Bab 14 GRCA Kaos Tipis

Bima bolak-balik gelisah dan tak bisa tidur. Akhirnya ia bangun dari ranjang itu untuk mencari kesibukan agar bisa tenang dan bahkan terlelap.

Kaki panjangnya ia bawa menghampiri sebuah rak buku kecil yang berisi beberapa bahan bacaan sesuai dengan rancangan sang mama.

Ya, di dalam kamar tamu itu memang disiapkan beberapa buah buku selain pesawat televisi agar para tamu yang menginap bisa menghibur diri mereka sendiri.

Sebuah buku fiksi ia raih dan mulai ia baca,

halaman demi halaman buku bertemakan kisah romantis itu ia lahap dan justru membuatnya malah kepikiran pada Serena.

Seluruh isi kepalanya semuanya berisi tentang Serena dan takdirnya bertemu dengan gadis rental itu.

"Aaaa, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku jadi kepikiran gadis itu terus?" ucapnya dengan helaan nafas beratnya.

Ia pun menutup buku yang sedang dibacanya kemudian ia simpan kembali ke tempatnya semula.

"Serena gak mungkin bisa jadi istriku selamanya karena ia hanya istri sewaan. Apalagi Gilbert adalah salah satu mantan kekasihnya cih! Dimana harga diriku akan aku simpan!"

"Aku, Bimantara ARS tak akan mau bekas dari Gilbert si pecundang atau dari pria-pria lain yang mungkin telah menyewanya juga."

Lama ia bermonolog sendiri dan tetap tak bisa tidur. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan olahraga malam-malam di salah satu ruangan di dalam rumah itu.

Serena yang cantik tapi hanya seorang gadis rental harus ia lupakan dan bahkan kembalikan ke tempat dimana ia mengambilnya.

Pokoknya ia akan berusaha untuk tidak membawa urusan hati dengan gadis rental itu atau ia akan kesulitan untuk berpisah nantinya.

Setelah cukup lelah membakar kalori, ia pun akhirnya jatuh tertidur di saat waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.

🌺

🌹

Serena melenguh pelan seraya meregangkan otot-ototnya. Membuka kedua netranya kemudian tersenyum dengan perasaan yang sangat bahagia.

Baru kali ini tubuhnya terasa sangat segar dan juga nyaman di saat bangun tidur seperti ini. Selama ini, setiap ia bangun maka hanya rasa sakit dan nyeri yang ia rasakan pada sekujur tubuhnya.

Kemungkinannya adalah, karena ia tertidur di atas ranjang king size yang sangat empuk semalaman dan sangat lelap.

Maklumlah, selama ini ia tidur di atas kasur tipis di atas lantai demi tiga orang adiknya bisa tidur nyaman di atas ranjang yang cuma satu-satunya di rumah kontrakan itu.

"Alhamdulillah terimakasih banyak ya Allah, punggungku sama sekali tidak sakit setelah bangun tidur," ucapnya dengan senyum lebar.

Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan, ia pun turun dari ranjang itu kemudian berjalan ke arah kamar mandi yang terdapat di dalam kamar besar dan luas itu.

Membersihkan dirinya dengan mandi kemudian keluar dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang tersedia di dalam kamar mandi sang suami. Mencari pakaian yang bisa ia pakai pagi itu di dalam lemari Bima, ia menemukan sebuah kaos dan kemudian dipakainya.

"Pakai ini saja dulu yang penting memakai baju. Semua milik suami 'kan milik istri hihihi," ucapnya cekikikan.

Setelah memakai kaos Bima yang cukup kebesaran pada tubuhnya yang mungil ia pun mematut dirinya di depan kaca. Rambutnya yang basah ia keringkan dengan handuk kecil setelah itu kedua netranya memandang berkeliling ruangan itu dengan perasaan takjub.

Sungguh, ia baru bisa menikmati suasana kamar suaminya itu karena semalam ia cukup kelelahan dan tanpa sadar tertidur pulas.

"Mas Bima ternyata adalah orang kaya banget," gumamnya seraya menikmati semua barang-barang mewah yang terdapat di dalam kamar itu dengan matanya.

"Tapi kenapa ia harus memilih aku dan cuma nikah kontrak?" ucapnya tiba-tiba dengan hati mencelos.

"Harusnya 'kan aku dinikahi resmi dan tercatat di mata negara?"

"Apa mungkin ia tidak mau membagi harta gono-gini dengan isterinya?"

"Ih pelit amat, kalau tidak mau berkurang hartanya."

"Atau ia punya alasan lain yang sangat urgen? Dia juga 'kan tidak ingin meniduri aku dan memilih tidur di kamar lain."

"Apa mungkin ia punya masalah yang sangat berat?"

"Apa yang terjadi padanya? Aku yakin perkataanya tidak main-main tentang banyaknya wanita yang mengantri untuk berada di sampingnya."

"Secara, mas Bima adalah pria kaya raya."

"Aaaaa bodo amat. Orang kaya memang kadang rada-rada aneh dan membingungkan."

