Bab 18

Selamat membaca 🙏

 

Minggu depan kedua orang tua Yuda akan tiba, sesuai janji mereka.

Yuda sengaja mengatur jadwal yang bertepatan dengan acara tiga bulanan istrinya.

Di seberang sana, si bungsu Yuni sudah heboh dengan segala persiapan.

Mereka akan berangkat bertiga, sedangkan Yudi dan Yoko di rumah.

Melihat adiknya tengah sibuk, tentu waktu yang tepat bagi Yoko untuk menjahilinya.

"Lemarinya nggak di bawa sekian dek.."

"Yee.. yang nggak di ajak iri yaa.." Balas Yuni tak mau kalah.

"Siapa juga yang iri? Kita kan harus sekolah, nggak mau dong harus banyak izin, nanti nggak naik kelas baru nangis, kayak siapa yaa yang suka nangiiiis.." Balas Yoko menggoda adiknya.

"Bukan aku.." Jawab si bungsu sewot.

"Nanti cantiknya ilang loh, senyum cantiknya mana Yuni Blackpink?"

Yoko menoleh ke belakang langsung pura-pura mual.

Hoeeekkkk

"Ini.. ice cream ice cream.." Balas Yuni dengan ekspresi mengedipkan mata genit sambil nyanyi ice cream (Lirik itu aja yang dia tau).

"Heleh, suara kayak piring di lempar gitu.." Cela Yudi lagi.

"Ibuuuuuu..." Rengek Yuni karena di godain Kakaknya terus.

"Bapak sama Ibu nggak ada, weeeekkkk.." Kata Yudi sambil tertawa mengejek.

"Kemana? Kok aku nggak di ajak.." Tanya Yuni cemberut.

"Sudah berangkat kesanalah, kamu kan emang mau di tinggal, awas ya nanti kalau di rumah sama Mas kamunya bandel, Mas jewer telingamu.." Si Kakak pun tak berhenti mengerjai adiknya.

Kesempatan..

Huaaa... hiks hiks hiks

Akhirnya tangis Yuni pecah juga dan Kakaknya bingung sendiri karena mereka cuma berdua di rumah, Yudi ntah kemana, Bapak Ibu sedang keluar mencari oleh-oleh, meskipun masih beberapa hari lagi, mereka sudah sibuk karena harus detail dalam persiapannya.

(Maklum perdana pergi jauh naik pesawat)

"Eh.. Udah dong dek, jangan dikit-dikit nangis, Mas kan cuma bohongan loo, Bapak sama Ibu lagi keluar beli oleh-oleh, kan berangkatnya masih minggu depan juga.." Jelas si Kakak yang kebingungan takut tangis adiknya kedengaran tetangga.

"Anak cantik tu nggak boleh nangis lo ya, kalau nangis kena air mata nanti cantiknya luntur, terus nggak boleh naik pesawat.." Ucap Yudi lagi dengan senjata andalan.

Si adik pun perlahan megecilkan volume suara tangisnya.

"Aku nggak nangis.." Ucapnya sambil menyeka air mata.

Di tengah pembicaraan antara kakak adik ini, ada suara motor di depan.

"Itu pasti Bapak sama Ibu.." Ucap sang adik gembira lalu lari ke depan.

"Hmmm, pasti mau laporan tuh anak.." Bathin Yoko was was.

Yoko lalu mengikuti adiknya ke arah depan dan benar saja Bapak dan Ibunya datang dengan belanjaan yang banyak.

"Bapak sama Ibu dari mana?" Tanya Yuni langsung ingin mencari kebenaran.

Dengan menunjukkan kedua tangannya yang masih setia dengan tentengan, Ibu menunjukkan barang yang di bawanya.

"Ini.." Jawab Ibu.

"Itu tu Mas Yoko nakal Bu, masak kata dia Ibu sama Bapak sudah berangkat.." Lapor Yuni sambil menunjuk ke arah kakaknya yang baru saja muncul.

"Terus.." Tanya Ibu.

Ibu sambil berjalan ke arah dapur untuk menyusun hasil belanja tadi, karena selain membeli oleh-oleh, Ibu juga belanja untuk keperluan yang akan di tinggali untuk kedua anak bujangnya.

Dengan menunjukkan wajah polosnya

"Aku nangislah Bu.."

"Bohong deng Bu, aku lo nggak ngomong apa-apa, dia aja yang nangisan, di tinggal Ibu bentar langsung nangis, cemeeennn.." Sahut Yoko yang ikut menyusul ke dapur.

"Enak aja bohong, Ibu denger kan Mas Yoko ngejek lagi.." Jawab Yuni mencari pembelaan.

"Tukang ngadu, weeekkk.." Ucap Yoko ngejek lagi.

"Tuh kan Bu.."

Bapak dari ruang tv cuma geleng-geleng kepala mendengar tingkah anak-anaknya, sehari nggak ribut kayaknya ada yang kurang.

Sedangkan Ibu yang mulai kebisingan dengan keributan kedua anaknya langsung melerai.

"Sudah sudah, ribut terus kalian ini, kayak kucing sama tikus.." Ucap Ibu sudah selesai dengan urusannya.

"Iya, aku manusia, Yuni tikusnya,haha.." Ejek Yoko lalu berlari ke kamarnya.

"Maaassssss.." Teriak Yuni sekuat-kuatnya.

"Sudah, nggak boleh nangis lagi, nggak boleh marah-marah, nanti nggak di ajak naik pesawat loh.." Ucap si Ibu bohong.

 

Hari ini Yuda menemani Ita untuk belanja karena persediaan di rumah sudah sangat menipis.

Mereka memilih ke swalayan terdekat agar tidak memakan banyak waktu, sementara Ita memilih apa yang mau di beli, Yuda mendorong keranjang di belakangnya.

"Ohya Mas, nanti beli selimut ya, di rumah cuma ada dua.." Ingat Ita.

"Siapa nyonya.."

Ita cuma tersenyum mendengar respon sang suami.

Setelah selesai dengan belanjanya, mereka langsung menuju rumahnya, namun di tengah perjalanan tiba-tiba Ita ingin meminum sesuatu.

Dengan menatap ke arah suaminya yang tengah mengemudi.

"Mas, aku pengen minum jus alpukat.."

"Hah.." Yuda langsung mengernyitkan dahinya.

"Jus alpukas Mas.." Ulang Ita.

"Bukan itu maksudnya, aku denger, cuma maksudnya tu bukannya kamu nggak suka sama alpukat kan.." Tanya Yuda heran.

"Aku pengen banget Mas.." Ucap Ita lagi.

Yuda menyanggupi keinginan istrinya, mungkin ini yang namanya ngidam " Begitulah kira-kira yang ada di pikiran Yuda.

Yuda memarkirkan ke salah satu penjual jus, ketika hendak turun dari mobilnya, Ita malah menahan tangannya.

"Kenapa sayang? Mau ikut.."

"Nggak.." Jawab Ita langsung menggelengkan kepalanya.

"Terus?" Tanya Yuda heran.

"Aku mau kamu yang bikin ya Mas, disitu.." Tunjuk Ita ke arah penjual jus.

"Hah, aku??" Tanya Yuda menunjuk dirinya sendiri.

"Iya Mas.." Jawab Ita mengangguk penuh semangat sambil mengusap perutnya.

Dengan wajah yang masih bingung akhirnya Yuda pasrah demi ibu hamil.

"Ya udah deh iya, semoga boleh sama Mas penjualnya.."

"Aamiin.."

"Semangat suamiku sayang.." Ucap Ita memberi semangat kepada sang suami.

Yuda berjalan dan melihat pembeli yang tidak begitu ramai, ia segera menghampiri si penjual jus tersebut.

"Permisi Mas.." Ucap Yuda sopan.

"Eh iya Pak, mau beli jus rasa apa Pak?" Tanya penjualnya ramah.

"Emm gini Mas, maaf ya.." Suara Yuda lirih sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gini Mas, istri saya kan lagi hamil terus ngidam jus alpukat, naahh dia mau saya yang bikin langsung disini, boleh tidak Mas? Soalnya dia lagi mengintai dari dalam mobil.." Lanjut Yuda lagi sambil melirik ke arah mobilnya.

"Oalah Mas, boleh boleh, kasian nanti anaknya ngiler kalau nggak diturutin.." Jawab penjualnya langsung mempersilahkan Yuda beraksi.

Dengan bantuan dan di pandu oleh penjualnya, Yuda membuat jus alpukat sesuai permintaan sang istri.

Setelah beberapa menit, akhirnya jus permintaan sang istri sudah jadi.

Yuda segera membayar kepada penjualnya.

"Terimakasih banyak ya Mas.." Ucap Yuda sambil memberikan uang bayaran.

"Sama-sama Mas.." Balas penjual ramah.

"Huuuhh... Alhamdulillah." Ucap Yuda begitu masuk ke dalam mobil.

Sedangkan sang istri sumringah melihat jus yang di bawa suaminya.

 

IG @tulisan_sitimay

Terpopuler

Comments

Machan

Machan

keyeeeennn

2020-12-29

1

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

like like again❤❤❤
salam manis DEBU ORBIT

2020-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!