"Oh, udah mau dibayar sekarang ya?" tanya Bima seraya mengulas senyum di wajahnya. Jantungnya sedikit tercubit karena malu belum menunaikan kesepakatannya dengan gadis itu.
"Tentu saja mas Bima. Pernikahan ini adalah pernikahan bisnis. Aku gadis rental dan kamu sebagai konsumen aku. Ada uang ada barang!"
Bima langsung terkekeh lucu.
Dan...
Pletak.
"Awww!" Serena meringis sakit karena kepalanya langsung dapat jitakan kecil dari suami kontraknya itu.
"Emangnya kamu barang? Sok bisnis kamu!" ucap pria itu dengan ujung bibir terangkat.
"Terserah. Yang penting aku mau dibayar sekarang atau perjanjian kita batal!"
Bima terkekeh kembali.
"Adik-adik kamu yang ada di rumah sakit itu udah aku tanggung sampai sembuh. Lalu bayaran yang mana lagi yang kamu inginkan heh?"
Kedua netra Serena langsung membulat indah karena baru tersadar dengan apa yang telah dilakukan oleh pria itu padanya. Ia pun langsung bangun dari posisinya dan memasang wajah bersalah.
"Oh itu? Maaf ya mas, aku lupa. Tapi 'kan?" Serena bergumam dengan ujung kalimat ia gantung.
"Tapi belum cukup? Iyya?" sela Bima cepat. Seolah mengerti apa yang ada di dalam pikiran gadis cantik itu.
Serena mengangguk pelan dengan wajah yang sangat menggemaskan. Bima semakin gregetan saja dibuatnya. Ingin ia sentuh kembali gadis itu tapi ia berusaha menahannya.
Ia pun tersenyum samar kemudian meraih gadget-nya untuk melakukan sebuah transaksi keuangan mobile.
"Berapa nomor rekening kamu?" tanyanya dengan jari-jari sibuk menari di atas keyboard gadgetnya.
Wajah Serena langsung berubah kaget. Ia menatap pria tampan di hadapannya dengan wajah serius.
"Jadi beneran kamu mau bayar tambahannya sekarang?" tanyanya.
"Kamu yang minta bukan? Ayo cepetan, aku mau mandi nih."
Serena berubah gelagapan. Ia jadi panik sendiri karena tak ingat berapa nomor rekeningnya. Ia pikir pria itu akan menunjukkan uang cash dalam jumlah yang banyak.
"Aku gak ingat. Lagian aku maunya uang cash!"
Pletak!
"Awww! Sakit tahu!" gerutu Serena dengan bibir manyun.
"Eh, udah gak jaman pake cash 1 M. Bahaya." Bima tersenyum seraya mengelus pucuk kepala Serena karena khawatir, jitakannya benar-benar sakit.
"Ih bilang aja kamu gak punya uang dan cuma mau ngutang saja!" cibir Serena.
"CEO kere tuh namanya!"
Bima hanya mendengus dengan tuduhan gadis itu padanya.
"Banyak lho penipuan model baru. Pura-pura mau bayar lewat transfer eh, ternyata zonk dan akhirnya kabur deh. Aku 'kan bisa rugi!" dengus Serena.
Bima tak menjawab tetapi malah menyimpan kembali gadgetnya. Meraih dompetnya, ia pun mengeluarkan sebuah kartu sakti berwarna hitam dan menyerahkannya pada gadis itu.
"Ambil ini. Aku bukan jenis pria penipu. Kalau aku sudah bilang A maka itu tetap A!" tegas Bima kemudian segera berlalu dari hadapan Serena.
Untuk beberapa detik, Serena terdiam dan terpaku. Ia begitu kaget dengan benda keramat yang telah diberikan oleh pria itu padanya.
Seumur-umur, ia tak pernah membayangkan akan mendapatkan sebuah kartu sakti yang sangat diidam-idamkan oleh semua wanita di dunia ini.
"Hey mas Bim. Ini beneran yang namanya black card?" teriak Serena masih dengan ekspresi tak percayanya.
"Gak. Itu red card!" balas Bima santai dan langsung menghilang di balik pintu kamar mandi di dalam ruangan yang sangat luas itu.
Serena mengangkat bahunya kemudian menatap kartu sakti berwarna hitam yang ada di tangannya.
Matanya berbinar dengan perasaan bahagia yang membuncah. Bibirnya tak berhenti mencium kartu itu dengan pikiran-pikiran yang sangat banyak di dalam kepalanya.
