sesampainya di tempat travel, terlihat Al berdiri menunggu kami bersandar pada mobil yang akan kita tumpangi. kami berjalan ke arahnya kecuali Raka yang setengah berlari menghampiri Al dan dia memeluknya
"apa kabar mas bro, lama gak ketemu" sapa Raka pada Al sambil memeluknya
"baik ka" jawabnya sambil melepas pelukannya
"Anna...." kini iya menyapa Anna dan memeluknya
"hai Al, kangen banget aku sama kamu"sapa Anna sambil melepas pelukan Al
"halah gombal" jawab Al
"hai mas dadang" kini Al menyapa suami Ririn dengan Memeluknya juga "hai juga Ririn" pada ririn Al hanya bersalaman mengingat ada suaminya di samping Ririn
"hai juga jagoan-jagoan om" Al menyapa anak Ririn sambil dan mengajak mereka tos tangan.
"kamu baik-baik aja kan Al?" tanya Ririn dengan muka datar
"ya baiklah Rin" dan kini ia berjalan kepadaku tersenyum dan tiba-tiba memelukku
"Dinda...." sapanya sambil memelukku
aku tidak membalas pelukannya dan hanya diam mematung seketika melihat sekeliling dan terlihat semua sahabatku semuanya menatapku tajam
"i miss u Dinn" bisikannya di telingaku membuat mataku terbuka lebar, jantungku berdegup sangat kencang, mukaku memanas pipiku memerah..
"ehemmm..." batuk Ririn mengagetkan Al dan melepas pelukannya dariku
"orang itu main peluk-peluk aja, kamu gak apa-apa din?" tanya Ririn padaku
"gak apa-apa kok"
"tapi kan kalau ketahuan istrinya pasti ngamuk, kamu tau sendiri istri Al kaya apa.. kita aja gak di undang di acara nikahannya" jelas Ririn
"nanti aku bakal jaga jarak sama Al rin" ucapku menenangkan suasana
"yaudah, kamu hati-hati sama dia" aku menggaguk padanya, menunjukan bahwa aku mengerti atas ucapannya
"hey ayooo.. ngobrol terus" Anna berteriak dari dalam mobil
"ayu masuk, kita berangkat keburu sore" ajakan Al pada kami, kami pun memasuki mobil travel.
Anna duduk didepan bersama supir Ririn dan Mas Dadang dibelakang beserta anak mereka, di tengah ada aku Raka dan juga Al
Di perjalanan Al dan Raka saling mengobrol, Ririn sibuk mengurusi kedua buah hatinya, Anna yang didepan aku tidak bisa menjangkau kegiatannya, aku hanya diam membisu, menjangkau ponsel dan headset untuk mendengarkan mp3 sembari melihat pemandangan diluar jendela mobil.
3 jam berlalu suasana mobil sangat hening karena penumpangnya tertidur, aku masih menikmati pemandangan kota jawa tengah yang kita lewati sampai suatu suara mengagetkanku.
