Selamat membaca ya..
"Masih, tapi sekarang Mas Yuda juga agak lumayan sibuk ngurus bisnis kulinernya yang baru, mungkin nanti bakal mundur juga dari sini kalau sudah tidak bisa membagi waktu dan bisnis kami sudah menjanjikan.."Jelas Ita.
"Ohya, Kamu itu manggil Mas Yuda pake Mas kek, Kak kek, nggak sopan manggil yang lebih tua.." Protes Ita yang mendengar Zara selalu memanggil orang-orang yang usianya diatasnya dengan nama langsung.
"Belum bisa aku, udah kebiasaan dari keluarga begini manggilnya.." Jawab Zara santai.
"Dibiasakan dong makanya.." Perintah Ita lagi.
"Nggak ah.." Tolak Zara.
"Heuuhh terserah kamu deh.." Ucap Ita mengalah.
Tak terasa waktu obrolan mereka sudah hampir satu jam, untung saja teman-teman Ita di kantor bisa memahami.
Saat melihat jam di dinding dan Zara menyadari bahwa ini masih jam kerja, akhirnya ia pun memutuskan untuk pamit pulang ke rumahnya walaupun sebenarnya masih banyak yang ingin ia obrolkan bersama Ita.
"Ta, aku pamit dulu ya, salam buat Yuda.." Pamit Zara.
"Oke, terimakasih loh sudah kesini dan oleh-olehnya, jangan lupa nanti datang ke acara syukuranku ya, mertuaku Insyaa Allah juga akan datang.." Ucap Ita sambil berjalan untuk mengantar Zara ke depan.
"Siaapp.." Balas Zara lalu berjalan keluar dari gedung tersebut.
Bapak, Ibu, dan juga Yuni sudah bersiap-siap untuk menuju Bandara, karena perjalanan dari rumahnya ke Bandara sangat jauh, jadi mereka harus berangkat setelah sholat subuh.
Yudi dan Yoko pun juga ikut mengantar ke Bandara.
Mereka tiba di Bandara sekitar kurang 2 jam dari jadwal penerbangan, jadi sangat tepat waktu.
Sebelum masuk, mereka bertiga pamit terlebih dahulu kepada kedua anak bujangnya dan juga sang pemilik mobil yang merupakan tetangga sendiri.
"Ati-ati di rumah, jangan aneh-aneh, sekolah yang bener, awas kalau kita pulang ada cerita yang nggak bener tentang kalian.." Pesan Ibu sekaligus mengancam niihh.
"Siap boss.." Jawab keduanya kompak.
"Eh anak kecil, disana nggak boleh nakal ya, jangan malu-maluin Mas Yuda, jangan suka ngambek, jangan suka nangis.." Ucap Yoko yang juga di sertai ancaman untuk adiknya itu.
Dengan mengangkat jari kelingkingnya tanda bahwa ia akan berjanji.
"Iya iya Mas, janji.." Ucap Yuni.
Mereka bertiga berjalan memasuki pintu keberangkatan sesuai dengan apa yang di arahkan oleh Yuda sebelumnya, dan tentu saja sekarang juga di bantu oleh petugas Bandara.
Maklum pengalaman pertama naik pesawat...
Penerbangan mereka lancar tanpa ada drama delay, mereka sampai tujuan pada malam hari dan sudah di sambut oleh Yuda dan juga Ita di Bandara.
Yuda semakin tidak sabar untuk bertemu dengan Bapak Ibu dan juga adik bungsunya tersebut setelah mendengar pemberitahuan bahwa pesawat dari Jakarta sudah mendarat.
"Bapak, Ibu, Yunii.."
Panggil Yuda saat melihat mereka bertiga keluar dari pintu kedatangan dengan melambaikan tangan.
"Disini.." Imbuhnya.
Yuda dan Ita langsung menghampiri mereka bertiga, tanpa lama-lama mereka langsung masuk ke dalam mobil dan Yuda langsung melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah mereka.
Dua hari kemudian
Acara syukuran 3 bulanan Ita dilaksanakan, Yuda dan Ita mengundang orang-orang terdekatnya saja dan juga anak-anak yatim piatu.
"Terimakasih sekali lagi saya ucapkan untuk para tamu yang sudah meluangkan waktunya untuk hadir memberikan do'a kepada keluarga kami, semoga apa yang menjadi harapan kami di ijabah oleh Allah.'' Tutup Yuda dalam sambutannya.
''Aamiin..'' Jawab para tamu serempak.
Tak terasa acara sudah selesai, mereka pun bekerja sama untuk membereskan semuanya, dan tentu saja lagi lagi Mama tidak mengizinkan Ita untuk membantu.
Karena hanya akan seminggu berada di rumahnya, Yuda dan Ita berencana akan mengajak keluarganya untuk berlibur ke salah satu pantai yang sudah sangat populer di negeri ini, bahkan warga asing juga banyak yang sudah berkunjung ke pantai L ini.
''Uni mau main ke pantai apa nggak niih?'' Tanya Ita ramah.
''Mau Kak, mau banget..'' Jawab Yuni mengangguk cepat.
''Oke, kalau mau besok pagi kita berangkat ke pantai ya main pasir..'' Ucap Ita lagi
''Oke Kak, horeee main di pantai..''
Begitu bahagianya dia akan bermain ke pantai.
Author juga siih..
umur 24 tahun kalau ke pantai suka mainan pasir, seru tauuuu...
😂
Keesokan paginya mereka benar-benar bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala hal yang akan dibawa, Ibu yang memasak untuk bekal dan Ita juga turut membantu, walaupun ia tidak pandai memasak karena sejak kecil sudah ada ART di rumahnya, tapi ia tetap semangat terjun langsung ke dapur untuk belajar.
''Sudah selesai Nduk ini masaknya, tinggal nata, biar Ibu saja, kamu siap-siap ya..'' Perintah Ibu kepada anak mantunya itu.
''Oke deh Bu, Ita mandi dulu ya kalau gitu..'' Ucap Ita.
''Iyaa..''
Mereka sampai pantai masih lumayan pagi, Yuni langsung sumringah melihat pemandangan yang ada di depannya, tak lupa ia meminta berfoto di berbagai tempat, sebelum akhirnya ia menuju pada pasir.
Papa dan Mama juga ikut, namun karena berangkat langsung dari rumah jadi mereka ketemu saat sudah di pantai.
''Nggak kerasa ya Ibu bentar lagi pulang..'' Ucap Ibu sambil melihat pemandangan di depannya.
''Iya juga ya Bu, bentar banget, padahal kamu suka kan sayang disini..'' Jawab Mama lalu mengusap pundak Yuni.
Yang di ajak bicara malah cengengesan aja sambil fokus ngunyah.
''Nanti kalau ada rejeki yang buanyaakk kesini lagi ya kalau pas liburan sekolah ya sayang..'' Sahut Ita.
''Iya Kak..'' Jawab Yuni dengan makanan yang masih penuh di mulutnya.
''Iya ini Bu, Yuni juga harus sekolah, kasian kalau izinnya banyak, nanti ketinggalan pelajarannya jauh, itu Mas Masnya juga kasian kalau kelamaan di tinggal, maklumlah anak laki-laki..'' Ujar Ibu panjang lebar.
''Iya juga ya Bu..'' Jawab Mama sambil manggut-manggut.
Sebelum pulang kampung, Yuda mengundang fotografer di rumah mertuanya untuk melakukan sesi foto keluarga, mengingat pas pernikahannya tanpa kehadiran kedua orang tuanya.
Yuda memilih kediaman mertuanya karena disana terdapat mini taman yang bagus jika di gunakan untuk background foto.
Tepat seminggu dan akhirnya mereka bertiga harus pamit untuk kembali ke kampung halaman dengan di antar oleh Yuda dan Ita menuju Bandara.
''Semoga lancar ya Bu perjalanannya, jangan kapok main kesini..'' Ucap Ita lalu memeluk mertuanya.
Ibu pun membalas pelukan tersebut.
''Iya Nduk terimakasih ya, jaga cucu Ibu ya..'' Jawab Itu lalu mengelus lembut perut menantunya.
''Pasti Bu..'' Jawab Ita singkat.
''Dada Kak Ita, Mas Yuda.."
Ucap Yuni saat berjalan menuju pintu keberangkatan.
Mereka pun membalas lambaian tangan mungil Yuni.
Beberapa bulan kemudian
Kuliah Ita sudah berada hampir di garis finish, karena sudah mulai menyusun skripsi, sedangkan soal pekerjaan ia memilih untuk mengambil cuti.
Sedangkan sang suami akhirnya memilih untuk fokus mengurus bisnis kulinernya yang sudah mulai menjanjikan, jadi ia memutuskan mundur dari tempat kerjanya.
Malam hari setelah sholat Isya, Ita merasakan perutnya sakit yang teramat sangat, sampai akhirnya ia langsung di bawa ke rumah sakit oleh kedua orangtuanya.
Dimana kah Yuda?
Kok orangtuanya yang bawa??
Hmmmmmm
Temukan jawabannya di bab selanjutnya ya..
Silakan like dan komennya..
IG @tulisan_sitimay
Terimakasih banyak sudah membaca..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rosni Lim
Nyicil 20 like
2021-01-13
1
Machan
next kak
2020-12-29
1
Anyaye
nyicil sampe sini dulu ya kak, besok mampir lagi🤗🤗
2020-12-21
1