kini aku dan Anna menuju Rumah sakit tempat dimana Al dilarikan setelah kecelakaan.
kami lari ke IGD menanyakan pasien atas namanya, dan benar saja dia belum masuk ruang perawatan, dia masih berada di IGD. kamipun mendekatinya yang tampak sedang terbaring lemah.
"Al..." sapa Anna yang duduk di bangku penunggu sebelah kasur Al, dan aku berdiri di sisi kasur Al
"kalian, tau dari mana aku disini?" tanyanya penasaran
"Raka tadi telfon aku, kamu gimana keadaanya?" Tanya Anna panik
"baik kok, cuma luka lecet aja, ntar juga sembuh" jawabnya enteng
"lecet kok perbannya banyak si Al, kamu beneran gak apa-apa, gak ada apa gitu yang dirasa" tanyaku penasaran
"gak sih, paling cuma pusing aja sama badan kaya yang remuk gitu, mungkin luka lebam yang bikin pegel" jelasnya
"gimana ceritanya si Al bisa sampai begini"? tanya Anna
"mau ke Indo***t tadi sama anakku, malah ditabrak dari belakang"
"hah anak? mana anakmu?" Tanyaku panik
"itu lagi duduk" Al menunjuk ke arah tempat duduk, disana ada seorang anak yang sedang memainkan ponselnya
"dia gak apa-apa kok, gak ada luka, mungkin cuma kaget aja dia" jelasnya
aku meninggalkan Anna dan Al menuju anaknya duduk.
"hai pinter, namanya siapa?" tanyaku yang duduk di bawahnya
"akbar" jawabnya datar
"hai akbar, aku tante Dinda, temennya papah Akbar, Akbar ada yang sakit gak tadi pas jatuh dari motor?" tanyaku sambil mencoba mengambil ponsel yang di genggamannya
"gak ada, tapi akbar lapar" jawabnya polos
"akbar mau makan apa, hayu kita beli, tapi pamit dulu sama papah yuk" aku pun menggandengnya menuju kasur Al dan meminta izin untuk pamit membelikan akbar makanan, akupun meninggalkan Anna dan Al di IGD.
Akbar seperti anakku, mungkin 1 tahun lebih tua dari anakku.. keluguannya selalu mengingatkanku padanya, aku seperti sedang menemani anakku makan.
Makanan telah dihabiskan Akbar, kamipun kembali ke IGD, tapi Al sudah tidak ada karena sudah di pindahkan ke ruangan perawatan. kami pun pergi menuju kamar perawatan Al.
"Syukurlah kalian datang, aku keluar sebentar" Anna berkata sambil meletakan ponselnya ditelinga seperti sedang melakukan panggilan, langkahnya terburu-buru, dan terlihat panik
"Anna kenapa?" tanyaku
"Di telpone Dimas kayanya" jawab Al
"permisi.... ini makanannya pak Al, nanti kalau sudah selesai tolong ditaruh diluar pintu saja ya pak, terimakasih" petugas gizi RS meletakan makanan di atas meja dan berlalu pergi
"kamu mau aku suapin Al?" tawarku
"boleh, kalau kamu gak keberatan" jawabnya sambil tersenyum
Al memposisikan dirinya yang setengah duduk, akupun mengambil nampan berisikan makanan dan duduk di sisi ranjang Al.
dan akupun mulai menyuapinya
"makanan rumah sakit tuh gak enak nda, tapi kalau disuapin mah rasanya beda ya" godanya padaku
"apaan sih.... makan yang bener ah" jawabku malu
"ih... papah kaya anak kecil makannya disuapin, tadi aja Akbar makan sendiri"! ledek akbar
"kan papah lagi sakit sayang, Akbar juga kalau sakit disuapin papah" jawab Al
Akbar hanya tersenyum dan melanjutkan memainkan game di ponselnya sembari duduk di sofa.
"keluarga kamu udah di kabarin?" tanyaku
"udah, nanti kesini katanya" jawabnya
"oh... syukurlah..." jawabku datar
makananya kini sudah habis, aku menyimpan nampannya diluar kamar sesuai intruksi petugas gizi tadi, kini aku sedang mempersiapkan obat yang harus Al minum..
