Dalam semedi yang dia lakukan berkelebat tentang segala jenis pengobatan serta pengolahan bahan ramuan, bukan itu saja bahkan dia mendapatkan cara berkultivasi yang sangat hebat dan tanguh, bayangkan pada zaman modren dan semua tekhnologi sudah cangih malah ketiban dengan pengetahuan agung dari masa lalu.
Setelah selesai bersemedi Yeha merasakan tubuhnya penuh dengan vitalitas, dia merasakan kekuatan beredar diseluruh tubuh, bahkan dia bisa merasakan pukulannya mampu menghancurkan besi dan logam, terendus bau yang sangat busuk berasal dari tubuhnya, dia segera pergi ke sungai dan berendam sampai bersih di sana.
Yeha merasa dia sudah berada berbulan bulan di dalam goa, dia hanya bersemedi, berlatih akunputur dan kultivasi, untung saja terdapat tanaman di dalam goa, ada tumbuhan di dalam goa yang menghasilkan buah buahan berwarna merah, tidak pernah terlintas di benaknya apa yang dia makan adalah buah saripati naga.
Darah naga yang mati kemudian mengalir ke dalam tanah dan menyebabkan tumbuhnya tanaman berbuah merah darah, inilah sehari hari yang dikonsumsi oleh Yeha, sedangkan buah itu sendiri melebur ke dalan pembuluh darah yang mengakibatkan darah menjadi kebal racun dan mempunyai kekuatan spesifik, tahan terhadap senjata dan luka dalam.
Setelah merasa cukup Yeha kemudian keluar dari dalam Goa, dia mendapati dirinya berada dipingir sungai di bawah jurang, untuk naik ke atas sangat tidak mungkin karena tinginya horizontal, tapi Yeha merasa mampu, dia harus kembali kerumah kasihan ayah dan adeknya, tidak mungkin adeknya yang masih kecil bisa merawat ayahnya, pantasnya dia hanya menikmati hidup seperti gadis gadis kecil lainnya.
Dengan keyakinan yang kuat dia kemudian melompat dan menginjak dinding batu sebagai pijakan, dan kemudian melenting kembali ke atas dan berhasil sampai ditempat semula ketika tabrakan terjadi.
Yeha menarik nafas lega, sudah berbulan bulan dia berada di bawah dan sekarang saatnya pulang mesti membawa tangan kosong dia sudah punya banyak perencanaan dalam pikirannya ke depan.
Kisah pilu yang dia bisa rasakan dalam hati selama ini pasti akan berubah, ejekan dan hinaan dari teman selama ini hanya bisa dia tahan dalam hati, bahkan wanita yang berhubungan dengan dia memandang hanya sebelah mata saja.
Dengan perasan rindu membuncah dia berlari dengan cepat, terlihat seperti petir yang melaju dengan kencang, hanya butuh waktu lima menit dari normal lima puluh menit dia sudah sampai dirumah.
Yeha mengetuk pintu dan memangil adiknya
" Karen..karen kakak pulang " teriaknya sambil menggedor gedor pintu rumah, perasaanya sunguh sangat tidak nyaman, baru akan mengetok kembali, pintu terbuka dan sosok perempuan mungil yang cantik terlihat dari balik pintu.
" Kakak kok baru pulang mana makannnya, aku dan ayah sangat lapar " ujarnya sambil mengelus elus perutnya menahan lapar.
Yeha merasa kebingungan, bukankah sudah berbulan bulan dia pergi meningalkan rumah, kenapa adiknya masih meminta makanan seakan akan baru tadi dia pergi ke luar. Merasa kebingungan dengan apa yang terjadi Yeha kemudian bertanya
" Emang kakak sudah pergi berapa lama ?" dia merasa terjadi slip waktu bahkan ketika dia pergi pakaian yang dikenakan oleh Karen masih sama dengan apa yang dia pakai sekarang.
" Kakak pergi sudah beberapa jam, kata kakak mau beli makanan buat kami " kata Karen dengan sedikit merajuk, dia merasa kakaknya beralasan, jika pun iya maka dia tidK akan marah dia mengeri mungkin kakaknya belum punya uang, palingan dia bertiga akan berpuasa kembali sampai besok.
