"Apa! Aku hamil,,,?" Ayana begitu terkejut setelah mendengar ucapan Luna yang mengatakan jika dirinya sedang mengandung.
Sebelumnya Luna memintanya untuk tes urine dan ternyata hasilnya positif.
"Iya, Ay. Selamat ya. Kamu positif hamil" Ucap Luna dengan senyum riang.
Ayana menatap testpack yang baru saja di gunakannya dan terlihat jelas disana, dua garis merah muncul di layar benda tersebut.
"Selamat ya, Ay! Aku tidak percaya akhirnya kamu dan Alex sepakat untuk memiliki anak" Ucap Luna ikut senang.
Ayana mengalihkan pandangan lalu menatap Luna.
"Bagaimana bisa aku hamil, Lun? Padahal selama ini aku rutin minum pil KB yang kamu berikan waktu itu" Ayana masih tidak percaya jika dirinya hamil.
Luna kaget mendengar penyataan Ayana.
"Hah! Kamu minum pil, Ay,,,?" Tanya Luna kaget.
"Iya, Lun. Aku rutin minum pil KB. Bahkan aku selalu minum tepat waktu selama satu bulan ini" Jelas Ayana.
"Kamu rutin minum pil KB itu?" Luna kembali bertanya seolah tidak percaya.
"Iya!" Ayana mengangguk pelan.
"Aneh, kalau memang Ayana selalu rutin minum pil KB, kenapa dia bisa hamil?" Monolog Luna tidak habis pikir.
"Kamu yakin, Ay. Coba di ingat- ingat lagi deh, mungkin kamu pernah lupa meminumnya".
"Aku yakin, aku tidak pernah lupa minum pil itu" Tegas Ayana pasti.
Luna terdiam, ini sungguh di luar dugaannya.
"Berbaringlah, aku akan memeriksamu" Pinta Luna.
Ayana mengikuti perintah Luna, ia pun bangkit kemudian naik ke atas bed lalu berbaring perlahan.
"Terkadang hasil testpack tidak seratus persen benar, Ay. Bisa saja benda itu menunjukkan hasil yang salah. Aku harus memeriksa kandunganmu untuk mengetahui hasil yang pasti dan akurat" Ucap Luna berusaha menenangkan Ayana saat melihat raut wajahnya yang tegang.
Ayana mengangguk mengerti.
Luna mulai melakukan pemeriksaan, perlahan namun pasti raut wajahnya juga mulai berubah. Luna memijit keningnya yang tiba- tiba nyeri sambil sesekali melirik Ayana yang sedang memperhatikan layar monitor.
"Kamu bisa lihat ini, ay,,,?" Tanya Luna sembari menunjukkan kurso mouse pada satu gambar.
Ayana mempertajam penglihatannya kemudian mengangguk pelan.
"Ini adalah kantung kehamilan dan itu artinya saat ini kamu sedang hamil. Kamu benar- benar hamil, Ay" Ucap Luna.
"Kamu serius? Aku benar- benar hamil?" Tanyanya masih belum percaya.
"Iya, Ay. Kamu benar- benar hamil" Tegas Luna sembari tersenyum manis.
Ayana menutup mulutnya seolah tidak percaya dan seketika air mata mulai luruh dari pelupuk matanya. Ayana tidak dapat menutupi kebahagiaannya karena memang inilah yang ia impikan selama ini.
"Selamat Ay, kamu benar- benar hamil. Alex pasti senang mendengar kabar ini" Ucap Luna.
"Alex,,,!" Ayana hampir saja melupakan Alex, ia begitu senang mengetahui dirinya sedang hamil sehingga ia lupa pada suaminya.
"Ini sungguh sebuah keajaiban, Ay. Kamu bisa hamil padahal kamu rutin mengkonsumsi pil KB" Ucap Luna sembari menggenggam tangan Ayana.
"Usia kandunganmu memasuki umur empat bulan dan jika aku tidak salah perhitungan, itu artinya kamu langsung hamil satu minggu setelah kamu lepas IUD. Ah, aku tidak percaya, Ay. Ternyata kandunganmu benar- benar subur" Jelas Luna.
Ingatan Ayana langsung berputar pada hari itu, hari dimana pertama kalinya Alex mendatanginya dan menyentuhnya setelah ia lepas IUD. Hanya pada hari itu ia tidak menggunakan KB dan Alex juga tidak menggunakan pengaman.
"Apakah ini artinya kehamilan ini terjadi hari itu? Bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan pada Alex?"
"Kamu dan Alex benar- benar beruntung, Ay. Biasanya wanita lain akan butuh waktu beberapa bulan untuk mengembalikan kesuburan kandungannya. Tapi kasusmu justru berbeda, kandunganmu langsung subur hanya dalam hitungan minggu".
"Ah, aku sangat senang mendengar kabar ini, dan Alex pasti merasakan hal yang sama. Tunggu sebentar, aku akan menyampaikan berita ini pada Alex".
Luna bangkit menuju meja kerja dan hendak meraih ponselnya untuk menghubungi Alex.
