Bab 7

Selamat membaca ya Kakak-kakak readers..

Enjoy

-----

"Huuhhh.. Akhirnya lepas juga ini baju, ribet memang ya jadi pengantin tuh.."

"Demi jadi ratu sehari sekali seumur hidup nih.." Gerutu Ita, karena dia merasakan sangat lelah.

"Udah??" Tanya Yuda kepada Ita yang terus saja ngedumel.

"Ehhh, maaf ya Mas keceplosan, aku khilaf..hehe" Jawab Ita sambil cengengesan.

"Hmm... Ya sudah sana bersih-bersih, aku tunggu sayang.." Ucap Yuda sembari menggoda istrinya.

Tentu saja Ita yang mendengar itu langsung ngeri sendiri, pikirannya sudah kemana-mana.

Dikamar mandi

Ita segera membersihkan badan yang terasa sangat lengket, selesai mandi ia dengan cepat kilat sudah memakai piyama tidurnya dan berjalan menuju meja rias untuk menyisir rambut panjangnya.

"Sayang.."

Tentu saja suara Yuda membuat Ita kaget, karena memang Ita orangnya gampang kaget gitu gaes..

"Ehh sayang.. ihh geli tau.."Ucap Ita jujur karena saat ini Yuda memeluknya dari belakang dan dagu Yuda berada di pundak Ita.

"Ehmm.. Sudah siap?" Tanya Yuda kepada istrinya.

"Mas.. emmm, tapi aku malu.." Jawab Ita jujur apa.

"Kita sama-sama belajar ya sayang.. Pelan-pelan" Ucap Yuda lagi meyakinkan istrinya.

Ita merespon dengan anggukan pelan.

Maaf yaa readers semua..

Author belum mampu menjabarkan detail malam pertama ini..

Ntahlah..

Author merasa geli sendiri campur dag dig dig niihh😂

Maafkan yaa..

Intinya yaaa begitulah malam pertama mereka, berjalan lancar karena mereka menikah atas dasar suka sama suka😂😂

-----

Kediaman keluarga Yuda

"Alhamdulillah ya Pak, Yuda sudah menemukan jodohnya" Ucap Ibu Mus tersenyum bahagia.

"Iya Bu Alhamdulillah" Jawab Pak Agus tak kalah sumringah.

"Emm, kira-kira Mas Yuda bakal ajak Kak Ita berkunjung ke kampung nggak ya Bu, kangen deh, dulu aku masih kecil pas Mas Yuda pergi.." Tanya si bungsu.

"Lah emangnya sekarang kamu sudah besar, kan masih kecil juga, haha" Tanya Ibu balik sembari mengejek anak bungsunya.

"Ihhh, aku tuh sudah gede tau Buu.. Iya kan Pak?" Ucap si bungsu ngambek sambil mencari pembelaan ke Bapaknya.

"Iya...." jawab Pak Agus singkat daripada makin ribet (begitu pikirnya).

"Tuh kaan Bu.. " Jawab si bungsu merasa puas dengan dengan respon Bapak.

"Iya iya anak Ibu yang sudah gede..

"Do'akan rejeki Kakakmu lancar ya dan jika ada waktu yang tepat pasti bakal berkunjung kesini.." Jawab Ibu sambil mengusap lembut kepala anaknya.

"Horeeee..." Jawab Yuni gembira

"Eh Bu, Sulawesi itu jauh ya?" Tanya si bungsu lagi.

"Iya jauh, kata Masmu dua kali naik pesawatnya" Jawab Ibu.

"Wuiiihhh mau dong Bu naik pesawat, terbang sampai keatas, terus bisa pegang awan itu, keren kan Bu aku?" Tanya Yuni polos dan langsung di sambut gelak tawa oleh seisi rumah.

"Kok aku diketawain sih, jahat" Ujar si bungsu ngambek lagi.

"Lagian kamu itu menghayalnya kelewat batas dek.. Yang wajar-wajar aja kenapa.." Ucap Kakaknya yang sedari tadi hanya sebagai tukang nyimak akhirnya bicara juga karenya mendengar celotehan adiknya.

"Halah Mas Yudi aja juga belum pernah naik pesawat" celoteh si bungsu lagi.

"Ya memang kita semua belum pernah naik pesawat, jangankan naik, pegang aja belum pernah, tapikan nggak ngawur kayak khayalanmu juga kali, haha" Jawab Yudi meledek adiknya lagi.

Yang diledek makin manyun.

"Kata siapa kita belum pernah pegang pesawat, kan sudah sering.." Ucap Yoko yang disambut kernyitan dahi seisi rumah.

"Kapan Mas? Kok aku nggak pernah, aku ditinggalin ya.." Tanya Yuni penasaran.

"Itu loohh pesawat kertas yang kamu buat, bisa terbangkan? ciuciuciuuuuu.." Ujar Yoko memperagakan tangannya.

Hahahahahaha...

Semua pada tertawa kecuali si bungsu yang masih ngambek.

"Adikku yang cantik, yang pinter bikin pesawat, senyumnya manaaa.." Goda Yudi melihat adik bungsunya itu.

"Iniii.." Jawab Yuni meletakkan kedua telunjuk dipipinya sambil tersenyum.

"Ihhh cantiknyaaaa.." Ucap Yoko memuji adiknya.

Begitulah si bungsu, kalau ngambek obatnya cuma dibilang cantik pasti langsung senyum sumringah kayak abis dapat doorprize.

Bapak sama Ibu cuma geleng-geleng melihat kelakuan anak-anaknya.

-----