Di bawah langit pagi yang cerah, Kinan tersenyum-senyum sendiri sambil menyiram bunga. Hanya kegiatan itu yang dapat ia lakukan semenjak dinyatakan hamil.
Senyumnya itu se merekah bunga-bunga yang bermekaran di hadapannya. Bukan tanpa sebab, satu jam lalu saat mengantar Azka yang akan berangkat ke kantor, sebelum masuk ke mobil suaminya itu mencium keningnya.
Bukan hanya kali itu saja, dalam lima bulan terakhir sikap Azka mulai berubah lebih perhatian padanya. Itu semua dimulai sejak ibunya menginap saat itu. Dan kemarin malam, tingkah Azka sungguh membuatnya tak bisa menahan untuk tidak tertawa.
Azka pulang kantor dengan membawa tongkat bisbol. Saat ia bertanya suaminya itu hanya tersenyum. Dan malam harinya ia dibuat tercengang ketika guling yang biasa menjadi pembatas, diganti dengan tongkat bisbol tersebut. Dan apa kata Azka.
'Maaf jika perkataan ku akan membuatmu tersinggung. Tapi seperti yang kita ketahui, saat ini kamu bukan istri yang halal untuk aku sentuh. Kamu sedang hamil anak laki-laki lain. Dan sewaktu-waktu jika aku khilaf, kamu harus pukul aku pakai tongkat bisbol itu biar aku sadar.'
Kinan tertawa pelan mengingat ucapan Azka itu, ia tidak menyadari jika arah air yang keluar dari selang tidak mengenai bunga-bunga yang niatnya ingin ia siram.
Hingga seseorang menepuk pundaknya, membuatnya terlonjak kaget. Selang di tangannya sontak saja terjatuh. "Al, kamu bikin kaget aja." Kinan mengelus dada.
"Hayo, pasti lagi mengkhayal. Dari tadi aku lihat kamu senyum-senyum sendiri." Ujar Alesha, niatnya ia ingin duduk santai di teras, namun melihat Kinan ia menghampirinya.
"Eh gak ada," Kinan jadi salah tingkah.
Alesha menganggukkan kepalanya, tatapannya lalu tertuju pada perut Kinan yang sudah membuncit. "Kamu enak banget ya, dari awal kehamilan sampai sekarang udah masuk 6 bulan, kamu gak pernah morning sickness. Aku, masih subuh tapi udah kebangun muntah-muntah." Ujarnya, sekarang saja kepalanya masih terasa pusing.
Yah, saat ini Alesha juga telah hamil satu bulan. Raka yang sudah tak sabar menunggu membuatnya akhirnya berhenti menggunakan kontrasepsi. Beruntungnya waktu itu ia menerima usulan Kiara untuk menggunakan KB suntik saja. Entah apa jadinya jika ia memakai implan yang bisa bertahan selama tiga tahun.
Kinan hanya tersenyum menanggapi ucapan Alesha. Ia juga sedikit heran, padahal anak yang ia kandung memiliki satu ayah yang sama dengan anak yang dikandung Alesha. Tapi kondisi kehamilannya bisa berbeda, entahlah, mungkin anaknya paham ia tidak diinginkan makanya tidak ingin menyusahkan ibunya.
"Al, aku ke kamar dulu ya." Pamit Kinan, ia selalu menghindari mengobrol lama dengan Alesha. Jujur saja, setiap kali melihat Alesha hatinya selalu merasa tersentil. Karena Alesha lah alasannya yang membuat Raka tidak mau bertanggung jawab bahkan dengan tega ingin anaknya itu digugurkan. Dan anak yang ia kandung selamanya tidak akan pernah tahu siapa ayah kandungnya.
Saat menaiki anak tangga, Kinan berpapasan dengan Raka yang hendak turun. Ia berpura-pura tak melihat dan terus mempercepat langkah namun tetap hati-hati. Azka selalu memperingatinya agar berhati-hati bila naik turun tangga.