"Al ini obatnya di minum dulu" ucapku menyodorkan obat dan air minum di tanganku
"makasih ya nda"
"sama-sama Al" aku meraih ponselku, kini aku khawatir terhadap Anna karena dia belum kembali ke kamar.
Aku menelponnya, dia berkata sedang bersama dengan Dimas, karena Dimas datang ke rumah Anna, dan Anna akan kembali untuk menjemput ku jika masalahnya sudah selesai.
aku memberitahu Al, dan Al menyuruhku untuk beristirahat selagi menunggu Anna datang..
1 jam berlalu, tapi Anna belum kunjung datang, keluarga Al pun belum ada yang datang. sekarang kulihat Al sudah tertidur.
"tante...." ucap Akbar lirih
"ya sayang, kenapa?"
"apa di Rumah sakit banyak setannya?" tanya Akbar polos
"kata siapa?" tanyaku sambil ketawa kecil
"teman-teman Akbar, Akbar takut, Akbar gak bisa tidur, aku mau tidur sama papah tapi Akbar kasian sama papah, nanti kalau Akbar peluk papah pasti kena luka papah, terus papah nangis, Akbar mau bobo sama tante aja" jelas Akbar padaku
Aku yang masih tersenyum dan tertawa kecil mendengar kepolosan akbarpun menariknya kepelukanku
"Akbar bobo sama tante aja ya disini, yuk"
kini aku memeluknya, mencium puncak kepalanya, mengelus rambutnya. Sungguh aku sangat merindukan anakku saat ini, setiap malam aku seperti ini kepada anakku saat ia masih hidup. mamah sayang kamu nak.
tak sadar akupun ikut tertidur bersama Akbar.
sekitar 30 menit kemudian keluarga Al datang, ada kakaknya dan kakak iparnya membawa keperluan Al yang akan dirawat di rumah sakit ini.
Aku tidak terbangun, dan juga tidak ada yang membangunkanku, karena mungkin Al sudah bilang untuk jangan membangunkanku.
"Al, Dinda kok bisa disini?" tanya kakak perempuannya bernama kak heny
"ceritanya panjang, nanti aja diceritain" jawab Al sambil melihatku tersenyum, sungguh pemandangan yang indah buat Al melihat aku tertidur memeluk Akbar.
"gak dicariin suaminya?" tanya kak heny
"udah lama cerai" jawab Al yang masih memandangiku
"hah... janda dia"?
"iya.." jawab Al
"terus kalian pacaran lagi gitu sekarang, duda sama janda?" tanya kak heny
Al langsung memalingkan wajahnya menatap kak heny "kakak maunya gimana?"
"kalau kakak maunya Akbar punya ibu Al, kasian masih kecil. tuh liat.. kalau ada yang meluk Akbar tidur kaya gitu kan tenang jadinya" jawab kak heny menunjuk ke arahku dan Akbar
"Aku juga maunya gitu kak, tapi kayanya buat dapetin Dinda rada susah" jawab Al pesimis
"udah dicoba emang?"
"belum sih" jawab Al menunduk
"jadi kalian gak pacaran sekarang?"
"enggak, tadi dia kesini sama Anna, cuma Anna pergi katanya nanti balik lagi"
"kenapa gak langsung dilamar aja sih, kalian kan udah dewasa, masalah cinta mah gampang, toh kalian dulu pacaran 5 tahun masa udah hilang sama sekali perasaan cintanya" jelas kak heny
"apa kata nanti aja lah kak"
"kakak setuju kok, kalau kamu nikah sama Dinda, toh dulu juga kami udah seneng sama Dinda,tapi kamu malah nikah sama hesti" jelas kak heny
"ya......di doain aja atuh biar lancar" jawab Al tersenyum menatap kak heny
"iya nanti didoain, tapi pastiin ya kalau kamu nikahnya sama Dinda, dia perfect banget buat jadi ibunya Akbar, mereka keliatan kaya udah ada ikatan batin gitu keliatannya" jelas kak heny dan Alpun tersenyum lebar
"udah jangan di ajak ngobrol aja, istirahat Al" perintah suami kak heny mas Dito
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sunnyta Mukherji
al kenapa pacaran sama dinda nikahnya sama hesty..
2021-03-12
2