Lily pun juga ikut bergerak membuka mulutnya untuk mengeluarkan tawa kecil. Kedua mata hazelnya juga terlihat membalas tatapan Fahmi dengan sorot mata yang tidak kalah lembutnya.

"Permisi Nyonya, Tuan," Ibu-ibu paruh baya berbadan gembul itu tiba-tiba datang. Fahmi yang mengetahui itu secepat kilat menarik tangannya dan juga langsung membuang pandangannya ke segala arah.

Terpopuler

Comments

Lydia

Lydia

Cerita nya bagus tp baca prolog jd sedih 😢

2024-04-29

1

gaby

gaby

Manis bgt sih mreka berdua. Tp kalo inget prolognya aq jd sedih😔😔

2024-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01.Gadis Pendiam
3 02.Peraturan Ibu Kota
4 03.Ingin bertemu kembali.
5 04.Dinding Ibu Kota.
6 05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7 06.Namanya Lily.
8 07.Panggilan Dari Ketua.
9 08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10 09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11 10. Orang Asing Yang Tampan
12 11.Fahmi Zaintara
13 12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14 13.Hal Yang Tidak Terduga
15 14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16 15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17 16.Kau Marah?
18 17.Pembalasan
19 18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20 19.Senyum Yang Kembali
21 20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22 21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23 22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24 23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25 24.Menerka-nerka
26 25.Bahasa Isyarat
27 26.Diary mimpi
28 27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29 28.Perbedaan Status Yang Jelas
30 29.Impian Pertama.
31 30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32 31.Kecupan Terima Kasih
33 32.Kecurigaan
34 33.Tolong Beri Peringatan
35 34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36 35.Sekawanan Lumba-lumba.
37 36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38 37.Kebimbangan
39 38.Terciptanya Jarak.
40 39.Mulai Mencari Tahu....
41 40.Pelukan Rindu...
42 41.Mata-mata.
43 Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44 42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45 43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46 44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47 45. Last Journey
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Prolog
2
01.Gadis Pendiam
3
02.Peraturan Ibu Kota
4
03.Ingin bertemu kembali.
5
04.Dinding Ibu Kota.
6
05.Orang Ibu Kota Yang Berbeda.
7
06.Namanya Lily.
8
07.Panggilan Dari Ketua.
9
08.Mata Yang Selalu Mengawasi
10
09.Orang Asing Yang Tidak Aku Ketahui Namanya
11
10. Orang Asing Yang Tampan
12
11.Fahmi Zaintara
13
12.Apa Kita Sudah Jadi Teman?
14
13.Hal Yang Tidak Terduga
15
14.Hal Yang Tidak Terduga 2
16
15.Menunggu Yang Sia-Sia.
17
16.Kau Marah?
18
17.Pembalasan
19
18.Serunya Memiliki Seorang Teman
20
19.Senyum Yang Kembali
21
20.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 1
22
21.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 2
23
22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3
24
23.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 4
25
24.Menerka-nerka
26
25.Bahasa Isyarat
27
26.Diary mimpi
28
27.Mulai Melakukan Sebuah Perjalanan Dengannya.
29
28.Perbedaan Status Yang Jelas
30
29.Impian Pertama.
31
30.Air Terjun Rumah Kupu-kupu.
32
31.Kecupan Terima Kasih
33
32.Kecurigaan
34
33.Tolong Beri Peringatan
35
34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah
36
35.Sekawanan Lumba-lumba.
37
36.Ungkapan di Tengah-tengah Samudra.
38
37.Kebimbangan
39
38.Terciptanya Jarak.
40
39.Mulai Mencari Tahu....
41
40.Pelukan Rindu...
42
41.Mata-mata.
43
Promosi Novel Baru: Menjadi Asisten Dadakan CEO Dingin
44
42.Hanya Fahmi, Tidak Ada Orang Lain.
45
43.Mengambil Gambar Dalam Satu Frame
46
44.Mendaki Bukit di Tengah Hujan
47
45. Last Journey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!