PISAH

Fashback On

Alex mengerjapkan mata saat mendengar suara tangisan perempuan yang mengusik tidurnya dan betapa terkejut ia ketika melihat seorang perempuan sedang menangis di sampingnya. Alex melempar pandangannya ke seluruh arah kemudian memeriksa tubuhnya dan ia mulai menyadari di mana dirinya saat ini.

"Shittt,,," Umpatnya menyadari dirinya berada di atas ranjang dengan seorang wanita dan tanpa busana.

"Ra Rachel,,,,,!" Serunya dengan suara terbata.

"Kamu jahat Lex, apa yang sudah kamu lakukan padaku?" Tangis Rachel semakin pecah.

"Apa yang telah terjadi, Chel? Kenapa aku bisa berada disini? Dan apa yang telah terjadi pada kita?" Alex berusaha menampik pikiran buruk yang mulai merasuki otaknya.

"Kamu lupa apa yang telah kamu lakukan padaku? Tega kamu, Lex. Kamu sungguh tega padaku" Rachel kembali meraung histeris.

"Tidak, ini tidak benar. Aku tidak mungkin melakukan perbuatan itu terhadap Rachel".

Alex benar- benar bingung, bagaimana caranya ia bisa berada di tempat itu? Dan yang lebih membuatnya bingung lagi adalah kenapa ia bisa bersama Rachel. Padahal terakhir kali yang Alex ingat, ia sedang berada di sebuah pesta bersama teman- temannya dan disana ia tidak bertemu dengan Rachel.

Fashback Off

Alex mengusap wajahnya dengan kasar, kenangan buruk yang telah lama ia lupakan kini hadir kembali.

"Kenapa Rachel ada disini? Untuk apa dia kembali? Dan siapa bocah itu? Apa mungkin,,,,! Ah, tidak. Itu tidak mungkin".

Alex menggelengkan kepalanya mencoba mengingkari semuanya.

"Aku harus bicarakan masalah ini dengan Rachel. Aku butuh penjelasan darinya".

Alex bangkit, ia berniat masuk kekamar untuk menemui Ayana yang pergi meninggalkannya setelah perdebatan panjang yang terjadi antara mereka. Alex merasa khawatir karena istrinya pergi dengan perasaan saat kecewa dan penuh amarah.

Alex masuk kamar dan ia langsung terkejut saat melihat Ayana telah berkemas dengan sebuah koper di tangannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Alex.

"Aku akan pergi" Jawab Ayana.

"Kamu mau pergi kemana? Ini sudah malam, Ay! Untuk apa kamu pergi malam- malam begini?" Alex mendekati Ayana dan hendak meraih tangan istrinya namun Ayana menepisnya.

"Sudah tidak ada alasan bagiku untuk bertahan di rumah ini. Dan Aku sudah memutuskan, aku ingin kita berpisah" Ucap Ayana tegas.

Duarrr,,,

Alex tercengang mendengar ucapan istrinya.

"Ay,,,! Apa yang kamu bicarakan. Kenapa kamu bicara seperti itu?".

"Katakan jika itu bohong, Ay. Katakan jika kamu hanya ingin menggertakku" Alex mencoba untuk mengingkari ucapan Ayana.

"Aku serius, Al. Aku sedang tidak bercanda" Sahut Ayana.

"Tapi kenapa? Kenapa kamu mau pergi? Jika kedatangan Rachel yang kamu permasalahkan maka aku akan menyelesaikan semuanya. Aku akan menjelaskan padamu tentang apa yang terjadi antara aku dan Rachel" Ucap Alex.

"Tidak perlu. Kamu tidak perlu menjelaskan apapun lagi karena aku sudah muak mendengar pembelaanmu" Balas Ayana.

Ayana menarik kopernya dan hendak melangkah pergi namun Alex menahannya.

"Lepaskan aku, biarakan aku pergi" Ucap Ayana.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi. Kamu tidak bisa pergi begitu saja tanpa mendengarkan penjelasanku".

"Penjelasan apa yang harus aku dengar, hah,,,! Penjelasan tentang hubunganmu dengan wanita itu atau penjelasanmu tentang bocah kecil yang merupakan putramu".

Alex tercengang, sekali lagi ia tidak mampu menampik tuduhan istrinya.

"Tidak usah, Al. Kamu tidak perlu capek- capek menjelaskannya padaku karena aku sudah mengerti semuanya" Tolaknya.

"Kamu tahu hal apa yang paling menyakitkan bagiku, Al,,,?" Ayana menjeda ucapannya.

