Part 17 (Rumah sakit)

kini aku dan Anna menuju Rumah sakit tempat dimana Al dilarikan setelah kecelakaan.

kami lari ke IGD menanyakan pasien atas namanya, dan benar saja dia belum masuk ruang perawatan, dia masih berada di IGD. kamipun mendekatinya yang tampak sedang terbaring lemah.

"Al..." sapa Anna yang duduk di bangku penunggu sebelah kasur Al, dan aku berdiri di sisi kasur Al

"kalian, tau dari mana aku disini?" tanyanya penasaran

"Raka tadi telfon aku, kamu gimana keadaanya?" Tanya Anna panik

"baik kok, cuma luka lecet aja, ntar juga sembuh" jawabnya enteng

"lecet kok perbannya banyak si Al, kamu beneran gak apa-apa, gak ada apa gitu yang dirasa" tanyaku penasaran

"gak sih, paling cuma pusing aja sama badan kaya yang remuk gitu, mungkin luka lebam yang bikin pegel" jelasnya

"gimana ceritanya si Al bisa sampai begini"? tanya Anna

"mau ke Indo***t tadi sama anakku, malah ditabrak dari belakang"

"hah anak? mana anakmu?" Tanyaku panik

"itu lagi duduk" Al menunjuk ke arah tempat duduk, disana ada seorang anak yang sedang memainkan ponselnya

"dia gak apa-apa kok, gak ada luka, mungkin cuma kaget aja dia" jelasnya

aku meninggalkan Anna dan Al menuju anaknya duduk.

"hai pinter, namanya siapa?" tanyaku yang duduk di bawahnya

"akbar" jawabnya datar

"hai akbar, aku tante Dinda, temennya papah Akbar, Akbar ada yang sakit gak tadi pas jatuh dari motor?" tanyaku sambil mencoba mengambil ponsel yang di genggamannya

"gak ada, tapi akbar lapar" jawabnya polos

"akbar mau makan apa, hayu kita beli, tapi pamit dulu sama papah yuk" aku pun menggandengnya menuju kasur Al dan meminta izin untuk pamit membelikan akbar makanan, akupun meninggalkan Anna dan Al di IGD.

Akbar seperti anakku, mungkin 1 tahun lebih tua dari anakku.. keluguannya selalu mengingatkanku padanya, aku seperti sedang menemani anakku makan.

Makanan telah dihabiskan Akbar, kamipun kembali ke IGD, tapi Al sudah tidak ada karena sudah di pindahkan ke ruangan perawatan. kami pun pergi menuju kamar perawatan Al.

"Syukurlah kalian datang, aku keluar sebentar" Anna berkata sambil meletakan ponselnya ditelinga seperti sedang melakukan panggilan, langkahnya terburu-buru, dan terlihat panik

"Anna kenapa?" tanyaku

"Di telpone Dimas kayanya" jawab Al

"permisi.... ini makanannya pak Al, nanti kalau sudah selesai tolong ditaruh diluar pintu saja ya pak, terimakasih" petugas gizi RS meletakan makanan di atas meja dan berlalu pergi

"kamu mau aku suapin Al?" tawarku

"boleh, kalau kamu gak keberatan" jawabnya sambil tersenyum

Al memposisikan dirinya yang setengah duduk, akupun mengambil nampan berisikan makanan dan duduk di sisi ranjang Al.

dan akupun mulai menyuapinya

"makanan rumah sakit tuh gak enak nda, tapi kalau disuapin mah rasanya beda ya" godanya padaku

"apaan sih.... makan yang bener ah" jawabku malu

"ih... papah kaya anak kecil makannya disuapin, tadi aja Akbar makan sendiri"! ledek akbar

"kan papah lagi sakit sayang, Akbar juga kalau sakit disuapin papah" jawab Al

Akbar hanya tersenyum dan melanjutkan memainkan game di ponselnya sembari duduk di sofa.

"keluarga kamu udah di kabarin?" tanyaku

"udah, nanti kesini katanya" jawabnya

"oh... syukurlah..." jawabku datar

makananya kini sudah habis, aku menyimpan nampannya diluar kamar sesuai intruksi petugas gizi tadi, kini aku sedang mempersiapkan obat yang harus Al minum..

"Al ini obatnya di minum dulu" ucapku menyodorkan obat dan air minum di tanganku

"makasih ya nda"

"sama-sama Al" aku meraih ponselku, kini aku khawatir terhadap Anna karena dia belum kembali ke kamar.

Aku menelponnya, dia berkata sedang bersama dengan Dimas, karena Dimas datang ke rumah Anna, dan Anna akan kembali untuk menjemput ku jika masalahnya sudah selesai.

aku memberitahu Al, dan Al menyuruhku untuk beristirahat selagi menunggu Anna datang..

1 jam berlalu, tapi Anna belum kunjung datang, keluarga Al pun belum ada yang datang. sekarang kulihat Al sudah tertidur.

"tante...." ucap Akbar lirih

"ya sayang, kenapa?"

"apa di Rumah sakit banyak setannya?" tanya Akbar polos

"kata siapa?" tanyaku sambil ketawa kecil

"teman-teman Akbar, Akbar takut, Akbar gak bisa tidur, aku mau tidur sama papah tapi Akbar kasian sama papah, nanti kalau Akbar peluk papah pasti kena luka papah, terus papah nangis, Akbar mau bobo sama tante aja" jelas Akbar padaku

Aku yang masih tersenyum dan tertawa kecil mendengar kepolosan akbarpun menariknya kepelukanku

"Akbar bobo sama tante aja ya disini, yuk"

kini aku memeluknya, mencium puncak kepalanya, mengelus rambutnya. Sungguh aku sangat merindukan anakku saat ini, setiap malam aku seperti ini kepada anakku saat ia masih hidup. mamah sayang kamu nak.

tak sadar akupun ikut tertidur bersama Akbar.

sekitar 30 menit kemudian keluarga Al datang, ada kakaknya dan kakak iparnya membawa keperluan Al yang akan dirawat di rumah sakit ini.

