"Bang, aku mohon tolong bantu aku cari jalan keluar. Aku gak mau Alesha sampai tahu masalah ini dan dia... dia akan membatalkan pernikahan kami. Aku gak mau itu sampai terjadi, Bang. Abang tahu kalau aku sangat mencintai Alesha." Raka mengacak rambutnya frustasi.
Azka tak mampu berkata apapun. Dia hanya mematung di hadapan adiknya. Sejak tiba di kamar itu, dia merasakan dadanya seolah dihantam bongkahan batu yang besar. Seakan dapat merasakan, apa yang dirasakan Alesha bila melihat pemandangan yang saat ini tersuguh di depan matanya.
Penampilan Raka yang berantakan, dan Kinan yang duduk meringkuk di tempat tidur, menangis sesenggukan sembari meremat erat selimut yang menutupi tubuhnya. Dia yang selalu bermimpi untuk bisa membahagiakan Alesha, tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati wanita yang dicintainya itu bila melihat keadaan Kinan yang hancur karena perbuatan Raka.
"Bang, jangan diam saja. Aku gak mau sampai pernikahanku dengan Alesha sampai batal." Tekan Raka, melihat kakaknya hanya diam ia jadi tersulut emosi karena tak mendapat solusi untuk masalahnya dengan Kinan.
"Kamu gak mau pernikahanmu dengan Alesha batal, lalu bagaimana dengan aku Raka? Setelah apa yang kamu lakukan terhadap aku, kamu mau lepas begitu saja dari tanggung jawab?" Tukas Kinan sambil terisak. Harga dirinya serasa terinjak-injak mendengar penuturan Raka. Setelah mengambil kesuciannya, pria itu enggan untuk bertanya jawab.
Raka menatap Kinan sejenak, lalu mengalihkan pandangannya seraya mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku gak sengaja melakukan itu, Kinan. Aku mabuk," ucapnya dengan nada yang ditekan.
Tangis Kinan semakin pecah mendengar ucapan Raka. Gak sengaja katanya. Yang dia alami bukanlah tentang mainan rusak yang bisa digantikan dengan mainan baru. Apa yang telah direnggut oleh Raka, tak akan bisa dikembalikan lagi atau diganti dengan apapun melainkan hanya dengan pertangungjawaban Raka. Pria mana yang akan mau menerima keadaannya yang sudah tak suci lagi? Tidak akan ada.
"Aku yang akan menikahi Kinan," ucap Azka yang sejak tadi hanya diam. Ia diam bukan karena tak mempunyai solusi, tapi sedang memikirkan sesuatu. Yang ada dalam pikirannya hanyalah Alesha, ia tidak ingin melihat wanita itu menangis maka itu ia memutuskan untuk menggantikan Raka bertanggung terhadap Kinan.
"Jangan gila kamu, Bang. Gimana bisa Bang Azka yang mempertanggungjawabkan perbuatan yang gak pernah Abang lakukan. Aku gak mau Bang Azka yang menikahi aku, Raka lah yang harus bertanggung jawab." Teriak Kinan. Netranya yang berlinang air mata, menatap tajam kedua pria dihadapannya.
Sementara Raka terperangah menatap kakaknya, ia tidak menyangka Azka yang akan bertanggungjawab atas perbuatannya. "Bang," lirihnya.
Azka menghela nafas panjang, dia menepuk pundak adiknya kemudian menghampiri Kinan. Duduk di tepi tempat tidur sembari menatap Kinan dengan nanar. Dalam hatinya iba, seharusnya Kinan memang mendapatkan keadilan atas apa yang telah terjadi. Namun, ia juga tidak ingin melihat Alesha menangis dan sakit hati.
"Kinan, terimalah aku sebagai pengganti Raka. Aku mohon jangan hancurkan pernikahan Raka dan Alesha dengan mengatakan kejadian ini. Aku tahu ini semua tidak adil untuk kamu. Raka bisa saja bertanggung jawab, tapi akan ada banyak hati yang terluka. Bukan hanya Alesha tapi Ibumu juga. Pikirkan bagaimana perasaan Ibumu jika tahu tentang ini." Ucap Azka.
Air mata Kinan semakin mengalir deras. Yah, ibunya. Wanita yang telah melahirkannya, sosok ibu sekaligus ayah baginya. Ia tidak akan bisa melihat ibunya itu menangisi dirinya.
"Kamu mau kan, menikah denganku?" Tanya Azka. Saat mengatakan itu, hatinya terasa berdenyut nyeri. Setelah ia menikahi Kinan, maka akan hilang pula harapan yang selalu ia langit kan dalam doa.
Kinan tak menjawab, namun diamnya itu dijadikan persetujuan oleh Azka. "Malam ini juga, aku akan menemui Ibumu. Untuk memintamu menjadi istriku."
"Aku meminta Abang kesini untuk membantuku mencari jalan keluar. Bukan untuk me..."
"Kalau tidak dengan aku menikahi Kinan, lalu bagaimana lagi Raka? Apa kamu mau menikahi Kinan dan membatalkan pernikahanmu dengan Alesha?" Potong Azka. Dia berbalik menatap adiknya. Ingin sekali rasanya menghajar Raka yang teledor. Merayakan kemenangan tidak juga harus dengan berpesta miras, yang menyebabkan seorang gadis kehilangan kesuciannya. Namun, hatinya yang sedang tidak baik-baik saja membuat tubuhnya juga sejak kehilangan tenaga bahkan untuk sekedar marah.
Raka menatap kakaknya dengan berkaca-kaca. Ia juga tidak tahu harus berkata apalagi. Perasaannya benar-benar campur aduk.
*****
"Bang, sekali lagi maafkan aku. Aku tidak bisa berbuat apapun."
"Sudahlah Raka," Azka mengurai pelukan adiknya. "Aku yang memilih jalan ini, maka aku akan melaluinya dengan caraku sendiri. Kamu fokus saja terhadap Alesha, jangan pernah sakiti dia lagi." Ucapnya.
Raka mengangguk sembari mengusap air matanya.
"Kembalilah ke kamarmu, nanti Alesha bangun dan mencari mu." Kata Azka sambil menepuk pundak adiknya.
"Iya Bang," sebelum keluar dari kamar pengantin kakaknya, Raka melirik Kinan yang berdiri membelakanginya. Dalam hatinya berkata, "Maafkan aku, Kinan. Aku harap kamu tidak membenciku dan kita masih bisa berteman dan menjalin hubungan persaudaraan dengan baik."
Sesampainya di kamarnya, Raka duduk di tempat tidur. Menatap Alesha yang masih tertidur lelap. "Sayang, maafkan aku. Aku harap, jika suatu hari nanti kamu mengetahui apa yang telah terjadi diantara aku dan Kinan, kamu tidak akan meninggalkan aku." Ucapnya lirih lalu mengecup kening istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
enak bngt raka siapa yg makan nangka siapa yg kena getahya.... dengan kata maaf saja..... dalih tak ingin menyakiti alesa tp bikin dosa sama kinan adehhhhhhh gw pingin bejek mukay raka
2024-06-27
1
Adelia Rahma
bukan akan meninggalkan kamu ka..tapi mungkin akan membencimu karena telah menyakiti sahabat nya kinan dan kamu juga sudah menyakiti Azka
2024-04-15
1
Lovita BM
semua menyayangi alesha ,
apa kabar harga diri ,mental ,hati , perasaan Kinan ? apalah 🥺🥺!!!
2024-04-14
2