Keesokan harinya seperti biasa Vicky menjemput ku untuk makan siang.
"nanti aku jemput jam 4 yah" serunya sambil tersenyum
"iya, makasih ya, hati-hati" jawabku lalu turun dari mobil
**
(di rumah)
"assalamualaikum..." sapaku pada ayahku, ayahku adalah seorang pensiunan TNI-AD, jadi kesehariannya sekarang hanya di rumah dan mengurusi bisnisnya lewat laptopnya saja
"walaikumsalam, Din ada Anna di kamarmu" ucapnya membuatku kaget
"Anna..? tumben" aku bergegas menuju kamarku
"Anna...." sapa ku
"Dinda...." Anna berlari ke arahku dan memelukku dengan menangis
"kamu kenapa? hayu duduk dulu" tanyaku penasaran
"aku sedih" jawabnya lirih
"iya tau, tapi kenapa?" tanyaku yang semakin penasaran.
alih-alih mendapatkan jawaban, Anna malah menangis dengan kencang.
aku hanya bisa mengelus-elus punggungnya, dan menenangkannya..
"Dindaa...." teriak ayahku memanggil
"iya yah..., bentar ya Anna aku turun dulu"
"kenapa yah?"
"Ada tamu" jawab ayahku
"hah tamu?" aku langsung melihat jam tanganku, belum jam 4 kok.
aku menuju ruang tamu dan terkejut dengan kedatangan Al dan Ririn.
"kalian? ada apa?" tanyaku heran
"Anna manggil kita kesini, mana tuh bocah" jawab Ririn
"Di atas lagi nangis, dari tadi aku tanya kenapa gak mau jawab, yaudah keatas aja yuk" ajak ku
"Anna..." sapa Ririn,
Annapun langsung memeluk Ririn
"kenapa sih na, coba cerita biar tenang" tanya Al sambil mengelus pundak Anna
"makasih ya kalian mau dateng hick hick" seru anna lemah
"iya Anna... kamu mau cerita atau mau kita temenin aja" tanya Ririn
"hick hick, Dimas mau dijodohin sama orang tuanya, aku sama Dimas harus apa kami bingung hick hick" seru Anna lemah
"Dimas?" tanya Al heran
"Dimas siapa na?, pacar kamu? " tanya Ririn penasaran
Anna masih menangis jadi aku berinisiatif untuk menceritakan tentang Dimas.
"Dimas pacar Anna, udah sekitar 2tahunan lah, tapi ya gitu beda agama, jadi mungkin karena itu Dimas dijodohin sama keluarganya" jelas ku
"hmmm beda agama mah susah na, terus kamu ngobrolin hal itu pas di Dieng?" tanya Al
"iyah" jawab Anna lirih
" iya sih emang susah, tapi kaliannya aja dulu gimana, Dimasnya mau gak dijodohin" tanya Ririn
"dia gak mau, dia maunya sama aku tapi mamahnya gak restuin kita, aku juga belum ngenalin Dimas ke keluargaku, jadi aku ngerasa sendiri hick hick" jelas Anna
"ssstttt sabar na...." aku yang terus mengelus punggung Anna
"kalau maunya sama kamu kenapa dia gak mualaf aja sih" tanya Ririn
"ya susah juga kali Rin, agama itu kan keyakinan, kalau pindah agama cuma karena dapetin Anna kayanya gak bagus juga" jeas Al
"dia maunya aku yang ngikutin agamanya" seru Anna
"jangan....!" jawab kami bertiga kompak
"jangan na please, pikirin keluarga kamu, keluarga kamu pasti sedih kalau kamu nekat kaya gitu" jelas ku padanya
"terus aku harus apa, aku ingin nikah nda, diantara kalian cuma aku yang belum nikah, aku sudah berumur, semua keluarga sudah menanyaiku,aku harus gimana, mencari sosok yang bikin kita nyaman tuh susah, aku udah sayang banget sama Dimas nda... hickk hickkk" jelas Anna
"pasti ada yang lebih baik dari Dimas na, ikhlasin aja dulu, mungkin emang belum jodoh kalaupun jodoh juga pasti balik lagi kok" seru Al
"iya na, Dimas kalau beneran cinta sama kamu pasti gak bakal diem kok, pasti dia ngelakuin sesuatu buat dapetin kamu" seru Ririn
"Assalamualaikum... wahh rame banget" suara ibuku yang masuk ke kamarku membuat kami terkejut
"walaikumsaalm" jawab kami kompak
"Anna... kenapa nangis? sini ibu yang peluk" ibuku menghampiri Anna dan memeluknya.
