Ketua Han berjalan cepat menuju halaman belakang, mengikuti arahan petugas polisi jaga. Petugas Ahn mengikuti dibelakangnya.
Sementara itu, petugas Ha Yoon yang masih sibuk di TKP 1, di dalam kamar Hong Dang Seok, terlihat sangat serius dan fokus. Matanya memperhatikan setiap detail keadaan dalam ruangan itu.
Semuanya benar-benar berantakan. Mulai dari tempat tidur yang penuh jejak darah dan sprei, bantal tak rapi sama sekali. Lemari-lemari pun pintunya terbuka seluruhnya, dengan sebagian isinya tercecer keluar.
Jendela yang pecah kacanya tanpa sisa, dengan tirai yang lepas sebagian, juga terdapat banyak jejak darah. Meja rias pun tak luput dari tangan licik pelaku. Barang-barang kosmetik milik Nam see Myun tercecer sebagian di lantai.
Lalu mata petugas Ha Yoon tertuju pada sebuah kursi rias, yang terlihat rapi, bersih dan tatap pada posisi sempurna disamping meja rias. Sementara dua kursi lainnya yang terletak di samping meja lampu dekat ranjang rusak seperti bekas dilempar dan patah di beberapa bagian.
Petugas Ha Yoon menghampiri bangku kecil di depan meja rias, bangku tanpa sandaran berbentuk kotak. Dengan insting nya, ia membalik bangku tersebut, dan persis seperti dugaannya.
"Jejak apa ini?" gumam petugas Ha Yoon sambil memperhatikan sebuah tanda seperti noda darah namun berantakan, seperti membentuk pola tertentu.
Petugas Ha Yoon mengambil gambar pola yang tertempel di balik kursi rias. Kursi rias yang tadinya seperti tak tersentuh, ternyata menjadi objek yang dipilih pelaku untuk meninggalkan jejak atau pesan liciknya.
Petugas Ha Yoon memperhatikan detail dengan seksama, namun tak ada satu petunjuk pun yang ia mengerti dari pola yang ditinggalkan pelaku.
Petugas Ha Yoon bergegas mengirimkan foto pola tersebut pada ketua Han, sekedar sebagai laporan mengenai hal janggal yang dilihatnya.
Setelah merasa cukup dengan TKP 1, petugas Ha Yoon menuju lokasi TKP 2, Yaitu di belakang rumah, tempat Nam See Myun terkapar.
Petugas Ha Yoon berparas cantik, dengan tinggi di atas rata-rata perempuan, 175 cm. Rambut lebat berwarna coklat yang dikuncir kuda, dengan kemeja berwarna merah dengan aksen kotak-kotak, dipadukan dengan celana jeans ketat ,membuat kaki jenjangnya semakin menawan bak model yang salah tempat.
Mata tajam penyidik perempuan ini tak kalah dengan petugas Ahn, instingnya pun hampir sering tepat. Metode pendekatan penyelidikannya 80% sering menemukan bukti dan keterkaitan nya dengan kasus. Hal itu tak luput dari didikan keras ketua Han, selama satu tahun belakangan ini.
Saat itu petugas medis dari tim forensik sudah siap menunggu di TKP, siap membawa kedua jasad menuju rumah sakit untuk diotopsi, namun mereka masih menunggu para penyidik selesai mengidentifikasi lokasi.
Lagi-lagi mata petugas Ha Yoon justru tertuju pada hal lain di sekitar jasad. Ia menemukan setangkai bunga mawar berwarna pink tertancap diantara bunga cosmos dengan warna senada yang ditanam rapi di beberapa pot oleh Nam See Myun.
Petugas Ha Yoon mengambil foto mengenai hal itu, dan mengambil bunga mawar itu, lalu memasukkannya ke dalam sebuah plastik flip dan menyelipkannya di saku belakang celananya.
"Semua sudah selesai, silahkan bawa jasad untuk diotopsi." kata petugas Ha Yoon pada tim forensik.
"Baik!" jawab ketua tim medis.
Petugas Ha Yoon masih memperhatikan TKP kedua. Ia berjalan ke tengah halaman. Berdiri disana, menatap lurus pada jendela kamar yang pecah dari sana. Melihat, mengukur dan membayangkan rentetan kejadian, kira-kira bagaimana situasi pembunuhan itu terjadi.
.
.
.
Di tempat lain, petugas Jung ill Hwa, pria berbadan sedikit tambun, dengan rambut sedikit botak di bagian kening, menyisir pemukiman sekitar rumah Hong Dang Seok, bersama petugas Bae Ha Eun.
Petugas Bae Ha Eun adalah perempuan dengan gaya yang selalu tomboy. Rambut cepak belah tengah, selalu menjadi pilihan penampilannya.