"Gak usah dipikirin atau aku akan ikut aneh dan juga gila. Aku nikmati saja peran aku di rumah ini."

Serena tersenyum dengan hati yang yang sangat lega. Seharusnya ia tidak usah ikut campur dengan apa saja yang dilakukan oleh pria itu.

Ia pun membuka tirai jendela besar di hadapannya agar cahaya matahari pagi bisa masuk ke dalam kamar itu. Membuka bingkai nya kemudian menghirup udara segar dari arah taman bunga.

"MasyaAllah, ini indah sekali," gumamnya takjub. Hamparan tanaman yang teratur dan tertata indah di hadapannya benar-benar memanjakan kedua netranya.

Lama ia berdiri di sana seraya merentangkan kedua tangannya dengan gaya bebas. Suasana kampung halamannya pun terasa kembali dan menggelitik perasaan rindunya pada kedua orangtuanya.

"Ibu bapak, semoga kalian bahagia di sana. Maafkan aku yang tidak bisa menjaga adik-adik yang sedang sakit, hiks," gumamnya dengan isakan. Ya, hatinya kini berubah mengharu biru.

"Delana pasti kerepotan merawat mereka. Padahal ia harus ikut ujian akhir di sekolahnya." Perasaan gadis itu pun kini bertambah semakin sedih.

Aaaaa

Huffft

"Semoga mereka bisa bersabar menunggu aku pulang," ucapnya dengan dada yang masih sangat sesak.

Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, ia pun merasa lebih baik.

"Aku akan mengantar kamu ke rumah sakit," ucap Bima yang tiba-tiba saja berada di belakangnya.

Serena tersentak kaget. Ia pun memutar tubuhnya dan menghadapi suaminya itu.

"Benarkah aku bisa melihat adik-adik aku?" tatap Serena.

"Ya, kamu bisa. Mereka pasti menunggu kamu," ucap Bima santai.

Serena pun segera memeluk pria itu dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Terimakasih banyak mas Bim."

"Hum," jawab Bima seraya mengulas senyum tipis dibibirnya. Akan tetapi, menit berikutnya ia jadi gelagapan dan berubah khawatir.

Serena tak melepaskan pelukannya dan malah menggesek-gesekkan dua buah bukit kembarnya yang terasa sangat bulat dan kencang itu pada tubuh Bima.

Untuk sesaat Bima tak berkutik dan menikmati pengalaman pertama yang sangat nikmat ini. Akan tetapi ia cepat-cepat tersadar kalau Serena adalah gadis rental profesional yang bisa menyiksa para pria sepertinya.

"Ya udah, kamu bersiaplah," ucap pria itu seraya berusaha melepaskan tubuh istrinya yang menempel pada tubuhnya.

"Bersiap sekarang?" tatap Serena tak percaya.

"Iya. Kamu harus menemani adik-adik kamu bukan?"

"Iya mas makasih banyak. Tapi aku kalau keluar rumah harus pakai baju apa, gaun dan underwear aku 'kan udah aku cuci semuanya."

"Ini saja aku pakai kaos kamu mas, maafkan aku ya, udah gak minta izin pula."

"Gak apa-apa."

Serena langsung menunjukkan wajah bingungnya.

Ada mimpi apa pria ini semalam sampai berubah jadi sangat manis seperti ini?

"Mas? Kamu baik-baik saja bukan?"

"Hum." Bima menjawab singkat seraya menatap gadis itu dari atas kebawah dengan dada berdesir plus sangat khawatir.

Bagaimana tidak? Serena ternyata hanya memakai kaosnya yang tipis dan transparan hingga membuat lekuk-lekuk tubuh gadis itu jadi sangat jelas terekspos.

Jujurly, Bima adalah pria normal. Melihat yang segar dan indah bisa membuat si junior langsung terbangun, mengembang dan juga mengeras.

Pantas saja dua bukit kembarnya begitu terasa sangat empuk tadi, gadis ini 'kan tidak memakai underwear.

Oh sial! Kenapa aku jadi sangat menginginkannya sekarang.