"Emm, Luna,,,!" Panggil Ayana seraya bangkit dan turun dari ranjang.
"Kamu tidak perlu menghubungi Alex. Biarkan aku sendiri yang menyampaikan kabar bahagia ini padanya. Aku ingin melihat ekspresinya secara langsung" Ucap Ayana.
"Baiklah, aku setuju. Aku yakin Alex pasti senang mendengar kabar ini".
"Terima kasih, Lun. Kamu telah banyak membantuku" Ucap Ayana tulus.
"Sama- sama, Ay. Justru aku senang bisa membantumu" Balas Luna.
Luna memberikan pelukan hangat kepada istri sepupunya tersebut.
"Oh iya, Ay. Hampir saja aku lupa" Luna melepaskan pelukannya lalu kembali menatap Ayana.
"Bulan depan aku akan berangkat ke Australia untuk melanjutkan studiku, jadi untuk sementara waktu posisiku akan di gantikan oleh dokter lain. Aku akan merekomendasikan dokter lain untuk memeriksa kehamilanmu dan aku bisa pasti kan jika dokter tersebut adalah dokter terbaik".
"Tidak perlu repot- repot Lun, aku bisa mengunjungi dokter lain kok, jadi kamu tidak perlu khawatir" Ucap Ayana.
"Pergilah dengan tenang dan kembalilah secepatnya" Sambungnya.
Luna mengangguk seraya tersenyum bahagia kemudian ia kembali memeluk Ayana dengan erat. Berbeda dengan Luna yang sedang berbahagia, Ayana justru merasakan hal yang berbeda, ia mulai di landa kebingungan karena dirinya tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan kabar ini pada Alex sementara saat ini mereka telah sepakat untuk menunda kehamilan.
"Ah, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?"
Disaat Ayana tengah di liputi kegalauan yang sangat mendalam, di tempat yang berbeda justru menunjukkan hal yang berbeda. Di kantor pusat AGA grup, Alex terlihat sibuk dengan pekerjaannya yang seolah tidak pernah habis itu.
Alex selaku CEO AGA grup memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar untuk menjalankan perusahaan raksasa tersebut dengan sebaik- baiknya agar terus berjaya sehingga mampu bersaing dengan perusahaan besar lainnya.
Alex merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil memijit pundaknya yang terasa pegal, sesekali matanya melirik ponsel yang berada di atas berharap sang istri segera menghubunginya. Entah mengapa hari ini Alex merasa begitu rindu pada Ayana, padahal mereka baru saja berpisah beberapa jam yang lalu. Alex melirik arloji di tangannya dan melihat waktu yang menunjukkan pukul dua belas siang setelah itu ia pun meraih ponsel untuk menghubungi sang istri. Alex berniat untuk mengajak Ayana makan siang bersama sembari melepas rindu.
Layar ponsel bergulir, Alex mencari nama sang istri di kontak ponsel dan hendak menghubunginya. Bersamaan dengan itu, pintu ruangan Alex di ketuk dari luar.
Tok tok tok
Ketukan pintu mengejutkannya. Tidak lama kemudian Dito muncul dari balik pintu.
"Selamat siang pak Alex? Maaf saya mengganggu waktu anda" Ucap Dito penuh sesal.
"Ada apa?" Tanya Alex yang terlihat asyik dengan layar ponselnya tanpa menghiraukan Dito.
"Ada tamu yang ingin menemui anda" Jawab Dito.
"Siapa? Kamu saja yang menemuinya. Aku sedang sibuk" Ucap Alex.
"Ini aku Lex,,," Sahut seorang wanita dengan nada lembut.
Alex mengangkat wajahnya melihat kearah sumber suara dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok wanita cantik muncul di balik tubuh Dito.
"Rachel,,,?" Gumamnya.l
Alex mengurungkan niatnya untuk menghubungi Ayana saat melihat Rachel muncul di hadapannya. Alex tercengang menatap wanita yang tengah berjalan mendekat sambil tersenyum kepadanya.
"Hai, Sayang! Apa kabar?" Sapa wanita itu dengan senyum merekah di bibirnya.
Alex terpaku ditempat, bibirnya membisu tak mampu bersuara. Ia benar- benar tercengang melihat wanita yang telah lama menghilang dari hidupnya namun kini kembali muncul dengan paras yang berbeda. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah disaat pandangan matanya menatap seorang bocah yang berada di samping wanita itu sembari menggenggam tanganya dengan erat.
♥︎♥︎♥︎♥︎♥︎
Oh em gi
Siapakah wanita itu?
Ada hubungan apa antara Alex dengan wanita tersebut?
Lantas bagaimana reaksi Alex saat mengetahui Ayana hamil?
Dapatkah ia menerima kehamilan istrinya tersebut?
Lanjut next eps ya,,,,
♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Nuy
semoga Alex gatau dan ayana pergi dah gitu aja, bodoamat ama mantan si Alex nyebelin
2024-04-18
1