"awww sakit, hei stop please awww" dan akhirnya langkahku terhenti disebuah taman depan kelasku dulu. jauh dari lapangan basket yang menjadi pusat tempat reuni diselenggarakan, gelap samar tidak terlihat percis wajahnya..
buggghh....
dia menarik badanku dan menjatuhkannya di dadanya, kini aku dipeluknya.. wajahku tepat berada di dadanya, dada yang berbidang dan terasa berotot.
"lepas ishh lepass" sekuat tenaga aku melepasnya tapi tidak bisa karena dia terlalu kuat
"Lepas...!!!" aku berteriak dan diapun melepaskan pelukannya
"kamu apa-apaan sih, kamu siapa?" nada suaraku tinggi karena kesal dengan tindakannya yang tidak sopan terhadapku
"sudah aku bilang kamu harus bahagia, kenapa kamu bercerai sekarang" ucapanya lantang dan tidak kalah tinggi nadanya denganku.
aku mengenali suaranya, dia Vicki cinta pertamaku, pacarku dulu sebelum bersama Al dan Syaif..
"Vicki ..." ucapku lirih
dia mendorong bahuku dan merapatkannya di tembok, kini kami berhadapan mata kami bertemu walau samar cahaya terasa.
"aku selalu mengawasi mu Din, entah bersama Al maupun Syaif, aku kira setelah menikah kamu akan bahagia, aku memutuskan untuk tidak mengawasi mu lagi, tapi kenapa kalian bercerai?" pertanyaannya seperti orang yang bersedih
"aku..., tunggu, kau mengawasi ku? apa maksudnya? mengawasi aku dengan Al dan Syaif, selama itu??" tanyaku penasaran, karena jika dihitung aku berpacaran dengan Al selama 5tahun dan bersama Syaif sekitar 4 tahun sebelum memutuskan menikah.jadi sekitar 9 tahun dia mengawasi ku
"iya.." kini tangannya beralih ke pipiku berposisikan seperti orang yang akan berciuman. "Dinda, kau adalah cinta pertamaku jelas aku tidak bisa melupakanmu" lirih perkataannya membuat jantungku berdegup kencang, dag dig dug berharap dia tidak mendengarnya karena posisi kita yang sangat dekat.
aku menepis kedua tangannya dan mendorongnya agar sedikit menjauh dariku "Vicki menjauhlah nanti akan ada orang yang salah paham" ucapku tegas
" Dinda... ceritalah aku benar-benar tidak mengetahui kehidupanmu setelah kau menikah " pintanya sedikit memohon
"tidak sekarang Vicki tolong, aku tidak mau membahasnya aku sedang berbahagia hari ini, jadi please jangan membuat moodku hilang dengan membahasnya"
aku mencoba pergi darinya tetapi tanganku kembali ditarik olehnya
"aww Vicki kau menyakitiku" ucapku lirih
"aku menunggumu diluar, jangan pulang tanpa aku, aku tau kau diantar ayahmu, rumah kita pun searah jadi pulanglah denganku!" pintanya yang terdengar seperti perintah.. dia berlalu pergi meninggalkanku tanpa mendengar jawabanku
"ishh dia pikir dia siapa?" akupun pergi dan kembali mencari minuman karena minuman yang tadi kuambil terjatuh entah dimana, dan akupun bergegas kembali ke meja sahabatku...
"kita bikin grup wa yuk biar komunikasinya jalan" ajak Anna
kamipun bertukar nomor ponsel dan hanyut dalam lantunan lagu hiburan di acara reuni ini.
"Al dimasukin ke grup gak?" seketika Raka berhasil membuat keheningan untuk yang kedua kalinya karena menyebut nama Al
" terserah lo aja, lagian gw gak punya nomor ponselnya" jawab Ririn ketus
" ya masukin aja kali kan dia sahabat kita juga, gak seru kalau gak ada satu.. sahabat kan Diiiiiin?" Anna menatapku tajam dan tersenyum penuh arti padaku
" iya gak apa-apa kalo Raka punya nomor ponselnya, tapi coba japri saja dulu, tanya persetujuannya untuk masuk grup, barang kali dia gak mau kalau ada aku" pintaku tegas
"Ok" Raka mengiyakan sambil memainkan jarinya di ponsel miliknya
"Dinda pulang naik apa? " tanya juna padaku
"Aku di antar ayah tadi Jun " jawabku
"kenapa lo, mau nebeng yah,, gak bisa gak bisa arah rumah lo beda jauh Junaaaaaa" ketus Ririn
"Lahh ya gak lah, dia aja dianter gimana mau nebeng.. aku maunya nganterin, Dinda mau aku anterin?" Juna mengajakku
seketika aku mengingat kembali percakapan Vicki padaku yang akan mengantarkannya pulang.