Kedua petugas ini menyisir mencari semua kemungkinan dan informasi CCTV di semua tempat sekitar rumah Hang Dong Sik, sampai ke jalan raya. Kedua petugas ini tak meninggalkan satu gang pun untuk menyelidiki.
"itu, rumah itu memiliki CCTV!" seru petugas Bae menunjuk sebuah CCTV yang terpasang di pagar salah satu rumah warga.
Petugas ill Hwa mengetuk pintu, dan meminta ijin untuk melihat informasi dari rekaman CCTV. Beruntung, pemilik rumah tak keberatan dengan maksud para penyidik itu.
Namun, tak ada informasi yang berguna dari rekaman CCTV dirumah itu. Yang terlihat hanya penduduk sekitar yang berlalu lalang saja. Tak ada orang asih atau orang aneh yang terekam CCTV.
"Aku sangat mengenal mereka semua. Mereka itu warga di sini." kata pemilik rumah, seorang wanita paruh baya.
"Kalau begitu, kami mohon ijin untuk menyalin rekaman CCTV selama satu Minggu terakhir, Nyonya. Akan kamu selidiki ulang di kantor." kata petugas ill Hwa.
"Silahkan." jawab singkat pemilik rumah.
Setelah selesai dengan apa yang mereka cari, kedua petugas penyidik berpamitan untuk melanjutkan penyelidikan.
Karena itu adalah pemukiman biasa, petugas Bae dan petugas ill Hwa sangat kesulitan menemukan gedung, atau rumah yang memasang CCTV.
Benar, di komplek itu, hanya rumah milik Hong Dang Seok yang sangat megah, luas dan besar. Sementara rumah lain sangat sederhana, dan tak terlalu besar.
"Kemana lagi kita mencari petunjuk, kak." kata petugas Bae sedikit hampir menyerah.
"Jangan menyerah, masih ada beberapa gang lagi yang belum kita sambangi." jawab petugas ill Hwa memberi semangat pada rekannya.
tiba-tiba petugas Bae menghentikan langkahnya, dan mundur beberapa langkah dengan sangat hati-hati.
"Ada apa?!!" seru petugas ill Hwa.
Mata petugas Bae tertuju lurus pada rumah Hang Dong Seok yang hanya terlihat ujung atapnya dari tempatnya berdiri.
"Itu apa ya?" petugas Bae seperti melihat sesuatu di sana.
"Apa?" petugas ill Hwa mendekat.
"Perhatikan ujung lancip atap rumah Hong Dang Seok." kata petugas Bae.
"Apa memangnya?" petugas ill Hwa belum menemukan yang dimaksud petugas Bae.
"Dari tadi kita keliling, aku sering menatap rumah besar dan megah itu. Tapi baru di sini, aku melihat pantulan silau itu dari ujung atap limasnya." kata petugas Bae dengan wajah serius.
"Benarkah? Mana? Aku tak melihatnya?" petugas ill Hwa masih berusaha mencari yang dimaksud petugas Bae.
"Geser lah ke tempatku, aku akan berpindah satu langkah. Karena bergeser sedikit saja, cahaya silau itu tak terlihat." petugas Bae menjelaskan.
Petugas ill Hwa menempati posisi petugas Bae sebelumnya. Dan benar, ia pun melihat pantulan sangat kecil,namun menyilaukan.
"Ah, itu mungkin hanya lightning rods. Rumah itu paling tinggi di sini. Selain lantainya dua, juga terletak di paling atas. Sementara rumah lain hanya berlantai satu. Jika tak dipasang lightning rods, bisa bahaya kalau hujan petir."
"Tapi kenapa sekecil itu pantulan silaunya?" petugas Bae masih memikirkan hal lain.
"Matahari ada tepat dibelakang kita. Wajar kalau kita hanya bisa melihat pantulan itu dari sisi kita sekarang " jawab petugas ill Hwa.
"Benarkah? Tapi aku merasakan hal lain." petugas Bae masih memiliki pemikiran sendiri, namun juga bingung apa itu.
"Nanti kita cek TKP, benar atau tidak disana ada sistem penangkal petir." kata petugas ill Hwa meyakinkan rekannya.
"Baiklah." petugas Bae kembali mengikuti petugas ill Hwa mencari informasi CCTV.
"Petugas Bae, awas!!!" seru petugas ill Hwa menarik tangan petugas Bae.
...****************...
To be continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧
Plot twist nya bener bener dah, 😭😭., kereeen!!!!
2024-11-17
0
ramanda
diamankan saja sebagai salah satu barang bukti.
2024-10-11
0
ramanda
rumah paling besar dan megah namun tidak memiliki CCTV sama sekali.
2024-10-11
0