🌺🌹🌺

*To be Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Terpopuler

Comments

RACHMAH PARAUDDIN

RACHMAH PARAUDDIN

😎

2024-05-03

0

Rostina Sahar

Rostina Sahar

akhirx kamu jg terpesona Bima hehehe

2024-04-30

0

Hadiyah 0575

Hadiyah 0575

Tersiksa sendiri kan.kamu Bim😀

2024-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 GRCA Taruhan
2 Bab 2 GRCA Dipecat
3 Bab 3 GRCA Wanita Kurir
4 Bab 4 GRCA Gadis Rental
5 Bab 5 GRCA Pemaksaan
6 Bab 6 GRCA Penyakit Berbahaya
7 Bab 7 GRCA Parfum Mahal
8 Bab 8 GRCA Gadis Gila
9 Bab 9 GRCA Tak Tergoda
10 Bab 10 GRCA Dasar Kejam!
11 Bab 11 GRCA Pecicilan
12 Bab 12 GRCA Mana Bayarannya
13 Bab 13 GRCA Rasa Candu
14 Bab 14 GRCA Kaos Tipis
15 Bab 15 GRCA Tak Tahan
16 Bab 16 GRCA Titah Arjuna
17 Bab 17 GRCA Nikah Kontrak
18 Bab 18 GRCA Ruang Rindu
19 Bab 19 GRCA Sebuah Keputusan
20 Bab 20 GRCA Gadis Murahan
21 Bab 21 GRCA Panggilannya Nana
22 Bab 22 GRCA Kutukan Readers
23 Bab 23 GRCA Dimana Serena
24 Bab 24 GRCA Rencana Arjuna
25 Bab 25 GRCA CEO PMS
26 Bab 26 GRCA Got You!
27 Bab 27 GRCA Bodo Amat!
28 Bab 28 GRCA Bidadari Cantik
29 Bab 29 GRCA Dasar BrengZek?
30 Bab 30 GRCA Jalan Atau Gendong
31 Bab 31 GRCA Belum Halal
32 Bab 32 GRCA Udah Gak Sabar
33 Bab 33 GRCA Kekhawatiran Amar
34 Bab 34 GRCA Tidurlah Yu
35 Bab 35 GRCA Kau?!
36 Bab 36 GRCA Eng Ing Eng
37 Bab 37 GRCA Aku Pergi
38 Bab 38 GRCA Nah Lho
39 Bab 39 GRCA Gawang Jebol
40 Bab 40 GRCA Gollll
41 Bab 41 GRCA Aku Mencintaimu
42 Bab 42 GRCA Pria Aneh
43 Bab 43 GRCA Kekesalan Amar
44 Bab 44 GRCA Apem Dan Susu
45 Bab 45 GRCA Amar Kecewa
46 Bab 46 GRCA Keputusan Ayu
47 Bab 47 GRCA Petaka Coklat
48 Bab 48 GRCA Cinta Terpendam
49 Bab 49 GRCA Pengakuan Amar
50 Bab 50 GRCA Ternyata Oh Ternyata
51 Bonchap GRCA Sebelum Unboxing
52 Bonchap GRCA Mana Muat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 GRCA Taruhan
2
Bab 2 GRCA Dipecat
3
Bab 3 GRCA Wanita Kurir
4
Bab 4 GRCA Gadis Rental
5
Bab 5 GRCA Pemaksaan
6
Bab 6 GRCA Penyakit Berbahaya
7
Bab 7 GRCA Parfum Mahal
8
Bab 8 GRCA Gadis Gila
9
Bab 9 GRCA Tak Tergoda
10
Bab 10 GRCA Dasar Kejam!
11
Bab 11 GRCA Pecicilan
12
Bab 12 GRCA Mana Bayarannya
13
Bab 13 GRCA Rasa Candu
14
Bab 14 GRCA Kaos Tipis
15
Bab 15 GRCA Tak Tahan
16
Bab 16 GRCA Titah Arjuna
17
Bab 17 GRCA Nikah Kontrak
18
Bab 18 GRCA Ruang Rindu
19
Bab 19 GRCA Sebuah Keputusan
20
Bab 20 GRCA Gadis Murahan
21
Bab 21 GRCA Panggilannya Nana
22
Bab 22 GRCA Kutukan Readers
23
Bab 23 GRCA Dimana Serena
24
Bab 24 GRCA Rencana Arjuna
25
Bab 25 GRCA CEO PMS
26
Bab 26 GRCA Got You!
27
Bab 27 GRCA Bodo Amat!
28
Bab 28 GRCA Bidadari Cantik
29
Bab 29 GRCA Dasar BrengZek?
30
Bab 30 GRCA Jalan Atau Gendong
31
Bab 31 GRCA Belum Halal
32
Bab 32 GRCA Udah Gak Sabar
33
Bab 33 GRCA Kekhawatiran Amar
34
Bab 34 GRCA Tidurlah Yu
35
Bab 35 GRCA Kau?!
36
Bab 36 GRCA Eng Ing Eng
37
Bab 37 GRCA Aku Pergi
38
Bab 38 GRCA Nah Lho
39
Bab 39 GRCA Gawang Jebol
40
Bab 40 GRCA Gollll
41
Bab 41 GRCA Aku Mencintaimu
42
Bab 42 GRCA Pria Aneh
43
Bab 43 GRCA Kekesalan Amar
44
Bab 44 GRCA Apem Dan Susu
45
Bab 45 GRCA Amar Kecewa
46
Bab 46 GRCA Keputusan Ayu
47
Bab 47 GRCA Petaka Coklat
48
Bab 48 GRCA Cinta Terpendam
49
Bab 49 GRCA Pengakuan Amar
50
Bab 50 GRCA Ternyata Oh Ternyata
51
Bonchap GRCA Sebelum Unboxing
52
Bonchap GRCA Mana Muat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!