"Aku dijemput ayah Juna gak usah repot-repot" aku tersenyum untuk menolak ajakan halus Juna
"Lagian ganjen banget sih mentang-mentang Dinda udah singgel, aku aja napa yang diajak aku juga kan singgel" ucap Anna yang penuh harap
" wahaha jelas dong kamu nomor satu, mau aku antar pulang kah wahai tuan putriku?" ajakannya genit pada Anna
"tapi nanti bini lu ngambek" jawab Anna ketus
"gak lah kan gak tau, lagian masa nganter sahabat aja ngambek, kekanak-kanakan" ucap Juna yakin
Juna dan Anna sebenarnya sempat berpacaran saat kelas 1 SMA, hanya saja cuma bertahan 3 bulan karena sifat playboy Juna yang tidak bisa Anna maafkan, tapi mereka berpisah secara baik-baik dan menjalin hubungan baik sampai sekarang hingga tidak ada yang menyangka bahwa mereka sebenarnya adalah mantan pacar.
"eh pesan gw di baca Al" ucapan Raka membuat kami kaget
"mengetik coy mengetik, gila gw gak nyangka setelah bertahun-tahun dia bales wa gw..
kami pun ikut tegang menunggu balasan Al
hampir 2 menit kami menunggu wa yang bertuliskan mengetik..... pada layar kontak Al di ponsel Raka yang sengaja diletakan dimeja.
hatiku mau copot rasanya dengan ketegangan ini, penasaran sekali rasanya.
✓(Raka)
*Al, ini gw raka.. gak ikut reuni tah? gw lagi sama anak-anak..
mereka bikin grup wa ada Anna, Ririn, Gw, Juna sama Winna. lu mau ikut gabung gak?
gak seru soalnya kalo gak ada lu..
✓(Al)
ikut kok, oke masukin aja
balasan Al membuat bola mata kita terbuka lebar, bukan hanya aku yang kaget tapi semuanya tidak menyangka atas reaksi Al.
"Lah dia ada disini dong? kenapa gak gabung sih, menyebalkan" pertanyaan Juna membuat kita tersadar, dan membuatku mati kutu.
aku tidak bisa membayangkan jika harus bertemu dengan Al, kami putus tidak baik-baik saat itu.. karena itu aku pasti akan canggung bertemu dengannya..
"gilaa... kita harus apa kalo ketemu dia, udah lama banget pasti tengsin lah" ucapan Anna seketika membuatku menganggukan kepala
✓(Raka)
lo dimana Al, sini gabung sama anak-anak
Ririn yang mengetahui Raka membalas pesan Al memukul pundaknya
" ihhh lu tuh gimana sih, pake ngajak gabung ntar kalo kesini beneran gimana?" tanya Ririn kasar
" Ya gak gimana-gimana lah lebay beud lu pada, Al itu sahabat kita, dan sampai kapanpun tetep sahabat kita.. dan lu Din, cobalah anggap dia sahabat aja deh jangan mantan biar gak canggung" ucapan Raka seketika membuat pipiku merah dan terasa panas di wajahku
Al tidak membalas pesan Raka, Raka terlihat kecewa karena dialah yang paling dekat dengan Al, karena sampai saat ini pun ia masih memiliki kontak Al walaupun pesannya tidak pernah dibalas Al.
"Udah malem, nih acara udah kelar belom sih anak gua nungguin tau minta tidur sama mamihnya" tanya Ririn panik melihat panggung hiburan
"pulang duluan aja gak apa-apa kali Rin, inikan bukan lagi sekolah yang bakal dimarahin kalo lu bolos hahaha" ucap Juna meledek
"iya juga sih, pulang yuuuk, Raka balik yuk kita kan searah, nebeng...." rengek Ririn manja kepada Raka
" yaudah hayuk, kasian juga bini gw sendirian di rumah" jawab Raka
Raka dan Ririn pun pulang dan tersisa hanya ada aku Anna dan Juna..
grup wa
✓(*Ririn)
gw sama Raka balik ya, lu pada jangan pada kemalaman ntar ada yang culik
✓(Anna)
iyah, hati-hati beps
✓(Ririn)
hati-hati Anna pulang sama Juna, tampol aja kalo Juna macem-macem ..
✓(Juna)
ahsiappp !!!!!
✓(Anna)
iyah tenang aja Rin, gw bukan pelakor hahahahaha
✓(Ririn)
Dinda see u next time yah salam buat ayah kalau nanti jemput
✓(Anna*)
kata Dinda oke rin
aku masih belum sanggup berkomentar karena aku merasa malu karena posisi grup ada Al didalmanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Xshisy
like this
2021-03-13
1