Aku tidak terbangun, dan juga tidak ada yang membangunkanku, karena mungkin Al sudah bilang untuk jangan membangunkanku.

"Al, Dinda kok bisa disini?" tanya kakak perempuannya bernama kak heny

"ceritanya panjang, nanti aja diceritain" jawab Al sambil melihatku tersenyum, sungguh pemandangan yang indah buat Al melihat aku tertidur memeluk Akbar.

"gak dicariin suaminya?" tanya kak heny

"udah lama cerai" jawab Al yang masih memandangiku

"hah... janda dia"?

"iya.." jawab Al

"terus kalian pacaran lagi gitu sekarang, duda sama janda?" tanya kak heny

Al langsung memalingkan wajahnya menatap kak heny "kakak maunya gimana?"

"kalau kakak maunya Akbar punya ibu Al, kasian masih kecil. tuh liat.. kalau ada yang meluk Akbar tidur kaya gitu kan tenang jadinya" jawab kak heny menunjuk ke arahku dan Akbar

"Aku juga maunya gitu kak, tapi kayanya buat dapetin Dinda rada susah" jawab Al pesimis

"udah dicoba emang?"

"belum sih" jawab Al menunduk

"jadi kalian gak pacaran sekarang?"

"enggak, tadi dia kesini sama Anna, cuma Anna pergi katanya nanti balik lagi"

"kenapa gak langsung dilamar aja sih, kalian kan udah dewasa, masalah cinta mah gampang, toh kalian dulu pacaran 5 tahun masa udah hilang sama sekali perasaan cintanya" jelas kak heny

"apa kata nanti aja lah kak"

"kakak setuju kok, kalau kamu nikah sama Dinda, toh dulu juga kami udah seneng sama Dinda,tapi kamu malah nikah sama hesti" jelas kak heny

"ya......di doain aja atuh biar lancar" jawab Al tersenyum menatap kak heny

"iya nanti didoain, tapi pastiin ya kalau kamu nikahnya sama Dinda, dia perfect banget buat jadi ibunya Akbar, mereka keliatan kaya udah ada ikatan batin gitu keliatannya" jelas kak heny dan Alpun tersenyum lebar

"udah jangan di ajak ngobrol aja, istirahat Al" perintah suami kak heny mas Dito

Terpopuler

Comments

Sunnyta Mukherji

Sunnyta Mukherji

al kenapa pacaran sama dinda nikahnya sama hesty..

2021-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 (Story)
2 Part 2 (Mencoba Bangkit)
3 Part 3 (Cinta Pertama)
4 Part 4 (Ketemuan)
5 Part 5 (Melahirkan)
6 Paet 6 (Persiapan Mental)
7 Part 7 (Perjalanan)
8 Part 8 (Rumah Juna)
9 Part 9 (DIENG)
10 Part 10 (Bersama Al)
11 Part 11 (Bersama Vicky)
12 Part 12 (ibuku)
13 Part 13 (Anna)
14 Part 14 (Modus)
15 Part 15 (Dijodohkan)
16 Part 16 (Rumah Vicky)
17 Part 17 (Rumah sakit)
18 Part 18 (Cinta)
19 Part 19 (kecupan)
20 Part 20 ( Yasinan )
21 Part 21 (Dilamar)
22 Part 22 (Curhat)
23 Part 23 (Debat)
24 Part 24 (Perkelahian)
25 Part 25 (Bali)
26 Part 26 (Kamar Dinda)
27 Part 27 (Jadian)
28 Part 28 (Rumah Dinda)
29 Part 29 (Syaif)
30 Part 30 (konsultasi)
31 Part 31 (Syaif)
32 Psrt 32 (ijab kabul)
33 Part 33 (waktu istirahat)
34 Part 34 (Resepsi)
35 Part 35 (malam pertama)
36 Part 36 (Honeymoon)
37 Part 37
38 Part 38
39 part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Part 1 (Story)
2
Part 2 (Mencoba Bangkit)
3
Part 3 (Cinta Pertama)
4
Part 4 (Ketemuan)
5
Part 5 (Melahirkan)
6
Paet 6 (Persiapan Mental)
7
Part 7 (Perjalanan)
8
Part 8 (Rumah Juna)
9
Part 9 (DIENG)
10
Part 10 (Bersama Al)
11
Part 11 (Bersama Vicky)
12
Part 12 (ibuku)
13
Part 13 (Anna)
14
Part 14 (Modus)
15
Part 15 (Dijodohkan)
16
Part 16 (Rumah Vicky)
17
Part 17 (Rumah sakit)
18
Part 18 (Cinta)
19
Part 19 (kecupan)
20
Part 20 ( Yasinan )
21
Part 21 (Dilamar)
22
Part 22 (Curhat)
23
Part 23 (Debat)
24
Part 24 (Perkelahian)
25
Part 25 (Bali)
26
Part 26 (Kamar Dinda)
27
Part 27 (Jadian)
28
Part 28 (Rumah Dinda)
29
Part 29 (Syaif)
30
Part 30 (konsultasi)
31
Part 31 (Syaif)
32
Psrt 32 (ijab kabul)
33
Part 33 (waktu istirahat)
34
Part 34 (Resepsi)
35
Part 35 (malam pertama)
36
Part 36 (Honeymoon)
37
Part 37
38
Part 38
39
part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!