Arvan dan Raisha meninggalkan papa Abbas yang masih mematung di tempatnya mungkin dia ingat siapa lelaki itu tapi masih lupa lupa ingat bahkan dia tidak sadar bahwa sang istri telah berada di dekat nya sambil membawa nampan berisi minuman. Mama Tari merasa heran dengan suami nya yang malah terlihat melamun sedangkan Raisha dan pacar nya telah pergi entah kemana, kemudian ia menyapa sang suami
"pa kok malah ngelamun sih, emang si Raisha udah pergi sama si Arvan" tanya mama Tari sedangkan papa Abbas hanya mengangguk bingung
"lah papa kenapa sih kaya orang linglung gitu emang ada apa" tanya mama Tari lagi dia benar benar heran dengan suami nya ini
"papa cuma lagi mengingat ingat nama Arvan Wijaya kaya pernah denger tapi dimana kata putri kita dia pebisnis terkenal ma" jawab sang papa kemudian ia mengambil minuman yang ada di depan nya
"Oh jadi nama nya Arfan Wijaya berarti dia pebisnis muda yang terkenal itu pa masa papa gak ingat orang nama nya juga sering di sebut kan di majalah bisnis yang papa baca" terang sang mama tapi dia seperti mengingat sesuatu
"ehh bukan nya Arvan Wijaya itu udah nikah kan beberapa bulan lalu" lanjut sang mama dan mendengar ucapan istri nya ia pun menoleh pada sang istri
"dari mana mama tau kalau Arvan Wijaya udah nikah" cecar sang papa dia ingin jawaban yang jelas dari istri nya itu
"ya kan mama nonton televisi pa berita nya juga udah lama sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu gitu" terang nya pada sang suami dan ia mendengar suami nya menghela nafas nya dengan kasar
"anak kita sudah tau apa belum itu ma kenapa dia mau sama pria beristri atau jangan jangan dia ngga tau, mending nanti kalau dia pulang mama tanya sama dia baik baik papa gak mau kalau anak papa jadi pelakor ma" ucap papa Abbas panjang lebar tanpa koma.
"iya pa nanti papa akan tanya sama Raisha siapa tau dia belum tau atau mungkin emang rumah tangga nya dia emang sedang gak baik baik kali pa" ucap mama Tari
"ya walaupun lagi gak baik baik tapi itu gak di benarkan lah ma sama aja dia menarik putri kita ke dalam masalah rumah tangga nya dan papa gak mau orang orang nilai putri kita dengan buruk" ucapan papa Abbas di benarkan oleh mama Tari walau bagaimanapun Raisha adalah anak satu satu nya dan dia tidak mau anak nya terluka hanya karna lelaki.
.
.
.
Raisha dan Arvan kini telah sampai di depan apartemen milik lelaki itu tadi mereka sempat berhenti di supermarket untuk belanja bahan makanan Raisha membeli nya sendiri sedangkan Arvan menunggunya di dalam mobil lagian mana mau Arvan ikut belanja dia takut ada yang mengenali nya apalagi dia masih jadi suami orang awal nya gadis itu menolak untuk turun tanpa dirinya namun setelah di bujuk akhirnya dia mau walaupun dengan wajah yang di tekuk karna cemberut
"udah dong sayang jangan cemberut terus kaya gitu jelek tau" goda Arvan pada sang kekasih sedang yang di goda hanya mendengus sebal
"biarin emang aku jelek, lagian kamu tuh kayak bos mau makan tapi gak mau berkorban" gerutu nya
"ya lain kali aku temenin kok tadi kan aku ga bawa masker sama topi nanti kalo ada yang kenal sama aku terus ibu ibu pada ngerubungin aku gimana emang kamu rela" bujuk Arvan agar gadis nya ini tidak merajuk terus memang harus extra sabar ngadepin cabe cabean ucapnya dalam hati
"iya kali ini aku maafin tapi lain kali nggak ya" ucap Raisha mereka berdua memasuki lift yang menuju unit apartemen Arvan sambil bergandengan tangan dengan mesra dan sesekali bercanda walaupun Arvan sudah kembali ke setelan awal yang pendiam karna merasa sudah berhasil membujuk sang kekasih.
