Bukan hanya Azka dan Kinan yang menunda untuk pergi berbulan madu. Tapi Raka dan Alesha pun menunda kepergian mereka, dan untuk itu Alesha sendiri yang ingin menunda dengan alasan ingin pergi bersama-sama dengan Kinan dan Azka. Mau tidak mau Raka pun menuruti permintaan istrinya.
Beberapa hari telah berlalu, masa cuti dua pasang pengantin baru telah usai. Dan kini waktunya mereka kembali bergelut pada pekerjaan masing-masing.
Dalam beberapa hari itu pula Kinan belajar, bagaimana memenuhi kewajibannya sebagai istri Azka. Dia memulainya dari hal-hal kecil, seperti yang dilakukannya sekarang. Sejak subuh ia telah bangun, mandi dan bersiap-siap lebih dahulu baru setelah itu menyiapkan pakaian dan keperluan kantor Azka.
"Aku siapkan bekalnya juga ya. Tunggu sebentar," ucap Kinan sembari meletakkan tas Azka di atas tempat tidur.
"Gak usah, hari ini aku ada pertemuan dengan klien dan kami akan makan siang bersama." Kata Azka sembari memasang dasi.
Kinan hanya diam, raut wajahnya sedikit nampak sayu. Entah kenapa ada rasa kecewa di hatinya atas penolakan itu.
"Tapi lain kali boleh kok dibawain bekal, bosannya juga rasanya kalau tiap ke kantor makan makanan cepat saji. Kadang pengen bawa bekal, cuma gak enak ngomong sama Mama. Takut ngerepotin," ucap Azka kemudian.
Mendengar itu Kinan langsung tersenyum, "Abang boleh request mau dibawain bekal apa. Biar aku bisa siapkan pagi-pagi sekali." Ujarnya terdengar antusias.
"Apa saja, yang penting masakan rumah. Yang dari bahan dan cara mengolahnya lebih higienis." Ucap Azka.
Kinan mengangguk, keduanya lalu bersama menuju ruang makan. Mengisi perut terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas masing-masing. Namun, raut wajah Kinan seketika berubah sendu ketika sampai di ruang makan, sudah ada kedua mertuanya serta Raka dan Alesha.
Melihat penampilan Raka yang rapi ia seakan baru teringat jika hari ini akan kembali bekerja juga, dan ia adalah sektretaris Raka.
"Kinan, jangan lupa siapkan semua berkasnya. Siang nanti kita ada meeting penting." Ucap Raka tanpa melihat kearah lawan bicaranya.
Kinan yang baru saja duduk menoleh menatap Raka sekilas, "Iya," jawabnya lalu membalikkan piring di hadapan Azka. Mengisinya dengan makanan. Hal itu sudah ia lak sejak hari pertamanya tinggal di rumah itu.
Alesha yang telah selesai sarapan, tak lepas memperhatikan apa yang dilakukan Kinan. Sampai sekarang ia masih terus bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa Kinan dan Azka tiba-tiba memutuskan untuk menikah. Sementara yang ia tahu keduanya terlihat biasa saja selama ini. Mungkinkah Kinan dan Azka diam-diam berpacaran, tapi kenapa harus diam-diam?
"Kamu gak sarapan?" Tanya Azka, yang melihat Kinan hanya minum air putih tanpa mengambil makanan.
"Belum lapar, Bang. Nanti aku sarapan di kantor saja." Jawab Kinan.
Azka hanya mengangguk, ia lalu melanjutkan menghabiskan sarapannya.
*******
Usai meeting, Raka langsung kembali ke ruangannya. Seperti biasa, dibelakangnya Kinan mengekor membawakan semua berkas-berkas milik bos-nya itu.
Jika biasanya mereka kerap mengobrol usai menyelesaikan pekerjaan, tapi kali ini Kinan langsung pamit setelah meletakkan beberapa tumpukan berkas di atas meja Raka.
"Tunggu dulu, Kinan." Panggilan Raka saat Kinan hendak melangkah keluar dari ruangannya.
"Ada apa?" Tanya Kinan tanpa membalikkan badannya.
Raka beranjak dari tempat duduknya, ia menghampiri Kinan yang berdiri di ambang pintu. Pria itu tampak menghela nafas berat sebelum berbicara, "Kinan, aku tahu kamu marah bahkan mungkin sangat membenciku sekarang. Tapi apa yang terjadi diantara kita itu diluar kendaliku. Kamu tahu sendiri saat itu aku mabuk dan aku... aku mengira kamu adalah Alesha. Aku mohon Kinan, tolong rahasiakan apa yang telah terjadi diantara kita. Aku tidak mau sampai Alesha mengetahui itu."
Kinan tersenyum kecut mendengarnya, "Yah, yang terjadi diantara kita itu memang bukan kemauan kita. Tapi aku gak nyangka, kamu itu seorang pecundang yang tidak berani mempertanggung jawabkan perbuatan kamu sendiri. Kamu masih beruntung memiliki kakak seperti Bang Azka, jika bukan karena dia aku tidak akan pernah ingat kalau kamu dan Alesha adalah sahabatku." Setelah mengatakan itu, Kinan mempercepat langkahnya keluar dari ruangan Raka.
Sesampainya di ruang kerjanya, Kinan langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi bersamaan dengan air matanya yang membasahi pipi. Setakut itukah Raka kehilangan Alesha sehingga kembali memberinya peringatan.
Kinan memegang dadanya yang terasa sakit. Selama ini ia sudah cukup menahan perih dengan memendam perasaannya pada Raka dan melihat kemesraan pria itu bersama Alesha. Dan sekarang luka hatinya kian menganga atas keadilan yang tidak bisa ia dapatkan dari Raka.
'Ya Tuhan. Engkau yang telah menanamkan rasa cinta itu di hatiku. Maka aku mohon cabut lah kembali. Aku menyesal telah mencintai laki-laki yang salah, dia hanya seorang pecundang yang sama sekali tidak pantas untuk dicintai.' Ucap Kinan dalam hatinya. Air matanya kian deras mengalir. Ia percaya apa yang telah terjadi sudah menjadi takdirnya, tapi ia berharap suatu hari nanti takdir baik akan menghampirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Eva Karmita
keputusan yang tepat lupakan Raka laki" pecundang ngk pantas dapat cinta dari mu Kinan , percayalah karma pasti berlaku mungkin sekarang kamu tersakiti oleh Raka tapi percayalah suatu saat nanti kamu akan dicintai dgn tulus oleh laki" yg tepat dan benar" mencintaimu Kinan 🤗
2024-04-17
1
Flo Ne Bee
dibuat hancur sama Raka,next kebongkar alasan Azka menikahinya. poor Kinan
2024-04-17
0
Adelia Rahma
semangat Kinan lupakan Raka dan bukalah hatimu untuk Azka...dan Azka juga sekarang lupakan Alesha karena kamu telah memilih Kinan sebagai istrimu maka berusahalah untuk membuka hatimu untuk Kinan
2024-04-17
1