"Ya Allah, aku beneran mendapatkan kartu semacam ini dari pria asing yang tiba-tiba menjadi suami aku," gumamnya masih dengan senyum diwajahnya.
"Aku benar-benar bisa jadi crazy rich ini," ucapnya lagi dengan pipi menghangat bahagia.
"Ibu bapak, anakmu kaya padahal cuma dikontrak. Lah kalau jadi istri selamanya gimana yak?"
"Aku bisa kaya tujuh turunan. Ah ya...kalau begitu aku tak akan mau berpisah apapun caranya hihihi."
Serena terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri seperti orang gila.
Nampak sekali kalau ia sangat bahagia karena tak menyangka akan mendapatkan kartu sakti seperti yang pernah ia nonton di dalam film-film. Sebuah kartu yang isinya pasti unlimited.
"Aku akan jadi orang kaya mendadak, hihihi," ucapnya tertawa cekikikan.
Gadis itu pun mencium lagi kartu itu berkali-kali dan membawanya tidur. Otaknya yang kecil tak berhenti membayangkan akan bagaimana hidupnya kedepannya dengan uang yang sangat banyak.
Bisa menyekolahkan adik-adiknya adalah hal yang sangat diidam-idamkannya. Melakukan sebuah perjalanan wisata ke tempat-tempat indah di seluruh dunia, juga adalah keinginannya yang sudah lama ia pendam karena tak punya uang.
Semua bisa terlaksana kini karena uang sudah berada di tangannya. Berbagai macam rencana pun ingin ia wujudkan sampai ia tak bisa lagi mengkhayal dan akhirnya jatuh tertidur.
Bima yang baru keluar dari kamar mandi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat gadis itu terlelap dengan posisi menempelkan kartu miliknya pada bibir gadis itu.
"Dasar gadis rental, dia pikir enak apa mencium kartu," gumam Bima seraya meraih kartu yang masih menempel pada bibir gadis itu.
"Lebih enak cium bibir aku lah," ucapnya dengan senyum jahil diwajahnya. Libidonya pun terpancing hanya karena memandang bibir itu yang terbuka sedikit dan seolah mengundangnya dengan suka rela.
Dengan gerakan hati-hati, ia pun menyentuhkan bibirnya sendiri pada bibir istri kontraknya itu dan mengulumnya penuh gairah.
Sungguh, ia sudah merasa candu dengan rasa bibir yang agak tebal dan imut itu. Rasanya sangat manis dan juga lembut.
Serena langsung terjaga karena Bima mengulum bibirnya intens dan juga lama. Gadis itu membuka kedua netranya dan tak sadar membalas apa yang dilakukan oleh Bima.
"Tidurlah lagi," bisik Bima setelah melepaskan tautan bibir mereka.
"Ish! Dasar! Orang udah tidur juga digangguin!" kesal Serena karena tidurnya jadi terganggu.
"Hahahaha emangnya aku mau rugi!" tawa Bima dengan perasaan yang sangat bahagia. Setelah itu ia menghilang dari balik pintu untuk tidur di kamar sebelah.
Serena menyentuh bibirnya yang terasa sangat tebal dan juga basah karena perbuatan pria itu.
"Apakah dia menciumku lagi?" gumamnya pelan dengan dada berdebar kencang.
"Kartu! Dimana kartu itu?"
Seketika ia langsung bangun dan mencari kartu sakti itu.
Tak lama kemudian ia pun bernafas lega karena kartu black card miliknya ternyata ada disamping bantalnya.
"Alhamdulillah, kamu gak hilang," gumamnya dengan helaan nafas lega.
"Aku pikir pria itu ingin mengambil kamu kembali huhh," ucapnya seraya menguap dan akhirnya tertidur dengan nyenyak berselimutkan malam dengan puluhan kartu-kartu sakti berwarna hitam yang mempunyai saldo tak terbatas.
Berbeda dengan Bima yang ternyata tak bisa memejamkan matanya sepanjang malam itu. Entah kenapa ia sangat gelisah karena selalu memikirkan bibir Serena.
"Oh Tuhan, apakah aku harus ke kamar itu dan melakukan sesuatu pada Serena?"
🌺🌹🌺
*Tobe Continued.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
RACHMAH PARAUDDIN
akhirnya tergoda jg bima
2024-05-03
0
Rostina Sahar
tdk bakalan dapat tidur sampai pagi Bima... hahaha
2024-04-30
0
Hadiyah 0575
Nah... loh Bim kamu kenapa sih ga bisa tidur
2024-04-29
0