"Dinda..." sapa Al padaku
aku menoleh ke arahnya, meski ada headset di telingaku suara itu tetap masih bisa kudengar jelas karena dia pindah ke samping tempat dudukku,
"iya Al, kenapa?" tanyaku sembari membuka headset di telingaku dan menatapnya
"aku sudah tau keadaanmu sekarang, aku turut prihatin atas perceraianmu" ucapanya membuatku menundukan kepalaku, berusaha keras untuk tidak bersedih
"iya makasih Al" aku kembali menoleh ke jendela mobil
"tidurlah, perjalanan masih panjang" perintahnya padaku
"aku harus minum obat dulu agar bisa tidur, aku takut, mimpiku selalu buruk saat aku tidur" jawabku tegas dengan menghembuskan nafas panjangku
"itumah karena kamu banyak pikiran dan tidur dengan perasaan yang tidak nyaman" katanya sambil bergeser dan menghadapkan tubuhnya padaku "tidurlah, kami semua ada disini kamu gak sendirian buatlah dirimu senyaman mungkin, besok tenaga kamu harus full karena kita di sana pasti akan banyak berjalan kaki"
"yaudah aku coba" jawabku
kata-katanya membuatku membenarkan perkataannya, aku mencoba untuk tidur, dan akhirnya aku bisa tertidur, rasanya nyenyak dan tidak ada mimpi buruk, saat bangun dari tidurku ternyata kami sudah sampai di wonosobo, beberapa saat kemudian kamipun sampai di rumah Juna
"welcome home gaes" sapa Juna menyambut kami dirumahnya
"hei Al long time no see, gimana kabarnya mas bro" sapa Juna pada Al dengan memeluk dan menepuk-tepuk pundak Al
"baik jun" Al melepaskan pelukannya
"keren-keren Al kali ini ikut, gak nyangka gw setelah persembunyian lo. eh btw gimana kabar anak dan istrimu" tanya Juna antusias
"anakku baik, istriku sudah meninggal satu tahun yang lalu jun" jawaban Al berhasil membuat kami semua terkejut dan menatapnya
"eh sory Al gw gak tau, gw turut berduka yah Al" ucapan juna membuat kami semua mendekati Al
"aku turut berduka ya Al" ucap Ririn
Aku terkejut, aku sangat sangat terkejut, ya Tuhan.... pantas saja dia ikut, pantas saja kini dia mulai membuka diri pada kami, ikut kumpul berasama kami karena sebelumnya dia sama sekali enggan untuk bertemu ataupun bertegur sapa, ia seperti ditelan oleh bumi tidak ada yang tahu tentang kabarnya.
oh...... dr.lala, kau menyuruhku untuk bersahabat kembali dan melupakan kecanggunganku karena kau taunya Al mempunyai keluarga, tapi lihatlah dok... kisahnya berubah sekarang, aku harus bagaimana.. tidakkah orang akan berkata "itu coba lihatlah Dinda dan Al yang dulunya pernah pacaran sekarang janda dan duda" apakah nantinya orang-orang akan berbicara begitu, berfikiran negatif tentang aku dan Al jika kami sedang bersama.. ohhh Tuhan....
"meninggal kenapa kalo boleh tau Al" tanya Anna penasaran
"sakit na, udah yuk masuk dingin" Al melangkah meninggalkan kami, dan kamipun ikut menyusulnya
"ternyata istrinya meninggal Rin" ucapku
"iya.. aduhhh"
"kenapa?"
"sekarang kamu harus lebih berhati-hati nda, takutnya dia deketin kamu lagi"
"ah masa si Rin, kamu berlebihan"
"soalnya mendadak gitu dia sekarang gabung lagi sama kita" akupun mengangguk
"lagi pada ngomongin apa sih, bukannya masuk?" tanya Anna
"na.. kamu gak curiga kalau Al sekarang lagi deketin Dinda"
"awalnya sih gak, tapi pas dia bilang istrinya meninggal iya juga sih dia mencurigakan" jawab Anna
"tuh kan, hati-hati ah nda"
"apaan sih Rin.... biarin aja sih.. apa salahnya?"
"aku gak suka, Al pernah nyakitin Dinda, aku gak mau Dinda disakitin lagi" tegasnya
"barang kali aja berubah.. ih lagian ngapain jauh banget sih mikirnya, mending positif ini malah suhudzon.. dinda ayu masuk jangan ladenin emak Ririn ngoceh" ajak Anna menarik tanganku
"Dinda nanti Dimas mau nyusul kesini" ucap Anna sambil berjalan masuk ke rumah Juna
"oh ya.. kapan?"
"besok"
"dih kita kan pulang besok, dia mau jemput kamu?"
"iya dong dia kan pacar yang baik" jawabnya bangga
"pacar??.. pacar siapa? tanya Juna antusias
"kepooo" jawab Anna
"ih seriusan... siapa yang punya pacar? Dinda atau kamu?" tanya Juna penasaran
"apaan sih, emang kenapa kalau salah satu dari kami punya pacar
"ya kalau Dinda yang punya pacar mah wajar, soalnya dinda cantik, tapi kali kamu yang punya pacar... beuhhhh bisa perang dunia 4, gak mungkin...!!! hahahaha" ledek Juna
"Sembarangan, gw punya pacar enak aja" jawab ketus Anna
"oh.... ternyata laku juga hahaha"
mereka memang selalu saling meledek
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments