aku terbangun di pukul 3 pagi, tapi Anna tak kunjung datang, akupun meraih ponselku untuk menghubungi Anna tapi tidak di angkat.
"Dinda.." Al memanggil
"ya Al, kamu kenapa mau apa, mau minum?" tanyaku
"gak kok, kamu yang kenapa? sini" tanya Al yang menepuk sisi ranjangnya, menyuruhku untuk mendekat
"Anna... gak jawab teleponku, aku khawatir Al" jawabku yang kini duduk di sisi ranjangnya karena tempat duduk penunggu di pakai oleh kakak ipar Al
"Anna udah gede Dinda.. jgn khawatir mungkin dia udah pulang tapi lupa ngabarin kamu, jangan dipikirin" jelasnya sambil meraih tanganku dan menggenggamnya
"Al.." ucapku berusaha melepas genggamannya tapi di tarik lagi olehnya
"Aku makasih banget kamu ada disini nda"
"sama-sama Al, kamu cepat sembuh ya"
"besok juga udah pulang ko, soalnya observasi cuma sehari aja katanya" jelas Al
"Syukurlah, aku pulang yah Al pesan ojol"
"gak mau di antar mba heny nda?" tawarannya
"aku mau pulangnya sekarang, kan pagi masuk kantor, mba heny lagi tidur jangan dibangunin kasian"
"kamu gak apa-apa naik ojol malam-malam?"
"gak apa-apa Al" aku berusaha melepaskan genggaman tangan Al lagi
"Al..."ucapku lirih
"iya?"
"tangannya Al, lepas"
"gak mau" godanya
"Al...."
"Dinda.... bisakah kita kembali?"
"maksudnya?" tanyaku panik
"aku masih sayang kamu nda, bisakah kita kembali seperti dulu lagi?"
"hah..." aku terkejut dengan pertanyaannya, aku setengah berteriak dan langsung berdiri tapi tanganku masih di genggamnya
"Dinda please aku mohon, jangan pergi lagi dariku, aku mencintaimu?"
mataku terbuka lebar, darahku mendidih rasanya mendengar pengakuannya, ya tuhan apa-apa an si Al ini,
"Aku mau pulang Al" aku mencoba melapas tangannya
"aku gak mau lepasin kamu lagi dinda, aku cinta kamu"
"Al, lepas...sekuat tenaga kulepaskan genggamannya, dan akhirnya terlepas, aku begegas mengambil tasku kemudian berlalu meninggalkannya tanpa sepatah-katapun dariku. kau sangan menakutiku Al
**
(keesokan harinya saat makan siang)
"kamu kenapa nda" tanya Vicky
"gak apa-apa a" jawabku bingung, karena sebenarnya aku sedang memikirkan kejadian tadi malam
"mulai senin depan aa masuk kerja nda, nda gak apa-apa kan makan gak sama aa" tanyanya
"iya a gak apa-apa kok" aku tersenyum
"nanti sore malam mingguan yuk" ajaknya tersenyum
"iya a, nanti dinda bersiap" akupun membalas senyumannya
"ada restro mewah, pemandangannya bagus banget, romantis nda, nanti aa jemput habis maghrib ya"
"romantis? ciee aa pernah bawa siapa?" godaku
"bawa dinda..." Vicky meraih tanganku "pernah kesana temenin Bupati rapat, tapi siang hari, aa penasaran kalau malem kaya gimana suasananya, pasti bagus, Dinda mau yah" jelasnya padaku
akupun mengangguk "oh... iya a Dinda mau"
**
"buk maaf kalau nanti Dinda pulangnya rada telat, soalnya tempat makannya rada jauh"
"iya gak apa-apa, titip Dinda ya ki" ucap ibuku
setelah pamit kamipun melakukan perjalanan menuju restro
"Dinda, kamu cantik banget hari ini" senyumnya mengiringi ucapanya
Akupun hanya tersenyum tersipu malu menundukkan pandanganku..
memang hari ini aku berbeda dari biasanya,
Aku memakai sebuah gaun cantik berwarna putih dengan aksesoris sederhana yang aku pakai, dan juga dibalut dengan tas tangan yang aku pakai sehingga terlihat anggun.
Kamipun tiba di restro yang di sebutkan Vicky tadi siang.
Suasana disini memanglah sangat romantis, tempatnya berada di dataran atas, sehingga pamandangan kota terlihat jelas dari sini, udaranya juga sejuk, aku senang. Benar kata Vicky, tempatnya akan sangat indah saat malam hari.
Semua makanan sudah tersaji, karena Vicky sudah memesannya terlebih dahulu.
kami menghabiskan makananya sambil berbincang ria dan menikmati pemandangan kota dari atas sini, saat hidangan penutup datang barulah Vicky berbicara serius padaku.
"Dinda, aku mau ngomong tapi tolong jangan potong ucapanku sebelum aku menanyakan sesuatu padamu", perintahnya padaku
Aku hanya mengaggukan kepalaku, seraya mengerti ucapannya
Dia meraih tanganku dan digenggamnya.
"Dinda... maafkan aa yang dulu pernah nyakitin Dinda, pernah menduakan Dinda bahkan berkali-kali. Maaf aa tidak menyadari betapa Dinda berharga buat aa, aa salah aa minta maaf sama Dinda karena aa dulu masih anak sekolahan yang gak mengerti tentang bersikap yang bijak. Dinda mau kan maafin aa?"
"Dinda udah lupain itu a, Dinda maafin aa" jawabku tersenyum dan ia pun tersenyum lega
"Dinda.... dari dulu sampai sekarang jujur perasaan aa sama Dinda gak berubah sedikitpun, aa masih sayang dan cinta sama Dinda, aa gak perduli sama status Dinda sekarang, justru aa bersyukur bisa dipertemukan sama Dinda kembali kaya gini.
maafkan aa juga yang terlambat ketemu Dinda, yang gak ada disamping Dinda saat Dinda lagi terpuruk,maafin aa ya Dinda?"
"iya .. " aku mengangguk-anggukkan kepalaku
"Dinda.... aa cinta sama Dinda, aa ingin Dinda jadi pacar aa apalagi jadi istri aa, tapi aa tau Dinda belum siap buat menjalin hubungan, aa ngerti posisi Dinda sekarang. Aa janji aa gak akan pernah maksa Dinda untuk setuju sama keinginan aa, Aa cuma mau Dinda buka hati Dinda buat aa, pelan-pelan aja supaya Dinda gak menjadikan ini beban, Dinda maukan?"
"iya a" aku menhgangukkan kepalaku kembali
"Dinda... aa bakal selalu ada buat Dinda, apapun yang terjadi bicaralah pada aa, dan kapanpun itu jika saatnya Dinda sudah siap aa mohon untuk memprioritaskan aa untuk seseorang yang pertama kali Dinda kabari, aa akan tetap nunggu Dinda gak peeduli berapa lamanya itu. Dinda mau kan?"
"Insayalah a" aku tersenyum
"terimakasih Dinda.. i love you" kini iya mengecup punggung tanganku
"a..boleh Dinda minta sesuatu sama aa?"
"boleh, katakanlah"
"jika saat aa menunggu Dinda siap aa bertemu seseorang dan kemudian kalian saling menyukai, tolong jangan pernah menganggap Dinda sebagai seseorang yang diberatkan untuk ditinggali, Dinda gak apa-apa" jelasku
"selama 13 tahun kita gak bersama, aa mencoba menjalani hubungan dengan yang lain nda, tapi tetep aja gak berubah perasaan aa sama Dinda, mungkin kedepannya juga sama" jawabnya
"tapi kan jodoh gak ada yang tau a, siapa tau ada gadis yang baik yang di kasih Allah buat aa. Sungguh a, Dinda bakal seneng kalau aa dapet yang lebih baik dari Dinda." jelasku
Dia menghela nafasnya
"yaudah kalau gitu, tapi kalau Dinda juga kedepannya ketemu sama orang dan Dinda suka sama-sama yah, Dinda jangan berat buat ninggalin aa. yang penting Dinda bilang sama aa bahwa Dinda siap meskipun siapnya sama orang lain, aa juga seneng kalau Dinda seneng, meskipun aa berharapnya Dinda sama aa" ucapnya lirih
"makasih ya a, udah mau ngertiin Dinda"
"yang paling penting sekarang adalah bahwa Dinda udah tau kan perasaan aa ke Dinda gimana, itu bikin aa lega.. walaupun kita belum resmi pacaran, aa juga gak ngerti ini tuh ditolak atau diterima " tanyanya dengan senyum lebar
"kita kaya gini aja dulu ya a, kedepannya biar kita pasrahin sama takdir Allah" ucapku
Vicky mengangguk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Lestari Rani
oh dinda
2021-03-19
2
Mega Selviana
aaaaaa cedih aku thor
2021-03-14
1