Mendengar penjelasan adiknya, Yeha kemudian memeluk dan mengusap kepala Karen
" Sabar ya dek, sebenarnya kakak belum ada uang, tadi kakak keluar mencari kerja serabutan tapi tidak satupun yang kakak dapat, ayo kita masuk ke dalam dulu menemui ayah "
Karen yang mendengar penjelasan kakaknya hanya bisa menarik nafas dalam dalam, apa yang dia pikirkan akhirnya terbukti, tapi dia tidak mungkin mendesak kakaknya, sangat kasihan sekali jika selalu mendesak kakaknya apalagi sampai melukai perasannya, selama ini Yeha sudah banyak mengalah demi dia dan ayahnya dan Karen paham dengan situasi itu.
" Kakak kenapa kamu kelihatan beda sekali, mukanya terlihat putih bersih dan sangat tampan, apakah putih karena kedinginan kena guyur hujan ? "
Sewaktu masuk ke dalam rumah Karena baru bisa melihat keadaan kakaknya dengan jelas, dia terkejut karena penampilan kakaknya yang sangat tampan dan halus walau masih berbalut baju murahan, tapi tidak mengurangi pesonanya.
Yeha hanya tersenyum sambil menarik adiknya kedalam, pikirannya sudah sangat bercabang dan dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang harus dia cari jawabannya satu persatu, tapi ini bukan saat yang tepat, waktu yang tepat kali ini adalah melihat dan mengobati ayahnya.
" Ayah ..apa khabar anda ..?" tanya Yeha ketika melihat ayahnya yang masih terbaring lemas di atas ranjang, ranjang ini adalah satu satunya tempat tidur, sedangkan untuk Yeha dan karen mereka tidur di bawah dengan berlapiskan tikar, mau beli pun mereka sudah tak sanggup karena sudah hampir sebulan di kota metropolitan ini Yeha masih belum mendapatkan perkerjaan, sehinga untuk makan terpaksa memakai uang simpanan penjualan rumah lama.
Ayahnya melihat Yeha dengan pandangan sedih, bagaimana tidak seharusnya anaknya bisa kuliah dengan tuntas tapi karena keadaan dia yang sakit maka semua perencanaan menjadi buyar, ada perasaan bersalah kepada anaknya.
" Ayah baik baik saja nak, kamu darimana tadi adik kamu nungguin " kata ayahnya sambil berusaha tersenyum.
Terlihat Yeha sedang mencari cari sesuatu di lemari, setelah sibuk beberapa waktu akhirnya sia menemukan apa yang dia cari yaitu jarum jahit, ada sekitar lima puluh jarum jahit di dalam kotak.
" Adik coba panaskan air dan segera rendam jarum ini dalam air mendidih "
Karena hanya memandang bengong dan melaksanakan apa yang diminta oleh Yeha, mau apa kakak merendam jarum ini dalam air panas mendidih, apa kakak pikirannya lagi ngga beres, pikirnya sambil berlalu ke dapur.
Yeha membantu ayahnya untuk duduk dan dengan cepat memijit beberapa titik akuputur di tubuh yang kurus kering itu, dia memijit untuk melancarkan peredaran darah yang sudah lama membeku terutama di bagian kedua kaki, selang beberapa lama Karen datang dengan membawa jarum yang sudah disterilkan dengan air panas.
Yeha kemudian menusukan jarum ke titik titik tertentu tubuh ayahnya, titik titik tertentu yang ditusuk dengan jarum disertai dengan tenaga dalam supaya penghambat menjadi pecah.
Bagian kaki kemudian mengeluarkan uap, dan bergetar, kemudian selang satu jam Yeha kemudian menarik kembali jarum dan kemudian kembali memijit kaki ayahnya guna menstimulasi agar otot bisa begerak dengan bebas.
" Ayah coba sekarang berdiri dan berjalan " pinta Yeha
Ayahnya kemudian mencoba berdiri, walau sedikit goyah akibat lama tidak digerakan dengan usaha beberapa kali dilakukan akhirnya dia bisa berdiri dan melangkah dengan pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Agni Amerta
sengsara membawa nikmat /Drool/
2024-10-01
0
Karya Sujana
untung ada tisu
siapa yg ngiris bwg sih dekat mataku
2024-06-22
0
∆ Yuan Ji ∆
semedi ?
2024-05-11
1