sejak SMA ibuku memang dekat dengan semua sahabat-sahabat ku, karena mereka suka ke rumahku, dulu kamar inilah yang dijadikan markas saat kami pulang sekolah atau bahkan saat kami bolos karena memang jarak sekolah dan rumahku lebih dekat dari rumah sahabatku yang lain.
"pacaran 2 tahun beda agama bu, terus sekarang pacarnya malah dijodhin sama orang tuanya, jadilah dia mewek begitu" jelas Ririn pada ibuku
"ohh yaudah biarin aja, Anna kan cantik nanti juga ada lagi yang baru" ucapan ibuku berhasil membuat Anna sesikit tersenyum, ah... syukurlah
"Anna sayangg... anak ibu jangan sedih yah.., kalau jodoh gak kemana kok, tuh liat Dinda sama Al, sekarang ketemu lagi kan mereka" ucapnya sambil melirikku dan Al.
ibuku tersenyum diikuti oleh tawa Ririn yang melihat ekspresi kaget aku dan Al, dan Annapun ikut tersenyum
"ibu.... ko jadi Dinda di bawa-bawa" aku melirik Al yang sedang salah tingkah dengan senyuman yang ditahannya
"ibu.. makasih ya udah bikin Anna lega" seru Anna lirih
"iya sama-sama, ibu turun dulu ya bikin cemilan buat kalian, pasti kangen kan cemilan buatan ibu?" tanya ibuku
"iya bu iya, kangen" jawab Al antusias
"haha biasa z kali Al bilang kangennya" ledek Ririn
satu jam berlalu, kini aku gelisah dan sesekali mengecek ponselku entah apa yang aku tunggu, tapi saat ini aku sedang memikirkan Vicky, apa yang harus aku katakan, 1 jam lagi dia mau jemput aku, aku harus bagaimana..
sekarang kami sedang melakukan panggilan video call bersama Raka dan juga Juna, mungkin ini saat yang tepat untuk menelpon Vicky, aku pun bergegas ke arah balkon.
"**halo nda" seru Vicky
"a..."
"iya kenapa nda, aku lagi siap-siap nih bentar lagi aku otw kok, gimana -gimana nda?"
"hmmm... a"
"iya nda... dari tadi aa aa mulu, kenapa?"
"tadi pas pulang kantor ada Anna di rumah, dia lagi sedih karena pacarnya mau dijodohin sama orangtuanya, aku gak tega ninggalinnya, boleh gak kalau jalan-jalan nya besok aja?" tawaranku pada Vicky
"oh...gitu, yaudah gak apa-apa besok aja, mungkin sekarang dia yang lagi butuh kamu" tampak jelas nada kecewa terdengar
"beneran a? makasih ya, tapi aa gak marah kan?"
"udah tua Dinda... malu kalau hal sepele kaya gini bikin aku marah sama kamu"
"makasih ya a"
"iya sama-sama, nda...tapi kok kaya yang rame banget"
"oh itu, tadi Anna manggil Ririn sama Al kesini, terus sekarang lagi video call sama Raka sama Juna juga"
"ada Al??" tanyanya antusias
"iya a.. kenapa?"
"gak apa-apa, yaudah aku matiin yah, bye"
"bye"
tut...tut**...
"buru-buru amat matiinnya, apa dia cemburu?" ucapku dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Mega Selviana
ya iya lah cemburu dinda....
2021-03-14
1
Sunnyta Mukherji
cemburu tuh
2021-03-12
1