BRUKK
"ya Tuhan ada ada aja sih malu maluin banget tau gak gue" ucap Raisha dalam hati "maaf om aku ga sengaja soalnya buru buru banget pengin kenalan sama om keburu pergi" ucap Raisha tanpa rasa bersalah dia benar benar kehilangan urat malu nya
"kalo jalan lihat lihat, lagian belum tentu saya mau kenalan sama kamu" ujarnya dengan begitu dingin dan sarkas membuat Raisha langsung membeku ditempat ia merasa tertantang ingin mendapatkan laki laki ini
"jangan ketus ketus lah om nanti cepet tua dan gak ada yang mau sama om" ujar Raisha dengan nada sesikit menggoda ia juga begitu percaya diri sekali membuat lelaki itu heran biasa nya wanita yang mendekati nya harus berpura pura dulu tapi gadis ini langsung menunjukan sifat aslinya
"jangan panggil saya om karna saya ngga nikah sama tante kamu dan saya yakin tidak akan jatuh cinta sama kamu" jawab Arvan dengan ketus agar ia berpikir setelah ini gadis itu akan pergi namun salah karena yang ada dia tetap menggoda dirinya
"ya terus saya manggil apa donk kakak atau mas juga boleh" sambung Raisha
"terserah saya males ladenin cabe cabean kaya kamu pekerjaan saya banyak" ucapnya sambil berlalu pergi ia sungguh tidak peduli dengan gadis di depan nya ini karna ia sudah biasa menghadapi gadis gadis yang mendekatinya dengan di luar nalar
"om nama saya Raisha jangan lupa ya om di ingat, kalau nanti ketemu lagi aku akan minta nomor ponsel nya" teriak Raisha dengan lantang dan yang pasti ngga tau malu Kamelia yang sejak tadi menguping pembicaran mereka hanya bisa geleng kepala heran dengan kelakuan sahabatnya itu dan entah sejak kapan Raisha jadi begitu agresif didepan laki laki kemudian dia menghampiri sahabatnya
"udah donk Sha kamu jangan malu maluin donk jaim dikit napa si ngga kaya biasanya deh kamu" tanpa menunggu jawaban Raisha dia langsung menarik lengan sahabatnya dan membawanya pergi karna banyak yang melihat mereka dengan heran.
.
.
Satu bulan kemudian
Raisha dan Kamelia sedang berada di Cafe dekat mall, mereka makan sambil istirahat setelah menghabiskan waktu untuk belanja dan nonton di bioskop. Mereka terlihat sedang membicarakan hal serius tanpa menyadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.
"Bos bukan kah hari jadwal meeting nya sudah selesai apakah anda akan kembali kekantor atau mau pulang" tanya Bastian sang asisten ia sudah bekerja dengan bos nya ini lebih dari 4 tahun jadi mereka sudah seperti teman saja
"kau pulanglah lebih dulu aku ada urusan sebentar ada hal yang ingin aku urus" ujarnya sambil matanya menatap intens wanita yang asa di depan nya.
"baiklah,, tadi nyonya Vero bertanya apakah anda akan pulang lebih awal atau tidak" ucapnya pelan tapi mampu didengar oleh lelaki itu.
"biarkan saja tidak usah kau jawab" jawabnya dengan datar entah mengapa semenjak hamil perempuan itu berubah menjadi bawel
"baiklah bos Arvan saya akan kembali ke kantor setelah ini, apakah nanti bos akan kembali ke kantor" jawabnya seraya bertanya kemudian ia berlalu dan sang atasan hanya mengangguk saja sambil memperhatikan wanita cantik yang mengajaknya kenalan di kampus satu bulan yang lalu.
Lelaki itu memandangnya dengan lekat dan tatapan yang intens andai wanita itu menyadari kehadirannya pasti akan merasa senang dan bangga karna diperhatikan oleh incaran nya tapi lelaki itu merasa heran kenapa ia jadi tertarik dengan gadis tersebut apa tidak salah dirinya yang manusia dingin ini akan mendekati gadis ini kemudian ia hanya menggeleng karna heran dengan jalan pikiran nya yang aneh
"dasar cabe cabean bukan nya kuliah malah keluyuran tidak jelas" gumamnya dalam hati.
kemudian laki laki itu menghampirinya dan pura pura menjatuhkan dompetnya "shit !! Apa aku sudah gila" gumamnya dalam hati karna harus berpura pura seperti ini andai Bastian melihat nya dia pasti akan tertawa
Raisha yang sadar ada benda jatuh pun langsung menoleh kesamping dan mengambil dompet tersebut
"mas dompetnya ini jatuh" teriaknya gadis itu "dompet jatuh aja udah ga sadar dasar pria aneh" lanjutnya dalam hati tapi ia seperti pernah melihat pria ini tapi di mana, pikirnya
"aneh banget si mas nya di panggil kok ga noleh juga" sambung Lia kemudian ia juga merasa heran deng pria tersebut dan tanpa mereka sadari bahwa laki laki itu saat ini sedang menyunggingkan bibirnya karna berhasil caper dengan gadis ingusan itu
"mas budeg ya udah dipanggil kok gak noleh juga sih" teriak Raisha lagi. Arvan pun menoleh kebelakang dan sontak hal itu membuat Raisha dan Kamelia pun kaget namun dalam hati Raisha berucap sukur karna ia bisa bertemu lagi dengan pujaan hatinya. Ah mimpi apa dia semalam. Sorak nya dalam hati.
Kemudian Arvan pun menghampirinya dan itu membuat jantung Raisha berdegub dengan kencang namun Raisha berusaha menetralkan degub jantungnya yang menggila dan rasa gugup yang menghampiri diri nya sungguh apakah ini yang namanya jodoh, batin Raisha
"sesuai janji aku minta no hp nya"
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Budi Paryanti
😅😅😅😅 aq syuka sama sifat ceria raisya.....ceplas ceplos xa lucu bgt dan kesan natural sesuain dengan usia xa👍🏻
2024-11-30
0