"Hal yang paling menyakitkan adalah ketika aku tahu ternyata aku bukanlah orang yang kamu inginkan".

"Tidak Ay, itu tidak benar. Kamu salah paham. Dengarkan penjelasanku, aku bisa jelaskan semuanya".

Alex meraih tangan Ayana lalu menggenggamnya dengan kuat.

"Cukup, Al,,,! Cukup" Ayana kembali menepis tangan Alex namun genggamannya terlalu kuat hingga ia tidak bisa melepaskan diri.

"Aku capek. Aku capek menghadapi semua ini. Permasalahan kita terlalu banyak dan aku sudah lelah menghadapi semuanya. Prinsip hidup kita terlalu berbeda, impianku bukanlah seperti impianmu dan keinginanku tidak sejalan dengan keinginanmu. Lantas untuk apa aku bertahan jika jalan kita sudah tidak searah" Ucapan Ayana begitu menyayat hati.

"Mengetahui fakta jika kamu tidak menginginkan anak dariku sudah sangat melukai hatiku, dan kini aku harus mengetahui fakta baru, fakta jika ternyata ada wanita lain dalam hidupmu".

"Maaf, Al! Maaf. Aku sekuat itu. Aku tidak sangguh menghadapi masalah ini. Jadi sekarang biarkan aku pergi karena inilah jalan yang terbaik untuk kita" Ucap Ayana dengan hati terluka.

"Tahan aku, Al. Tahan aku. Katakan jika kamu mencintaiku. Katakan jika kamu menginginkanku" Batinnya penuh harap. Ayana berharap Alex akan menahan kepergiannya dan mengatakan jika ia mencintainya.

Alex melepaskan genggaman tangannya, entah mengapa kata- kata yang keluar dari bibir Ayana menorehkan luka di hatinya.

"Baiklah, Ay! Aku mengizinkanmu pergi tapi hanya untuk sementara waktu. Aku janji, aku akan membawamu kembali setelah aku menyelesaikan semua masalah ini. Aku janji padamu" Ucap Alex.

"Terima kasih" Sahut Ayana seraya tersenyum manis. Alex tidak akan pernah tahu jika di balik senyuman itu ada luka yang mendalam.

Ayana meraih tangan Alex lalu menciumnya dengan lembut setelah itu ia kembali menatap wajah suaminya dalam- dalam. Ayana ingin memandangi wajah tampan itu sampai puas karena ia tahu jika dirinya tidak akan pernah bisa memandangi wajah itu lagi.

"Aku akan mengantarmu" Ucap Alex menawarkan diri.

"Tidak perlu. Aku sudah memesan taxi" Tolak Ayana.

"Aku pergi" Ucapnya kemudian.

Alex mengangguk meski dengan terpaksa.

"Maafkan aku, Ay. Maaf karena telah membuatmu kecewa. Aku janji, aku akan segera menyelesaikan semua masalah ini dan setelah itu aku akan menjemputmu kembali. Aku tidak ingin kehilangan dirimu" Batin Alex.

Ayana melangkah pergi meninggalkan sang suami yang telah menemaninya selama dua tahun, ia tidak pernah menyangka jika pernikahannya akan berakhir seperti ini.

"Maafkan aku, Al. Maaf bila aku harus pergi dengan cara seperti ini. Ini adalah jalan terbaik untuk kita. Aku berharap kamu berbahagia dengan wanita yang kamu cintai, meski wanita itu bukan aku" Batin Ayana.

Ayana mengusap perutnya sembari berbisik

"Ayo kita pergi sayang, ibu janji akan merawat dan menjagamu dengan baik".

Alex melepas kepergian sang istri dengan hati pilu, ia berjanji pada dirinya sendiri jika mereka akan bertemu kembali. Alex meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Ikuti istriku. Pastikan dia sampai tujuan dengan selamat. Dan awasi keberadaannya, jangan sampai kamu kehilangan jejak" Perintahnya pada sang bawahan.

"Aku janji, Al. Aku akan menjemputmu. Aku tidak akan membiarkanmu menunggu lama. Aku akan menjemputmu secepatnya. Aku janji itu".

Alex menyakinkan dirinya jika mereka akan segera bertemu kembali setelah ia menyelesaikan masalahnya, namun Alex tidak pernah tahu apa yang ada di dalam hati istrinya. Alex tidak tahu jika Ayana telah sebuah mengambil keputusan dan keputusan itu merupakan keputusan yang tidak pernah Alex bayangkan sebelumnya. Keputusan yang justru akan membuat mereka berpisah untuk selamanya.

♥︎♥︎♥︎♥︎♥︎

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***