Begitu masuk lelaki itu langsung menaruh belanjaan nya di dapur dan mengambil minuman dingin yang ada di kulkas untuk dirinya dan gadis nya itu.
Begitu sampai di ruang tamu ia melihat gadis nya yang duduk sambil nyender di sofa dan sedang melihat ponsel nya kemudian ia merebut ponsel sang kekasih dan melihat nya namun tidak lupa ia menyerahkan minuman dingin untuk sang kekasih dan setelah itu ia melihat layar ponsel yang menyala ternyata ia melihat gadis nya ini sedang berbalas pesan Aditya kemudian ia mendengus
"aku udah bilang jangan deket deket sama pria lain tapi kenapa masih chatting sama dia" cecar nya pada sang kekasih dan yang di tanya mendadak gelagapan dan gugup sambil nyari alasan di dalam hati nya. Sial sial huh.
"aku kan gak cuma chatting sama dia mas ku sayang, sama Lia juga coba deh kamu lihat kalau ga percaya" rayu nya pada sang kekasih sambil menunjukan puppy eyes nya
"ok kali ini aku maaf kan tapi kamu harus saya hukum" ucap nya kemudian lalu tanpa aba aba ia langsung meraih tengkuk sang kekasih dan mencium nya dengan sangat menuntut dan memberikan lumat*n kemudian ia menggigit bibir sang kekasih agar memudah kan mengakses lidah nya setelah puas mencium bibir sang kekasih kemudian ciuman itu turun ke leher, menj*lat nya dan menggig*t nya sehingga menimbulkan bekas merah dan satu desah*n lolos dari bibir sang kekasih membuat nya semakin semangat untuk mencumbu sang kekasih tidak lupa tangan nya membuka kancing kemeja sang kekasih dan merem*s dad* sang kekasih sehingga membuat gadis nya lagi lagi mengerang sungguh ini hukuman yang sangat nikm*t menurut Raisha.
Setelah memberi hukuman pada sang kekasih kemudian ia menuju ke dapur dan menyuruh sang kekasih untuk memasak untuk nya
"emang pengin banget gitu makan masakan aku" tanya Raisha jujur saja ia malas untuk memasak
"emang apa salah nya kalo aku pengin makan masakan mu atau kamu pengin aku makan kamu aja" goda Arvan dan itu membuat pipi Raisha bersemu merah karna ucapan vulgar sang kekasih
"bisa gak si ga usah goda aku mulu bikin aku malu aja, lagian aku takut masakan aku gak enak aku kan jarang masak" ucap nya untuk mencari alasan pada sang kekasih lalu Arvan memeluk nya dari belakang sambil membisikkan telinga nya
"aku emang sudah tau kamu gak bisa masak tapi kamu harus belajar sebelum menjadi nyonya Arvan" ia memeluk erat perut sang kekasih sambil mengusap nya dengan lembut dan karna perbuatan nya itu membuat Raisha menggeliat ada perasaan asing yang tak bisa ia jelaskan karna ia tak pernah seintim ini dengan lelaki
"udah ah jangan goda aku mulu katanya mau masak nanti kapan selesai nya" ucap Raisha ia mencoba menghentikan aktivitas ini karna sangat berbahaya untuk tubuh nya yang bereaksi tidak jelas
"ya udah biar cepat selesai aku akan membantu mu, emang kamu mu masak apa" tanya Arvan
"emm aku mau masak spaghetti bolognese" ucap nya dengan nyengir gak jelas dan Arvan hanya menghembuskan nafas nya dengan kasar
"ya terserah kau saja " kemudian ia membantu sang kekasih untuk menyiapkan bahan nya dan setelah selesai mereka langsung menyantap nya.
Mereka menghabiskan waktu seharian di dalam apartemen dengan sesekali bercumbu mesra bahkan saat Raisha ingin pulang pun tidak di perbolehkan oleh lelaki itu dengan alasan karna ia akan keluar kota beberapa hari.
Sedangkan di rumah sang istri menunggu dengan gelisah karna sudah seharian ini dia tidak memberi nya kabar sama sekali
"sebenar nya kamu ada di mana mas"
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments