6 bulan berlalu, tapi syaif tetap menghubungiku, tidak lewat telepon karena ia tau aku tidak akan mengangkatnya, tapi ia selalu mengirimkan pesan. pesannya selalu berisikan tentang isi hatinya yang masih mencintaiku serta merindukanku.
"mah, lagi apa? aku kangen..
mah.. sekuat tenaga aku coba buat mencintai dewi tapi tetep saja gak bisa, dewi tidak sepertimu, dia tidak menurutiku, dia tidak bekerja tetapi setiap hari pergi entah kemana, dia juga selalu menghabiskan uangku dan murka ketika aku bertanya tentang alasannya, kalau gak ada bibi di rumah mungkin aku gak bakal keurus mah.
aku juga gak bisa lupain kamu mah, rasa kangenku malah membuat cintaku bertambah, aku senang pernah bersamamu, memiliki istri sesempurna dirimu, i love u mah and i really miss u" pesan wanya terhapku.
seperti biasa aku tidak membalasnya.
keesokan harinya sepulang kerja aku datang menemui dr.lala psikiaterku.
"siang dok" sapaku
"hai Dinda, siang juga.. bagaimana kabarmu seminggu ini" tanyanya sambil bersalaman denganku dan menuntunku untuk duduk di sofa ruang kerjanya
"baik dok, tapi tadi malam syaif mengirimiku pesan lagi" aku menyodorkan ponselku dan secara langsung menyuruh dr.lala untuk membacanya.
dr.lala menghembuskan nafas panjangnya dan beralih memandangku "lalu bagaimana perasaanmu menerima pesan seperti ini ?"
"entahlah dok, tapi seperinya ada rasa bahagia ketika tau bahwa dia masih mencintaiku, tapi aku juga sedih ketika mengetahui bahwa pernikahannya seperti tidak bahagia" aku menyandarkan punggunggungku ke sofa dan melihat langit-langit kantor dr.lala menghembuskan nafas panjangku dan memejamkan mataku. " apakah aku seperti wanita yang sedang memikirkan suami orang lain dok, bukankah itu salah, aku membenci diriku sendiri yang masih menyimpan perasaan pada syaif yang sudah menjadi suami orang "
"Dinnn... dengarkan aku" ia meraih kedua tanganku "tidak tari, kau bukan wanita seperti itu, itu wajar karena kamu masih terjebak dalam kisah ini, coba temukan kisah yang baru maka dengan sendirinya perasaan itu akan hilang"
"aku mau dok, dan aku tau itu, tapi bagaimana caranya, kau tau bahwa aku seorang Introvert, aku tidak semudah itu menemukan dan memasukan orang baru dalam hidupku" ucapanku lirih
"apa kau punya teman/sahabat ?" tanya dr.lala
"saat ini hanya teman kantorku saja, itupun hanya sekedar teman tidak ada yang spesial" jawabku ragu
"pasti ada Dinda, teman rumah atau teman kuliahmu dulu"
"aku introvert dok aku tidak suka bergaul dengan tetangga, study kebidanan sangat padat hingga waktuku habis hanya untuk belajar dan praktik saja" jawabanku yang semakin ragu
" ayolah Dinn ingat-ingat, saat sekolah mungkin sd smp..." perkataannya terhenti ketika aku mengagetkanya.
"SMA dok, iyaa dok aku punya sahabat selama 3 tahun kami bersama meski berbeda kelas" jawabku yakin dengan senyuman lebar bibirku
"tapi aku tidak punya kontak mereka, setelah lulus kami disibukan dengan kegiatan kuliah jadi tidak pernah kontak" aku pun mulai ragu kembali
"baiklah itu lebih baik, kamu akan disibukan dengan berfikir bagaimana cara untuk bertemu dengan mereka, carilah kontak mereka hubungi mereka dan ajak mereka bertemu." pintanya padaku sambil memegang bahuku dan menepuk-nepuknya
"oke dok" jawabku sambil mengacungkan jempol
"oke baiklah,Dinda apa kau masih sulit untuk tidur?" aku mengangguk dengan cepat "baiklah ini resep obatnya ambillah dan jangan lupa atur jadwalmu untuk kembali 2 minggu yang akan datang, aku harap akan dapat kabar baik darimu dan sahabatmu"
dr.lala memberikan resrepnya, aku menerimanya dan pamit untuk pergi, menebus obat lalu kembali pulang.
di perjalanan aku benar-benar disibukan dengan bagaimana caraku untuk bisa mendapatkan kontak sahabatku, kini aku benar-benar mengalihkan sebagian pikiranku.
sesampainya dirumah ibuku menyambutku dengan sebuah kertas lalu memberikannya padaku, aku membacanya dengan seksama. aku tersenyum membacanya karena akhirnya tuhan seperti mengikuti jalanku, aku menerima sebuah undangan reuni SMA ku. kini aku bahagia karena akhirnya ada jalan agar aku bisa bertemu dengan sahabat-sahabatku tanpa harus berfikir keras untuk menemukan cara.
"minggu depan kita akan bertemu sahabatku, aku merindukan kalian, see u" ucapku dalam hatiku
Acara Reuni
hari ini telah datang, aku sudah mempersiapkan diri dengan pakaian terbaikku, aku melangkah pergi dari rumah dan masuk dalam mobil yang sudah siap akan mengantarku kesekolah, kini ayah mengantarku.
sesampainya di sekolah aku masuk dengan ragu, menyapu pandanganku pada sekeliling bangunan sekolahku, kini sekolahku berbeda dari yang dulu, kini semakin bagus dan tertata rapih, ditambah dengan hiasan untuk acara reuniku yg semakin membuat sekolahku menjadi terlihat cantik dengan lampu-lampu yang berwarna, karena acara reuni dilaksanakan pada malam hari.
saat aku semakin melangkah masuk terdengar suara teriakan dari samping kananku " Dinda...." ana sahabatku memanggilku dengan suara keras
aku mendekat, aku hampir menangis gembira karena tahu bahwa sahabatku sudah berkumpul bersama dalam satu meja, ia adalah Ana, Ririn, Raka dan Juna ..
Ririn sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, Raka menikah tahun lalu dan istrinya kini tengah hamil, Juan yang playboy pun sudah menikah itupun karena istrinya hamil duluan, Sedangkan Anna dia masih sigle.
"Dinda apa kabar, aku kangen" tanya Anna sambil memeluku
"baik, kalian gimana, yatuhan seneng banget aku ketemu kalian" aku tersenyum lebar
"Dinn ko kamu tambah cantik aja sih" ucap genit Juna padaku
"brisik lu jun, punya bini kelakuan tetep begini aja gk ada berubahnya hahaha" lantang Ririn mengatakannya sambil menepuk bahu Juna
kitapun bencengkrama, dan membahas hal-hal aneh dan lucu saat masa-masa sekolah dulu, aku senang sekali dan tak pernah berhenti rasanya bibir ini tersenyum
"eh Al gak datang tah?" pertanyaan Raka berhasil mengheningkan suasana
Al... dia adalah anggota geng kami yang terakhir, geng kami tidak akan lengkap tanpanya. tapi sahabatku itu berubah menjadi pacarku saat itu, tapi setelah lulus sekolah kamipun berpisah karena kuliah kami tidak bersama, dia menghilang setelah putus dariku bahkan saat dia menikahpun tidak ada satupun yang diundangnya untuk datang ke pernikahannya, dia sangat menarik diri dari kami.
"gak akan dateng lah, males ketemu Dinda hahaha" ledek Juna padaku
kamipun hanyut kembali dengan obrolah yang penuh canda dan tawa..
"eh gw ke toilet dulu ya sekalian ambil minum haus gw, dari tadi dateng sampe sekarang gak ada banget yang nawarin ngambilin minum haha" tawaku sambil melirik 2 pria yang ada di hadapanku Raka dan Juna
"hahaha maap Dinda...mau ditemenin gak ke toiletnya" goda Juna padaku
"yeuuuuhhhh...." Ririn melemparkan snack pada Juna " bejakeun nyaneh ka rabi haha"(bilangin kamu sama istri kamu) ucap Ririn meledek
aku keluar dari toilet dan bergegas untuk mencari minum, setelah menemukan minuman aku pun berjalan meuju meja dimana sahabat-sahabatku berkumpul, langkahku terhenti seketika ada yang menarik tangganku dengan kuat, menuntunku untuk mengikutinya. cahaya lampu malam yang tidak terlalu terang membuat aku berfikir keras mengingat wajah siapa yang menarik tanganku karena sekarang aku hanya melihat punggungnya saja yang berada di depan menarik tangganku. "siapa dia?" tanyaku dalam hati
"awww sakit, lepas aww" tarikan tanggannya sepertinya akan meninggalkan bekas merah di pergelangan tanganku. tenaganya begitu kuat hingga akupun tidak bisa melepasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Yantisejati
lanjut
2021-03-18
1
Xshisy
like
2021-03-13
1