Pria itu mengantar kekasih nya pulang ke rumah namun ia tidak sempat mampir karna hari ini jadwal nya sangat padat ia mengemudikan mobil nya menuju ke rumah nya begitu sampai di rumah ia terkejut mendengar sebuah sapaan.
Ya lebih tepat nya adalah Sapaan bernada dingin itu menyapa telinga nya ia menoleh ke arah sumber suara dan melihat istri nya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Menelisik wajah sang istri yang berwajah dingin itu membuat ia mengeryit bingung, apa mungkin istri nya ini sedang marah. Batin nya.
"Mas kenapa aku hubungin dari kemarin gak dijawab apa sebegitu sibuk nya sama wanita lain sampai gak mau jawab telfon dari aku" todong nya pada sang suami
"maaf kemarin sibuk" jawab Arvan dengan singkat
"sibuk seperti apa mas, sibuk bercumbu dengan wanita lain kan sampai gak ingat istri nya nungguin di rumah" cecar Vero dengan nada sinis
"memang nya kenapa itu hak saya kamu sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan pribadi saya'' jawab nya dengan nada emosi
" apa gak bisa nunggu anak ini lahir mas, apa gak bisa nunggu kita berpisah" ucap Vero dengan berlinang air mata
"sebentar lagi aja mas, seenggak nya kamu hargai aku sebagai istrimu karna aku juga butuh perhatian dari kamu walau pun yang aku kandung bukan anak kamu" sambung nya lagi dengan sesunggukan dan itu membuat Arvan menjadi kasihan terhadapnya walau bagaimana pun ia pernah begitu mencintai wanita yang ada di depan nya ini
"aku mohon mas jangan abaikan aku, setelah kita berpisah nanti kamu bebas mau melakukan apa pun aku tak akan menghalangi nya, tapi tidak untuk sekarang" mohon nya lagi pada sang suami kemudian ia memeluk suami nya namun ia tak mendapat kan balasan dari sang suami dan itu membuat hati nya bertambah begitu sakit.
"akan saya usaha kan" mendengar jawaban sang suami membuat hati nya sedikit lega karna ia tau bahwa sang suami selalu menepati ucapan nya
"terima kasih mas" ucap nya lagi sebenar nya dia tidak ingin berpisah dengan suami nya namun ia tak mau egois dan memilih melepaskan sang suami karna tak mungkin ia menahan sang suami yang tak lagi mencintai nya
"ya udah kalo begitu saya akan bersiap dulu kamu tunggu disini saja biar pelayan yang menyiapkan baju saya karna saya akan langsung berangkat" ucap Arvan
" apa kamu sudah sarapan mas" tanya nya dan di angguki oleh suami nya dan membuat hati nya kembali sesak sebenar nya siapa wanita yang sudah membuat suaminya jatuh cinta, mungkin dia akan mencari tau nanti.
Setelah bersiap siap Arvan langsung berangkat menuju bandara karna sudah di tunggu oleh sang asisten dia duduk dibelakang sambil membuka tab nya mata nya fokus memandang benda tersebut namun ia berbicara pada sang asisten
"gimana Bas apa sudah menemukan sedikit petunjuk" tanya nya pada sang asisten dan Bastian hanya menghela nafas dengan berat
"sebenarnya saya mencurigai seseorang tuan karna pada saat nona Vero pergi ke toilet selang beberapa menit dia memasuki toilet wanita tuan" jawab nya pada sang atasan dan Arvan pun menautkan alis nya dengan wajah bingung namun ia menerima tab yang di sodorkan oleh Bastian
"itu adalah bukti cctv sebelum kejadian itu bos" timpal Bastian lagi dan Arvan mengamati lelaki yang tertangkap cctv tersebut dan jantung nya berdegup denan cepat
DEG
"kenapa dia mirip sekali dengan seseorang" gumam nya dalam hati
"anda juga berpikiran yang sama kan bos" ucap Bastian karna pasti bos nya itu bisa menebak siapa lelaki itu
"yah seperti nya jalan pikiran kita sama coba kau selidiki lelaki ini" perintah nya pada sang asisten dan langsung di angguki oleh Bastian kemudian tidak ada lagi percakapan di antara mereka.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhir nya mereka sampai di bandara dan bersiap untuk berangkat.
.
.
Saat ini Raisha tengah duduk di ruang keluarga dia sedang mengerjakan skripsi, sebenar nya dia tidak suka di rumah sendirian namun mau bagaimana lagi mungkin nanti setelah selesai mengerjakan tugas skripsi ia akan hangout dengan sahabat nya Kamelia dia baru ingat kalau sudah dua hari ini dia belum menghubungi sang sahabat. huh bisa kena omel tujuh hari tujuh malam ini sama Lia. Batin nya
"akhirnya selesai deh untuk hari ini" setelah berkutat beberapa jam dia memutuskan untuk istirahat dia juga melirik ponsel nya namun belum ada kabar dari sang kekasih akhir nya dia memutuskan untuk menghubungi sang sahabat dari pada ia bosan
"halo" terdengar suara grusak grusuk dari seberang sana
"ha halo, masih ingat kamu sama aku" jawab Lia namun dia seperti mendengar suara aneh dari Lia
"elo lagi ngapain sih Lia kok suara kamu aneh banget" tanya Raisha bingung
"ahh aku gak lagi ngga ngapa ngapain kok aku cuma lagi makan ini pedeshhh" jawabnya dan itu membuat Raisha mengeryit bingung dengan tingkah sahabat nya yang suara mirip orang sedang mendes*h
"lo yakin baik baik aja perasaan makan pedes gak seperti itu" tanya lagi pada sang sahabat
"emhh mending nanti gue hubungin lagihh aku lagi fokus makan" ucap Lia dan terdengar bunyi tut tut tanda telfon nya telah mati
"si Lia aneh banget deh suara nya kayak orang lagi making love aja" gumam nya kemudian ia naik ke lantai atas untuk beristirahat.
.
.
Beberapa hari kemudian Raisha tampak galau saat ini karna kekasih nya jarang memberi nya kabar bahkan dari kemarin dia tidak bisa menghubungi nya sama sekali dan saat ini dia sedang makan di kantin bersama sang sahabat Lia dan Aditya dia hanya mengaduk aduk makanan nya dan itu diperhatikan oleh dua sahabat nya itu mereka saling pandang tanda bingung dengan tingkah Raisha
"Sha, kamu baik baik aja kan apa elo lagi gak enak badan" tanya Adit yang khawatir terhadap kondisi Lia
"iya Sha kok aku perhatiin dari tadi kamu nglamun aja sih kaya orang bingung" timpal Lia dengan nada khawatir kemudian Raisha pun menatap kedua sahabat nya itu
"aku cuma lagi khawatir saja sama keadaan oma katanya lagi sakit bahkan mama sama papa masih disana belum ada yang pulang apa mungkin sakit nya parah yah" kilah nya memang dia khawatir dengan oma nya namun ia sebenarnya bingung karna sang kekasih tidak mengabari nya sama sekali
"ya kan kamu bisa hubungi mereka kalau nusul kan gak mungkin kita kan lagi nyusun skripsi" ucap Lia dang di angguki oleh Adit
"iya sih mungkin aku aja yang parno" jawabnya kemudian
"udah makan aja jangan terlalu di pikirin kalau ada apa apa pasti mereka hubungi kamu" ucap Adit menenangkan dan setelah selesai makan mereka menuju kelas mereka kecuali Adit yang emang berbeda kelas karna beda jurusan.
Setelah kuliah nya selesai ia dan sahabatnya Lia memutuskan untuk pergi ke mall untuk berbelanja sambil jalan jalan cuci mata dari pada suntuk di rumah sendirian memikirkan sang kekasih karna jika dihitung mungkin sejak satu minggu pergi keluar kota mereka jarang komunikasi dan untuk saat ini dia memilih abai dan tidak terlalu memikirkan biarlah semua mengalir apa adanya.
Saat ini mereka sedang memilih milih baju di butik langganan mereka lebih tepat nya ia sedang melampiaskan ke galauan nya dengan belanja dan menguras isi ATM sang kekasih yang di berikan nya beberapa waktu lalu biarlah nanti kekasih nya marah karna uang nya keluar banyak setelah selesai memilih mereka menuju kasir untuk membayar kemudian ia menyodorkan black card nya dan itu membuat Lia sang sahabat bingung karna Raisha sebelum nya tidak memiliki kartu tersebut.
"Sha sejak kapan lho punya kartu itu" tanya Lia yang heran
"sejak gue punya pacar kaya, dan belanjaan elo biar gue yang bayar lo tenang aja dia gak bakal protes ini hukuman karna dia gak hubungin gue beberapa hari ini" terang nya pada sang sahabat
"pantes galau teroosss" ejek Lia
"udah ah jangan protes protes terus udah ayok dah selesai kan" ucap nya sambil menarik tangan sang sahabat untuk keluar dari butik tersebut kemudian mereka menuju restoran tempat biasa mereka nongkrong namun belum sempat ia masuk ia seperti melihat seseorang
DEGG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments