"Masuklah," ucap Azka. Setelah adiknya masuk ia menutup kembali pintunya. Meski tahu Kinan tidak ingin melihat Raka tapi ia rasa ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan adiknya itu. Beberapa hari belakangan mereka memang jarang komunikasi karena sibuk mengurus pernikahan masing-masing.
"Apa Alesha tahu kamu kesini?" Tanya Azka.
Raka menggeleng, "Alesha sedang tidur, Bang." Jawabnya. Kedua matanya berkaca-kaca menatap abangnya. Selama ini, dia sering kali merasa iri terhadap Azka yang lebih dekat dengan mama Flora ketimbang dirinya. Terkadang ia juga menilai Azka memang sengaja selalu mencari perhatian pada kedua orang tua mereka. Dia tidak suka itu, karena ia adalah putra kandung mama Flora, bukan Azka. Azka adalah anak dari istri pertama papa Rangga yang merupakan saudari kembar mama Flora sendiri yang meninggal dunia setelah melahirkan Azka.
Apalagi ketika Azka diangkat menjadi CEO di perusahaan mama Flora sementara dirinya diangkat menjadi CEO di perusahaan papa Rangga. Rasa iri Raka semakin menjadi, karena perusahaan mamanya ternyata lebih besar daripada perusahaan papanya.
Namun, Abang yang selalu ia nilai minus itu telah menyelamatkannya dari bencana besar. Jika tidak ada Azka, mungkin hari pernikahannya dengan Alesha juga tidak akan pernah terjadi karena kesalahan yang telah ia perbuat.
"Bang, maafkan aku." Raka memeluk abangnya dengan erat. Sementara Azka hanya mematung tanpa membalas pelukan adiknya.
Raka menitihkan air matanya, hal yang dia tahan selama beberapa hari belakangan. Ingin memeluk Azka dan menangis di pelukan sang kakak yang telah menjadi penyelamat hubungannya dengan Alesha.
Waktu itu Raka yang ditemani Kinan sedang berpesta bersama rekannya yang lain untuk merayakan keberhasilannya memenangkan tender. Melihat banyaknya minuman memabukkan yang tersedia Kinan ingin pulang, namun Raka melarangnya dengan alasan Alesha pasti akan banyak tanya bila tahu ia tak kembali ke kantor bersama Kinan. Sebagai sekretaris sekaligus sahabat akhirnya Kinan tetap berada di tempat itu sampai Raka selesai berpesta bersama rekan-rekannya.
Melihat Raka yang nampaknya sudah mabok berat, Kinan mengajaknya segera meninggalkan tempat itu. Diantara kesadarannya, Raka meminta Kinan mengantarkannya ke sebuah kamar untuk membersihkan diri dan memulihkan kesadarannya karena tidak ingin Alesha ataupun keluarganya melihat ia dalam keadaan mabuk.
Kinan menuruti, ia merangkul tubuh Raka yang sempoyongan menuju sebuah kamar yang letaknya di lantai atas. Sesampainya di kamar tersebut, Kinan langsung menjatuhkan tubuh Raka ke tempat tidur.
Efek minuman yang cukup banyak dikonsumsi Raka membuatnya sulit mengendalikan diri. Yang ia rasakan, sekelilingnya terasa berputar dan sulit mengatur pandangannya.
"Kamu istirahat saja disini, kalau sudah merasa baikan telpon aku, nanti aku jemput. Aku pergi dulu," ujar Kinan sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena memapah Raka dari lantai bawah.
Baru akan melangkah pergi, Kinan tersentak ketika tangannya tiba-tiba ditarik. Tubuhnya oleng dan seketika saja terjatuh ke tempat tidur tepat di samping Raka.
"Al, jangan pergi. Please jangan marah. Aku janji tidak akan mabuk lagi."
"Sadar Raka, aku Kinan bukan Alesha." Ucap Kinan sembari berusaha bangkit. Tapi dasarnya berbicara pada orang mabuk tidak akan berefek apapun, yang terjadi Raka justru memeluknya dengan erat sembari terus menghiba meminta maaf.
Raka mengira Kinan adalah Alesha, ia tidak ingin melepas wanita itu pergi sebelum mendapatkan pengampunan karena telah terlena dengan minuman memabukkan.
Semakin Kinan berusaha melepaskan diri semakin Raka memeluknya erat. Pergerakan Kinan yang gesit justru memancing jiwa kelelakian Raka. Ditambah efek minuman memabukkan menjadikan Raka seakan lupa diri.
"Aku mencintaimu, Al. Aku sangat bahagia, kita sebentar lagi akan menikah." Sembari terus meracau, Raka mulia bergerak mengikuti naluri kelelakiannya. Yang dia pikirkan, sebentar lagi akan menikahi Alesha maka tak masalah mereka melakukannya.
Tak seimbangnya tenaga, membuat Kinan tak berdaya. Dia memang mencintai Raka tapi tidak akan pernah memberikan kesuciannya secara sukarela hanya karena cinta. Apalagi yang terjadi sekarang, Raka merenggutnya secara paksa.
Malam harinya. Raka begitu terkejut saat bangun, mendapati dirinya berada diatas ranjang yang sama dengan Kinan dalam keadaan tanpa busana. Wanita itu menangis sesenggukan di sampingnya.
"Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk melawan tapi aku tidak berdaya. Kamu telah memperkosaku Raka, kamu harus tanggung jawab!" Pungkas Kinan. Sebagai wanita yang telah ternoda, ia merasa masa depannya telah hancur. Tiada yang bisa ia lakukan selain meminta pertanggungjawaban Raka.
Raka tak bisa menyangkal telah memperkosa sahabat sekaligus sekretarisnya itu. Meski dalam keadaan mabuk, namun ia masih bisa mengingat potongan potongan kejadian siang tadi. Efek mabuk, ia mengira Kinan adalah Alesha.
Awalnya Raka meminta Kinan untuk melupakan kejadian itu dan berjanji akan memberikan apapun yang Kinan mau asalkan kejadian itu tidak terbongkar. Namun, Kinan mengancam akan mempublikasikan kejadian itu jika Raka tidak mau bertanggungjawab. Kinan tidak mau menjadi wanita ternoda yang tidak mendapatkan keadilan. Dia tidak mempedulikan lagi Alesha sahabatnya yang sebentar lagi akan menjadi istri Raka.
Raka merasa frustasi. Ia tidak mungkin menikahi Kinan sementara pernikahannya dengan Alesha akan digelar dalam waktu satu bulan mendatang. Petaka mabuk membuatnya terjebak dalam masalah yang besar.
Ditengah kebingungan yang melanda, Raka tidak bisa berpikir jernih. Dan akhirnya, yang dapat ia lakukan hanyalah menghubungi Azka, meminta kakaknya tersebut datang.
.
.
.
Visual 🙈🙈🙈
Azka&Kinan
Raka&Alesha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
oalah begitu toh ceritaya.......
2024-06-27
0
Ayu galih wulandari
visualnya cakep cakep kak author aqu suka 😘😘😘😘
2024-04-17
1
Adelia Rahma
nah kan bener dugaan ku...
seharusnya bukan Azka yg harus tanggung jawab ke Kinan..biar bagaimanapun itu kesalahan Raka
2024-04-15
1