Walau sudah bisa melupakan Raka, namun ia tetap belum bisa berdamai dengan apa yang pernah terjadi diantara mereka. Jika saja ia tidak hamil, mungkin keadaannya akan berbeda. Adanya benih Raka di rahimnya membuat tidak pernah bisa melupakan kejadian itu, dan yang ia rasakan sekarang sangat membenci Raka yang tidak pernah memiliki rasa bersalah sedikitpun terhadapnya.
Sesampainya di kamar, Kinan duduk di sofa. Mengusap perut buncitnya dengan mata yang berkaca-kaca, "Maafkan Mama ya Sayang, Mama pernah ingin menyingkirkan kamu. Nanti setelah kamu besar, orang yang harus selalu kamu sayangi selain Mama adalah Papa Azka. Karena Papa Azka yang sudah menyadarkan Mama, kamu berhak hidup dan melihat dunia ini." Gumamnya.
Tatapan Kinan lalu tertuju pada tongkat bisbol yang ada di tempat tidur. Lagi-lagi ia terkekeh mengingat peringatan Azka setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. Suaminya itu mengatakan, jangan pernah menyingkirkan tongkat bisbol itu. Aku manusia biasa, tempatnya salah dan khilaf.
Terus menatap tongkat bisbol itu, ia jadi teringat saat Raka mabuk. Andai saja waktu itu ada benda serupa yang bisa ia gunakan memukul Raka, saat ini ia tidak akan mengandung anak pria itu.
Sementara itu, Raka masih berdiri di tangga. Menatap kearah yang dilewati Kinan meski wanita itu sudah tak terlihat. Sampai detik ini, keinginan untuk melenyapkan darah dagingnya sendiri yang dikandung Kinan masih terus bersemayam di hati. Hanya saja, ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan itu.
Raka tidak ingin memiliki dua anak dari rahim yang berbeda. Meski Azka sudah mengatakan dialah yang akan diakui Ayah oleh anaknya Kinan, tapi tetap saja ia tidak ingin melihat anak itu ada. Ia tidak ingin mengambil resiko jika suatu hari nanti kejadian diantara ia dan Kinan akan terbongkar karena anak itu.
"Bang, ngapain berdiri di situ?" Panggil Alesha yang baru saja masuk, melihat suaminya berdiri di tangga seperti sedang menatap sesuatu namun ia tidak melihat ada siapapun di sana.
Raka terhenyak, ia gegas menghampiri Alesha yang melangkah ke arahnya. "Kamu dari mana, Sayang. Tiba-tiba hilang dari kamar?" Tanyanya. Alesha sedang rebahan di ranjang saat ia ke kamar mandi buang air kecil, dan saat selesai Alesha sudah tidak ada di kamar.
"Dari depan, Bang." Jawab Alesha.
"Oh. Ya udah, kita ke kamar ya, kamu istirahat lagi." Raka menggandeng istrinya menuju kamar. Semenjak istrinya hamil, ia jadi jarang masuk kantor karena tidak tega meninggalkan Alesha yang pagi-pagi sudah muntah-muntah, dan belum lagi sering tiba-tiba pusing dan banyak lagi keluhan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Dwi Rustiana
kenapa g Raka aja yang dibikin lemes Mak biar tau rasa dia mana masih nyimpen niat jahat aja lgi emang minta disianida ini manusia satu
2024-04-21
1
kaylla salsabella
ih kok Raka punya anak dari alexa
kan aku kutuk gak punya anak 🤭🤭
2024-04-20
1
Eva Karmita
astaghfirullah Raka kok jahat amat kamu anak tak berdosa mau kamu lenyapkan 😢😢 istighfar Raka biar bagaimanapun yg dikandung Kinan darah daging mu juga kasihan 😔 suatu saat nanti kamu akan menyesal Raka sudah jahat dgn calon anak mu 😭💔
2024-04-20
1